Minggu, Mei 01, 2011

Kesesatan LBM NU Jember ke lima

Di tulis oleh Mahrus ali

Merayakan Hari Nasioanal 
Tim penulis LBM Jember menyatakan sbb :

Di sisi lain , pada saat ibn Baz bersama koleganya dalam komisi tetap fatwa wahabi Saudi arabia , mengeluarkan hukum bid`ah perayaan maulid  Nabi  , mereka justru membolehkan perayaan  hari nasional Saudi arabia , sebagai legitimasi hukum wahabi ( bukan hukum Islam ) terhadap kepentingan penguasa wahabi  di Saudi  ( lihat fatawa allajnah addaimah  3/88-89 .


Komentar penulis buku :
  Saya belum menjumpai  komisi tetap fatwa  dan irsyad Saudi arabia membolehkan  perayaan hari nasional Saudi sebagaimana di nyatakan oleh Tim penulis LBM Jember itu , entah dari mana mereka mengutipnya . Insya Allah apa yang di tuduhkan oleh Tim penulis LBM Jember tidak benar .
Setahu  saya  Doktor Abdullah bin Mahfuzh bin bih – mantam menteri pengadilan Muritania  yang memperbolehkan perayaan hari nasional .
Untuk komisi tetap fatwa  dan isyad Saudi arabia tetap mengharamkan sbb :



 (فَتْوَى رَقْمُ 9403- 3/59). اللَّجْنَةُ الدَّائِمَةُ لِلْبُحُوْثِ اْلعِلْمِيَّةِ وَاْلإِفْتَاءِ:
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، أَمَّا بَعْدُ:
أَوَّلاً: الْعِيْدُ ِاسْمٌ لِمَا يَعُوْدُ مِنَ اْلاِجْتِمَاع ِعَلَى وَجْهٍ مُعْتَادٍ، إِمَّا بَعُوْدُ السَّنَةَ أَوِ الشَّهْرَ أَوِ اْلأُسْبُوْعَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ، فَالْعِيْدُ يَجْمَعُ أُمُوْراً مِنْهَا: يَوْمٌ عَائِدٌ كَيَوْمِ عِيْدِ اْلفِطْرِ وَيَوْمِ الْجُمْعَةِ، وَمِنْهَا: اْلاِجْتِمَاعُ فِي ذَلِكَ اْليَوْمِ، وَمِنْهَا: اْلأَعْمَالُ الَّتِي يُقَامُ بِهَا فِي ذلَِكَ اْليَوْمِ مِنْ عِبَادَاتٍ وَعَادَاتٍ.
ثَانِياً: مَا كَانَ مِنْ ذَلِكَ مَقْصُوْداً بِهِ التَّنَسُّكُ وَالتَّقَرُّبُ أَوِ التَّعْظِيْمُ كَسْبًا ِلْلأَجْرِ، أَوْ كَانَ فِيْهِ تَشَبُّهٌ بِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ أَوْ نَحْوِهِمْ مِنْ طَوَائِفِ اْلكُفَّارِ فَهُوَ بِدْعَةٌ مُحْدَثَةٌ مَمْنُوْعَةٌ دَاخِلَةٌ فِي عُمُوْمِ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ، مِثَالُ ذَلِكَ اْلاِحْتِفَالُ بِعِيْدِ الْمَوْلِدِ، وَعِيْدِ اْلأُمِّ، وَاْلعِيْدِ اْلوَطَنِيِّ، ِلماَ فِي اَلأَوَّلِ مِنْ إِحْدَاثِ عِبَادَةٍ لَمْ يَأْذَنْ ِبهَا اللهُ، وَلِمَا فِي الثَّانِي وَالثَّالِثِ مِنَ التَّشَبُّهِ بِاْلكُفَّارِ، وَمَا كَانَ الْمَقْصُوْدُ مِنْهُ تَنْظِيْمَ اْلأَعْمَالِ مَثَلاً ِلمَصْلَحَةِ اْلأُمَّةِ وَضَبْطِ أُمُوْرِهَا، كَأُسْبُوْعِ الْمُرُوْرِ، وَتَنْظِيْمِ مَوَاعِيْدِ الدِّرَاسَةِ، وَاْلاِجْتِمَاعِ بِالْمُوَظَّفِيْنَ ِللْعَمَلِ، وَنَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا لاَ يُفْضِي إِلَى التَّقَرُّبِ بِهِ وَاْلعِبَادَةِ وَالتَّعْظِيْمِ بِاْلأَصَالَةِ، فَهُوَ مِنَ اْلبِدَعِ الْعَادِيَّةِ الَّتِي لاَ يَشْمَلُهَا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" فَلاَ حَرَجَ فِيْهِ، بَلْ يَكُوْنُ مَشْرُوْعاً، وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَاللهُ أَعْلَمُ.
Fatwa  nomer 9403 – 3/59 komisi tetap pengkajian ilmiyah dan fatwa :

Segala puji bagi Allah , sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada  Rasulullah  , keluarga  dan sahabatnya , Amma ba`duh .

Maksud hari ulang tahun adalah perkumpulan yang berulang – ulang  sebagaimana  budaya masarakat , adakalanya tiap tahun , bulan atau tiap minggu  dll .
Kalimat ulang tahun ini mencakup beberapa persoalan :
Hari ulang tahun seperti hari raya  atau hari jumat .
Ada kumpulan pada hari itu
Ada amal perbuatan ibadah atau adat istiadat di dalamnya .
1.    Ada hari ulang tahun yang bertujuan ibadah atau mendekat kepada Allah ,. mengagungkanNya  untuk mendapatkan pahala  atau  menyerupai pada kaum kafir atau suku , organisasi kafir  dan seterusnya maka  di katakan bid`ah yang terlarang  dan masuk dalam larangan hadis  Nabi 

"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang siapa yang bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya  maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .

Misal hal itu adalah perayaan maulid Nabi  , hari ibu dan hari nasional sebab termasuk membikin ibadah yang tidak di izini oleh Allah  dan hari ibu  dan hari nasional  termasuk menyerupai kepada non muslim .

Namun bila sekedar untuk menertibkan kerja atau managmennya  untuk kemaslahatan umat dan mengatur urusan mereka  seperti pekan lalu lintas , menertibkan jam belajar , berkumpul dengan para buruh  untuk kerja dan sesamanya yang  tidak sampai tergolong taqarrub , ibadah dan pengagungan , maka ia termasuk bid`ah biasa yang tidak terlang dalam hadis :
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ"
Barang siapa yang bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya  maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .

Jadi boleh saja , bahkan di anjurkan .
Kami mohon taufiq kepada Allah  dan semoga sholawat dan salam terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad , keluarga dan sahabatnya  , wallahu a`lam . [1]


 



[1] fatawa dan konsultasi ilam 75/17 .
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. ngaji kuran juga tidak boleh donk kalo be gi tu karena ayat suci di buku kan setelah syayidina rosul wafat...kapan syayidina rosul ngaji quran

    BalasHapus
  2. Bila al quran tidak di bukukan , maka terjemahan al quran ke dalam bahasa Indonesia juga tidak ada. Ahirnya ajaran al quran tidak di ketahui banyak umat lalu siapakah yang untung ? Otomatis setan dan non muslim. Dan kita ini mau berpegangan kepada apa bila al quran tidak di bukukan ? lalu apa yang kita baca? Apalagi kebanyakan kita baca al quran saja banyak yang tidak mampu.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan