KH Bisri Musthofa menulis:
Saya pernah dengar hadits:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Semua bid’ah itu sesat
Tetapi saya juga dengar dari kyai-kyai
katanya bid’ah itu ada bid’ah hasanah dan ada bid’ah sayyiah, mana itu yang
benar?
Kalau bid’ah Dholalah itu lafadnya
umum, tiap-tiap lafad umum yaitu biasanya kemasukan takhsis, contohnya:
Hadits:
كُلُّ شَيْئٍ خُلِقَ مِنَ اْلمَاءِ
Segala sesuatu itu dibikin dari air
Apakah malaikat juga dibikin dari
air? Iblis apakah dari air?
Hadits:
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
Segala yang memabukan itu khomer, dan
semua khomer itu haram
Kecubung itu memabukan, apakah itu
juga namanya khomer? Khomer bagi orang yang مُضْطَرٌّ apakah juga haram hukumnya?
Hadits:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ
رَعِيَتِهِ
Semua kamu itu penggembala, dan
semua kamu itu ditanya dari hal ro’iyahnya
Apakah orang gila dan orang makruh, juga
masuk dalam hadits ini? Kesemuanya itu dijawab tidak? Demikian pula kalau
bid’ah dholalah. Apakah karena hadits ini maka saudara sampai hati mengatakan
bahwa perbuatan Utsman bin Affan yang memerintahkan adzan jum’at dua kali itu
dholalah? Dan Umar bin Khottob yang menjalankan tarawih dua puluh rakaat itu
juga dholalah? Baca Barzanji yang isinya sejarah Maulid Nabi itu juga dholalah?
Mendirikan pondok pesantren dan madarasah itu juga dholalah? Dan saudara
sendiri yang tidak dholalah. Apalagi kalau menurut riwayat yang diriwayatakan
oleh Ad Dailamy Fi Musnadil Firdausi, hadits itu berbunyi:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ إِلاَّ فِي عِبَادَةٍ
Kami persilahkan melihat Kunuzul
Haqoiq fi Hadits Khoirul Kholaiq juz Tsani Shohifah 39.
Bagaimana kebenaran hadits berikut?
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هذَا مَا َليْسَ
مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Hadits itu memang benar diceritakan
oleh Bukhori wa Muslim wa Abi Dawud wa Ibnu Majah dari Aisyah, akan tetapi
perhatikanlah benar-benar terjemahannya! “Barang siapa mengada-ada (menimbulkan)
di dalam agama kita ini, sesuatu yang tidak bersumber darinya, maka ia ditolak”.
Lalu apalagi yang saudara maksud? Kalau kita mengerjakan sholat shubuh empat
rakaat, atau sholat mayit pakai ruku’, sujud, itu memang ditolak, sebab yang
demikian itu tidak ada sumbernya dari agama. Adapun yang ada sumbernya dari
agama, sebagaimana masalah-masalah yang disebut dimuka (adzan jum’at dua kali, tarawih
dua puluh rakaat dan lain sebagainya) ia tidak termasuk yang ditolak.
Sesungguhnya apakah yang disebut
bid’ah itu?
Memang arti Bid’ah ini sesungguhnya
harus ditanyakan terlebih dahulu, sebelum disodorkannya hadits:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Bid’ah itu ada dua macam:
1. Bid’ah
syar’iyah
2. bid’ah
lughowiyah.
Tiap-tiap ucapan, perbuatan atau
i’tikad yang tidak bisa disaksikan kebenarannya oleh ushulis syar’iyah (Al
Kitab, Sunah, Al Ijma’, Qiyas) maka itu Bid’ah Mardudah. Inilah yang dimaksud
oleh haditsnya Aisyah tersebut di atas. Ini pula yang disebut Bid’ah Syar’iyah.
Adapun Bid’ah lughowiyah, yaitu
segala yang belum pernah terjadi pada zaman Rasululah SAW. Bid’ah lughowiyah
terbagi menjadi lima:
• Bid’ah
Wajibu Ala Kifayah, misal mempelajari Al Ulumul Arabiyah sebagai alat masuk
memahami Al-Qur’an Dan Hadits.
• Bid’ah
Muharromah, misanya seperti I’tiqod dan hal ihwal ahli bid’i yang bertentangan
dengan thoriqoh Ahli Sunnah Wal Jama’ah.
• Bid’ah
Mandubah, yaitu perbuatan-perbuatan yang baik tidak terjadi pada zaman
Rasulullah SAW.seperti mendirikan madrasah-madrasah untuk memudahkan cara-cara
memberi pelajaran agama kepada murid-murid.
• Bid’ah
Makruhah, misalnya seperti menghias masjid dengan hiasan yang berlebih-lebihan.
• Bid’ah
Mubahah, sepeti bermewah-mewah dalam makan minum.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Anda menyatakan:
Hadits:
كُلُّ شَيْئٍ خُلِقَ مِنَ اْلمَاءِ
Segala sesuatu itu dibikin dari air
Saya kira anda orang alim,pengasuh
pondok pesantren, masak tidak memahami bahwa
kalimat tsb bukan hadis lalu anda berani menyatakan hadis, siapakah
sahabat yang meriwayatkan dan di kitab apa, ia di cantumkan dalam kitab – kitab
hadis. Barang kali anda tidak
sengaja atau lupa atau salah menulis. Dan yang terahir ini, lebih layak di katakan
untuk anda dan lain anda. Sebab, semua orang ingin benar dan selalu menghindari
kekeliruan atau kealpaan. Setahu saya ada ayat
yang mirip dengannya sbb:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ
الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ(30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Atau blog bahasa arabku http://mahrusaliindonesia.blogspot.com/
blog ke tiga
Peringatan:
Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah: mantan kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan