Minggu, Mei 22, 2011

Kemungkaran yang sangat di malam lailatul qadar

Di tulis oleh H Mahrus ali
Pasar malam di malam 21 Ramadan ke atas. 

GRESIK - Ribuan warga diperkirakan bakal memadati tradisi Malam Selawean (hari ke-25) bulan Ramadhan, Rabu (24/9) malam ini. Ratusan pedagang kagetan berlomba mengais rezeki sepanjang Jl Sunan Giri hingga lokasi makam Sunan Giri, Gresik.

Pengunjung Malam Selawe bisa mencapai ribuan. Mereka biasanya datang sejak hari malam selikuran (malam ke-21 - red). Sebagian besar bertujuan utama memburu lailatul qodar dengan berziarah ke makam Sunan Giri, di Desa Giri Kecamatan Kebomas, Gresik.

"Kalau pedagang sudah mendirikan stan sejak pertengahan bulan Ramadhan. Namun puncaknya ya malam selawe ini," kata Ny Musarofah (37) warga Jl Sunan Giri yang juga mendirikan stan dadakan berjualan mainan anak-anak, Selasa (23/9).

Setiap malam Selawean, lanjut Ny Musarofah, ribuan orang berziarah ke makam Sunan Giri. Momentum itu yang lantas dimanfaatkan sejumlah pedagang menawarkan aneka oleh-oleh  atau kebutuhan yang lainnya. "Maka dari itu, ratusan pedagang menyediakan bermacam-macam dagangan  mulai dari makanan, pakaian hingga kopiah,”paparnya.

Sejak kapan tradisi Malam Selawean ini mulai berlangsung? Tidak ada warga yang tahu pasti. HU Mardiluhung, salah satu pemerhati budaya asal Gresik menyatakan, tradisi Malam Selawean diwariskan turun temurun sejak zaman Sunan Giri.  Namun Mardiluhung menyatakan tradisi itu menyebar dari mulut ke mulut.

Setelah Malam Selawean, rangkaian kegiatan bulan Ramadhan dilanjutkan dengan pembukaan  Pasar Bandeng akan digelar 27-28 September mendatang. Selain menyediakan ikan bandeng segar, pasar juga akan melelang bandeng kawak (besar).

Panitia Pasar Bandeng, Sentot Supriyohadi, mengatakan, panitia menyediakan 200 stan untuk berjualan ikan bandeng. Selain itu juga menyediakan 900 stan untuk berjualan berbagai macam produk. “Ada dua kriteria bandeng yang dilelang. Bandeng tambak dan bandeng tangkapan," ujar Sentot, yang juga Kabag Perekonomian Pemkab Gresik, Selasa (23/9).

Kapolres Gresik AKBP R Nurhadi Yuwono menyatakan, polisi menggandeng warga untuk mengamankan dua momen tradisi yang bakal dibanjiri pengunjung itu. Saat Malam Selawean misalnya, polisi akan meminta para juru parkir ikut waspada mengamankan mobil dan motor yang telah dititipkan.

"Kami juga menggandeng tokoh-tokoh ulama agar Gresik tetap kondusif," kata AKBP R Nurhadi Yuwono, usai memimpin apel kesiapan Operasi Ketupat Semeru 2008 di Alun Alun Gresik. st3[1]

Sejarah Pasar Bandeng di Gresik Sejak Masa Sunan Giri

- Sejarah pasar bandeng di Gresik dimulai sejak masa Sunan Giri masih hidup. Pada bulan puasa Ramadhan banyak santri yang datang ke Giri Kedaton untuk belajar ilmu agama. Menjelang Lebaran Idul Fitri, sebelum pulang ke daerahnya masing-masing para santri tersebut menyempatkan diri berbelanja oleh-oleh untuk kerabat dan keluarga di rumah.
Biasanya mereka membeli bandeng sebagai oleh-oleh. Tradisi itu terus berkembang hingga sekarang. ”Para pedagang bandeng dari luar Gresik banyak yang ikut menjual bandeng di Gresik menjelang idul Fitri,” kata Kepala Humas Pemerintah Kabupaten Gresik, Mighfar Syukur, Selasa (9/10).
Pada perkembangannya timbullah ide membuat lelang bandeng setiap malam songolikuran (29) Ramadhan. Keramaian pasar bandeng terus berlanjut sampai sekarang. Tetapi kini bukan hanya bandeng yang dijual tetapi aneka kebutuhan lebaran seperti pakaian, makanan bahkan mainan juga ada.
Mighfar menyatakan dengan semakin berkembangnya segmentasi usaha bandeng ini maka petani bandeng memiliki beragam pilihan dan alternatif sesuai karakteristik lahan. ”Usaha budidaya bandeng masih prospektif untuk terus dikembangkan guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani,” ujar Mighfar.
Beberapa segmentasi budidaya bandeng diantaranya budidaya bandeng gelondongan, budidaya bandeng umpan, budidaya bandeng konsumsi dan budidaya bandeng kawak. Total produksi bandeng dari hasil budidaya pada tahun 2005 lalu mencapai 23.200 ton. Lahan yang digunakan untuk budidaya perikanan di Gresik mencapai 28.000 hektar atau 46 persen dari luas tambak seluruh Jawa Timur.
Dari 28.000 hektar lahan pertambakan, sebanyak  80 persen dialokasikan untuk budidaya bandeng dengan sistem monokultur atau hanya satu komoditas bandeng saja dan polikultur lebih dari satu jenis yakni tambak juga digunakan untuk budi daya bandeng dan udang atau bandeng dengan tawes atau tombro. (ACI)[2]

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sungguh sangat memperihatinkan budaya pasar  malam  di Giri atau Gresik , sebab banyak orang yang ingin mengejar lailatul qadar yang lebih baik dari pada seribu bulan , mereka mengejarnya dengan  menjalankan tahajjud , baca al quran , i`tikafan dll > tahu – tahu  orang – orang yang pergi ke pasar malam  bukan untuk cari pahala  , tapi sahwat nafsu  senggolan antara muda dan mudi , mempertontonkan kecantikan di muka lelaki lain , bahkan pergi ke sana dengan bawa  pacar . Namanya  pasar , sudah tentu kemaksiatan , kemungkaran  . Allah sangat murka kepadanya . Anehnya  para kiyai  di Giri dan Gresik tidak mampu merobah kemungkaran  tsb , diam seribu bahasa seolah para kiyai patung yang di puja . Saya  belum mendengar di kalangan mereka ingkar kepadanya  . Jadi mereka  ya`ni para kiyai dan rakyat  di Giri dan gresik termasuk ayat sbb :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ(78)كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.[3]

 Kasus banu Israil ini, di sebab kan masarakat melakukan berbagai kemungkaran dan orang – orang salehnya tidak tanggap lalu membiarkan kemungkaran meraja lela, lalu mereka terlaknat seluruhnya.

Mereka  tidak mampu melaksanakan hadis sbb :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran , robahlah dengan tangannya . Bila tidak mampu ,cukup  dengan lidahnya . Bila  tidak mampu cukup dengan hatinya  dan itulah iman yang paling lemah . [4]

Imam Bukhori meriwayatkan dari Abdullah bin Masud  bahwa   Rasulullah     SAW   bersabda :
مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الْإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ
Setiap Nabi  yang di utus oleh Allah kepada suatu umat sebelum aku memiliki beberapa hawari  dan para sahabat yang mengambil sunahnya dan mengikuti perintahnya . Setelah  mereka  tumbuhlah  beberapa generasi  yang  mengatakan apa yang tidak di perbuat  dan melakukan apa yang tidak di perintah. Barang siapa yang berjihad  dengan tangannya  , adalah mukmin . Barang siapa berjihad dengan lidahnya  adalah mukmin . dan barang siapa berjihad dengan  hatinya  adalah mukmin . Setelah itu tiada sedikitpun iman  dalam hatinya  sekalipun sebiji    SAW i . [5]

Mestinya pasar malam seperti itu  tidak di adakan , untuk apakah kemaksiatan di ulang tiap tahun , lalu kita tidak mengusulkan agar pasar  malam seperti itu di hentikan . Lihat sepuluh hari terahir , Rasulullah   ber i`tikaf sebagaimana hadis sbb :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّه عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
  Dari Aisyar ra  - istri Nabi SAW  , sesungguhnya Nabi SAW  ber I`tikaf di sepuluh hari terahir bulan ramadhan  hingga meninggal dunia  , lalu istri – istri beliau ber I`tikaf setelah itu . [6]
 
Makam sunan giri di dalam rumah itu



             Pintu Makam sunan Giri 
Gapura  makam sunan Giri 
Gapura makam sunan Giri .



                     Masjid sunan Giri tampak dari jauh

Makam sunan Giri tampak dari dekat. 
Komentarku : Bila  di kembalikan kepada  sariat Islam yang asli , maka bangunan  itu harus di ratakan dengan tanah  agar sesuai dengan tuntunan dan  kuburan  para  sahabat , ulama  salaf.





[3] Al maidah 78-79
[4] Muttafaq alaih
[5] HR Bukhori 50/ Iman . Ahmad / Musnad muksirin  minas sahabat / 4366/4388.
[6] Muttafaq alih ,
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. PENERAPAN AL QURAN DAN LAILATUL QADAR

    ‘…. Bagitiap-tiap masa (kerasulan) ada (diturunkan pedoman) Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan (ayat-ayat-Nya) apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (ayat-ayat baru apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Umulkitab (yang ada di Lauh mahfuzh). [QS. Ar-Rad, 13:38-39]

    Haa Mim. Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al-Qur'an kepadamu (Hai Muhammad), karena (hanya kaum) kamu adalah kaum yang melampaui batas?. [QS. Az-Zukhruf, 43:1-5]

    Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, yang (termuat di umulkitab yang tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. [QS.Al-Buruj, 85, 21-22]

    Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi (Muhammad) tentang apa yang telah ditetapkan Allah (amanah) padanya. (Sebagaimana Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai (suatu) SUNNAH ALLAH (sunnah-Nya) pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku (pada Muhammad dan para pengikutnya) [QS. At Taubah, 9:38]

    Peristiwa Lailatul Qadar itu hanya sekali turun yakni pada saat Nabi Muhammad SAW dianugerahi oleh Allah Ta'ala wahyu pertamanya dari Al Quran dan setelah itu tidak turun lagi. Selanjutnya jika kita, kaum Muslim yang kaffah dan istiqamah kemudian mampu memahami, menghayati dan yang penting sekali adalah menerapkan prinsip-prinsip ajaran Al Quran sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW maka kita Insya Allah juga akan memperoleh ampunan dengan pahala seribu bulan dari Allah Ta'ala.

    Lalu apakah ada para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berani menyatakan bahwa dirinya telah pernah dianugerahi Lailatu Qadar??

    http://www.kabarmakkah.com/2015/07/fakta-malam-lailatul-qadar-yang.html

    kajian lebih dalam soal Lailatul Qadar bisa dikaji pada a.l.:

    http://mantankyainu.blogspot.com/2011/08/menggapai-kemuliaan-di-malam-lailatul.html#comment-form

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan