Idrus Ramli menyatakan lagi:
Israil dari Abi Ishaq dari
Al-Haitsam bin Hans, seperti riwayat Ibnu Sunni dalam Amal al- Yaum Wa
al-lailah.
Komentar (Mahrus Ali):
Tulisan Arabnya adalah sebagai
berikut:
عَمَلُ اْليَوْمِ وَالَّليْلَةِ لابْنِ
السُّنيِّ – (ج 1 / ص 321)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَالِدٍ بْنِ
مُحَمَّدٍ اْلبَرْذَعِي ، ثَنَا حَاجِبٌ بْنُ سُلَيْمَانَ ، ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ
مُصْعَبٍ ، ثَنَا إِسْرَائِيْلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنِ الْهَيْثَمِ بْنِ
حَنْشٍ، قَالَ : كُنَّا عِنْدَ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ،
فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : « اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ
إِلَيْكَ. فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ :
فَقَامَ فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ (1) »
Bercerita kepada kami, Muhammad bin
Khalid bin Muhammad Barda’I, bercerita kepada kami Hajib bin Sulaiman, Mohamed
Ben-Mus’ab, bercerita kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al Haitsam bin
Hanash, mengatakan, “Kami di sisi Abdullah ibnu Umar, lalu kakinya kesemutan,
kemudian seorang lelaki berkata kepadanya, “Sebutlah orang yang paling kamu
sukai.’” Dia berkata, “Engkau, wahai Muhammad.”
Perawi berkata, “Dia berdiri seolah-olah dia terlepas dari ikatan.”
Perawi berkata, “Dia berdiri seolah-olah dia terlepas dari ikatan.”
Komentar (Mahrus Ali):
وَالْهَيْثَمُ بْنُ حَنَشٍ مَجْهُوْلُ
اْلعَيْنِ، قَالَ الْخَطِيْبُ فِي (اْلكِفَايَةِ ص88)
« الْمَجْهُوْلُ عِنْدَ أَصْحَابِ
الْحَدِيْثِ كُلُّ مَنْ لَمْ يَشْتَهِرْ بِطَلَبِ اْلعِلْمِ فِي نَفْسِهِ، وَلاَ
عَرَفَهُ اْلعُلَمَاءُ بِهِ» وَذَكَرَ مِنْهُمْ الْهَيْثَمَ بْنَ حَنَشٍ.
أَحَادِيْثُ يَحْتَجُّ بِهَا
الشِّيْعَةُ آخِرَ نُسْخَةٍ – (ج 1 / ص 232)
Al Haitsam bin Hansy adalah perawi
yang tidak dikenal identitasnya. Al Khathib berkata dalam kitab Al Kifayah,
halaman 88. Orang yang majhul (tidak dikenal) menurut ahli hadits adalah setiap
orang yang tidak dikenal dalam mencari ilmu oleh para ulama. Di antara mereka
adalah Al Haitsam bin Hanasy. (Lihat Ahadits Yahtajju
biha Syi’ah 232/1)
Komentar (Mahrus Ali):
Biasanya, di kalangan para ulama
ahli hadits, apabila didapati perawi yang tidak dikenal, maka haditsnya
ditinggalkan, atau dikatakan sebagai hadits palsu, bukan lemah, hasan, apalagi
sahih.
Hadits tersebut terdapat dalam kitab
sbb:
الْكَلِمُ الطَّيِّبُ [ جُزْءُ
1 – صَفْحَة 173 ]
236 – عَنِ الْهَيْثَمِ بنِ حَنَشٍ قَالَ :
اْلأَذْكَارُ النَّوَوِيَّةُ- يَحْيَى بْنُ شَرَفِ النَّوَوِي ص 305 :
236 – عَنِ الْهَيْثَمِ بنِ حَنَشٍ قَالَ :
اْلأَذْكَارُ النَّوَوِيَّةُ- يَحْيَى بْنُ شَرَفِ النَّوَوِي ص 305 :
Al Kalimut Thoyyib,
juz 1 halaman 173
Al Adzkar An Nawawiyah,
Yahya bin Syaraf An Nawawi, halaman 305.
Dan, dikatakan lemah pula.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan