KH
Bisri Musthofa menyatakan:
Apakah
karena hadits ini maka saudara sampai hati mengatakan bahwa perbuatan Utsman
bin Affan yang memerintahkan adzan jum’at dua kali itu dholalah?[1]
Tim
penulis LBM Jember
Komentarku
( Mahrus ali ):
Memang
begitulah ajaran saya dulu ketika saya
di pesantren salafiyah langitan dan ketika
saya mengajar di pesanteren Yapi Bangil. Saya juga dengar dari teman –
teman di Mekkah juga begitu. Tapi ada baiknya
bila kita ini mulai mengkaji lagi hadis tentang adzan pertama Jumat yang
katanya sayyidina Usmanb yang mengadakannya.
Hadisnya sbb:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ
بْنَ يَزِيدَ يَقُولُ إِنَّ الْأَذَانَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِينَ
يَجْلِسُ الْإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ فِي عَهْدِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ فِي خِلَافَةِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ وَكَثُرُوا أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ
الثَّالِثِ فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ
Bercerita
kepada kami Muhammad bin Muqatil, lalu
berkata: Bercerita kepada kami Abdullah, lalu berkata: Bercerita kepada kami Yunus dari Zuhri
berkata: Aku mendengar Assaib bin
Yazid berkata: Dulunya adzan Jumat itu ketika Imam duduk ( di mimbar
) pada hari jumat di masa Rasulullah , Abu Bakar dan Umar ra. Ketika hilafah
Usman bin Affan ra, dan orang –
orang tambah banyak, Usman memerintah pada hari Jumat untuk membacakan adzan
ketiga. lalu di bacakan adzan di Zaura`
( di pasar ). Lalu hal itu membudaya.
Hr
Bukhari 912, 810 Tirmidzi 516 Nasai
1292, Ibnu Majah dan Imam Ahmad juga meriwayatkannya.
Dalam
sanadnya terdapat perawi bernama Yunus,
Jadi di tinjau dari segi sanadnya hadis tsb tidak bisa di buat pegangan.
وَ قَالَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَوْفٍ ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ: قَالَ
وَكِيْعٌ: رَأَيْتُ يُوْنُسَ بْنَ يَزِيْدَ اْلأَيْلِى وَ كَانَ سَيِّىءَ الْحِفْظِ.
قَالَ أَحْمَدُ: سَمِعَ مِنْهُ وَكِيْعٌ ثَلاَثَةَ أَحَادِيْثَ.
Muhammad
bin Auf berkata dari Imam Ahmad bin
Hambal : Waki berkata: Yunus bin Yazid Al aili jelek hepalannya.
Imam
Ahmad berkata: Waki` mendengar tiga hadis dari padanya.
قَالَ أَبُو بَكْرٍ اْلأَثْرَمُ:
أَنْكَرَ أَبُو عَبْدِ اللهِ عَلَى يُوْنُسَ ، وَ قَالَ: كَانَ يجَىِءُ عَنْ سَعِيْدٍ بِأَشْيَاءَ لَيْسَ مِنْ حَدِيْثِ سَعِيْدٍ وَ
ضَعَّفَ أَمْرَ يُوْنُسَ ،
Abu
bakar al atsram berkata: Imam Ahmad – Abu Abdillah ingkar sekali kepada Yunus.
Dia pernah meriwayatkan hadis dari Said yang bukan hadis Said. Dan Imam Ahmad
juga menyatakan Yunus lemah.
فِى حَدِيْثِ يُوْنُسَ ابْنِ
يَزِيْدَ مُنْكَرَاتٌ عَنِ الزُّهْرِىقَالَ: رَوَى أَحَادِيْثَ مُنْكَرَةً. وَ قَالَ
مُحَمَّدٌ بْنُ سَعْدٍ: كَانَ حُلْوَ الْحَدِيْثِ ، كَثِيْرَهُ ، وَ لَيْسَ بِحُجَّةٍ
، رُبَّمَا جَاءَ بِالشَّىْءِ الْمُنْكَرِ.
Hadis
riwayat Yunus bin Yazid dari Zuhri banyak kemungkaran. Dia juga sering
meriwayatkan hadis mungkar.
Muhammad
bin Saad berkata: Dia manis bicaranya,banyak
omong dan tidak boleh di buat pegangan.
Terkadang mendatangkan hadis mungkar. [1]
Hadis
tentang adzan pertama di hari Jum`at sama sekali tidak di cantumkan oleh Imam
Muslim dalam kitab sahihnya, bahkan
beliau tidak kenal kepadanya atau kenal tapi kurang valid hingga
beliau tidak meriwayatkannya. Dan
setahu saya hanya Assa`ib bin Yazid yang meriwayatkannya. Jadi sangat aneh sekali bila masalah Adzan pertama di
hari Jumat tiada sahabat yang menyatakan
seperti itu. Mestinya banyak kalangan mereka yang tahu. Anehnya lagi,
Imam Malik tidak meriwayatkannya,.
Pada hal
beliau adalah tokoh ulama
darul hijrah – Medinah al Munawwarah. Apakah mungkin sekelas Usman bin
Affan berani membuat kebid`ahan ? Ini tak perlu langsung di jawab, tapi di renungkan dulu.
Imam Styafii
juga tidak menganjurkan adzan pertama.
وَقاَلَ الشَّافِعِي -فِيْمَا حَكَاهُ ابْنُ عَبْدِ اْلبَرِّ -: أَحَبُّ
إِلَيَّ أَنْ يَكُوْنَ اْلأَذَانُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ حِيْنَ يَجْلِسُ اْلإِمَامُ
عَلَى الْمِنْبَرِ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِذَا قَعَدَ أَخَذَ الْمُؤَذِّنُ فِي اْلأَذَانِ
، فَإِذَا فَرَغَ قَامَ فَخَطَبَ ، قَالَ: وَكَانَ عَطَاءٌ يُنْكِرُ أَنْ يَكُوْنَ
عُثْمَانُ أَحْدَثَ اْلأَذَانَ الثَّانِي ، وَقَالَ: إِنَّمَا أَحْدَثَهُ مُعَاوِيَةُ
Imam Syafii berkata sebagaimana di
kisahkan oleh Ibnu Abdil bar: Aku lebih senang
adzan Jumat di lakukan ketika Imam duduk di atas mimbar dan di muka Imam tsb. Bila imam telah duduk, maka muaddzin mengumandangkan adzan. Bila selesai, sang imam berdiri lalu berhutbah.
Beliau
berkata: Imam Atha` tidak percaya bila Usman bin Affan yang membikin adzan kedua ( maksudnya adzan
pertama ). Tapi Muawiyahlah yang berbuat sedemikian. [2]
HR Abd Razzaq.
قَالَ: وَرَأَيْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ لاَ يُؤَذَّنُ لَهُ حَتىَّ يَجْلِسَ
عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَلاَ يُؤَذَّنُ لَهُ إِلاَّ أَذَانٌ وَاحِدٌ يَوْمَ الْجُمْعَةِ.
Saya
melihat adzan waktu Ibnuz Zubair ketika beliau duduk di atas mimbar dan hanya adzan sekali pada hari Jum`at. HR Abd Razzaq. [3]
Komentarku
( Mahrus ali ): Ibnuz zubair adalah
pemimpin kaum muslimin di Mekkah di saat Hajjaj berkuasa dan beliau masih menggunakan satu adzan
tanpa adzan pertama.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ: إِنَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذَا قَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ أَذَّنَ بِلاَلٌ ، فَإِذَا
فَرَغَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْ خُطْبَتِهِ اَقَامَ
الصَّلاَةَ ، وَاْلاَذَانُ اْلأَوَّلُ بِدْعَةٌ.
Dari
Ibnu Umar ra berkata: Sesungguhnya Rasulullah bila
duduk di mimbar jumat, maka Bilal
membaca adzan. Bila beliau telah selesai
berhutbah, maka Bilal membaca qamat. Untuk adzan pertama adalah bid`ah.
وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنُ بْنُ زَيْدٍ بْنُ أَسْلَمَ: لَمْ يَكُنْ
فِي زَمَانِ النَّبِيّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِلاَّ أَذَانَانِ: أَذَانٌ
حِيْنَ يَجْلِسُ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَأَذَانٌ حِيْنَ تُقَامُ الصَّلاَةُ. قاَلَ:
وَهَذَا اْلأَخِيْرُ شَيْءٌ أَحْدَثَهُ النَّاسُ بَعْدُ
Abd
Rahman bin Zaid bin Aslam menyatakan: Di masa Nabi hanya
ada dua adzan ( adzan dan qamat ). Adzan ketika beliau duduk di mimbar dan adzan lagi ketika
qamat.
Beliau
berkata: Untuk yang akhir ( adzan pertama ) adalah bid`ah yang di lakukan oleh
manusia. HR Ibnu Abi Hatim.
Sofyan
tsauri berkata:
وَاْلأَذَانُ الَّذِي كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ - صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ أَذَانٌ وَأِقَامَةٌ ، وَهَذَا
اْلأَذَانُ الَّذِي زَادُوْهُ مُحْدَثٌ.
Adzan
di masa Rasulullah , Abu bakar dan Umar cukup
dengan adzan dan qamat. Untuk adzan pertama yang mereka tambahkan adalah
bid`ah.
Al albani menyatakan:
وَكَأَنَّهُ لِذَلِكَ كَانَ عَلِيٌّ
بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ بِالْكُوْفَةِ يَقْتَصِرُ عَلَى
السُّنَّةِ ، وَلاَ يَأْخُذُ بِزِيَادَةِ عُثْمَانَ ؛ كَمَا فِي (( اْلقُرْطُبِي
))
Seolah karena itu, Ali bin Abu Thalib ra di Kufah melakukan
adzan sesuai dengan sunnah dan tidak mau
melakukan tambahan Usman
sebagaimana dalam kitab al qurthubi.
[4]
Ibnu Umar berkata:
وَاْلأَذَانُ اْلأَوَّلُ بِدْعَةٌ
))
Adzan jumat yang pertama adalah bid`ah.HR Abu Thahir
dalam kitab fawaidnya 229/1-2.
Memang ada pula ruwayat Bukhari tentang penambahan Usman
terhadap adzan jumat yaitu adzan pertama namun banyak kalangan ulama yang
menyatakan bid`ah dan hanya dari satu jalur
yaitu Assa`ib bin Yazid dan tiada
sahabat lain yang meriwayatkannya dan ini termasuk riwayat yang nyeleneh
tiada sahabat lain yang mendukungnya.
Dan ini tanda kelemahannya.
Ibnu hajar menyatakan:
فِيْهِ نَظَرٌ فَإِنَّ الْخَلِيْلِي
لَمْ يَحْكُمْ لَهُ بِالصِّحَّةِ ، بَلْ صَرَّحَ بِأَنَّهُ يَتَوَقَّفُ فِيْهِ وَلاَ
يَحْتَجُ بِهِ وَاللهُ أَعْلَمُ.
Hadis yang nyeleneh itu oleh Imam Kholili tidak di nyatakan
sahih, tapi beliau menyatakan masih no commend dan tidak boleh di buat pegangan, Wallahu
a`lam. [5]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis tentang penambahan Usman pada adzan jumat adalah nyeleneh dan
hanya dari sahabat Assaib dan tiada
sahabat lain yang meriwayatkannya.
Kita kembali kepada hadis sahih yang menyatakan adzan
jumat cukup sekali. Dan inilah tuntunan
yang asli. Ingatlah firman Allah:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya Rasul lullah saw, ullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan: Mesin
pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
[1] Mausuah ruwatil hadis 7919.
[2] Fathul bari libni Rajab 205/6
[3] Fathul bari
libni Rajab 205/6
[4] Al ajwibah 6/1
[5] Annukat 70 /1
[1] http://irdy74.multiply.com/reviews/item/44
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan