Kamis, Mei 12, 2011

Masuk ormas atau partai bisa mendatangkan kesyirikan

Bahaya Hizbiyyah

Muhammad Al-Abadah

 

Tidak ada satupun yang lebih berbahaya bagi da'wah Islamiyah dewasa ini ketimbang Fanatisme Hizbiyah (Fanatik Golongan). Ia merupakan penyakit berbahaya yang bakal mencerai-beraikan ukhuwah Islamiyah. Ia pasti akan memutuskan ikatan-ikatan kuat tali ukhuwah, dan akhirnya akan mengotori kesuciannya.

Adakah dibenarkan seorang muslim menunjukkan wajah ceria, senyum lebar dan salam hangatnya hanya kepada orang satu kelompok atau satu jama'ah saja ..? Sementara kepada orang dari kelompok lain ia bermuka masam, bersikap dingin dan hambar ..? Adakah dibenarkan seorang muslim mengabaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan shahabat kelompoknya, sementara apabila orang lain melakukan kesalahan yang sama, ia rajin menggunjingkan dan menyebarluaskannya..?

Apabila seorang di antara anggota kelompok (hizbiyah) ini anda beri peringatan karena fikrah atau tashawwur (orientasi berfikir)nya menyimpang (munharif), maka ia akan segera memberikan pembelaan-pembelaan dengan dalih : "Ini hanyalah kekeliruan, tetapi tidak merusak prinsip".

Disebabkan fanatisme hizbiyah inilah maka anda lihat, seseorang tidak akan mau melakukan tela'ah, belajar atau menimba ilmu, melainkan hanya dari satu arah saja, yaitu hanya dari buku-buku, tulisan orang sekelompoknya dan dari orang-orang tertentu yang telah diwasiatkan tidak boleh belajar melainkan hanya kepada mereka.

Dari situlah lahir cakrawala berpikir sempit, dan manusia-manusia yang berkepribadian keji. Ia tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut pandang, dan tidak tahu menahu (persoalan) melainkan hanya pemikiran itu satu-satunya.

Namun, mengapa hizbiyah semacam ini bisa menyusup ke dalam shaf (barisan) da'wah ..? Siapakah pula pendukungnya sehingga ia tetap berlangsung ..?

Sesungguhnya telah jelas bahwa hizbiyah adalah suatu pola dari sebuah tarbiyah buruk yang dilakukan guna menangani penggarapan diri seorang manusia, kemudian dikatakannyalah padanya (bahwa) : "Kamilah kelompok paling afdhal, sedangkan selain kami, masing-masing mempunyai kekurangan itu ....". Semua itu karena setiap kelompok hizbiyah ingin menghimpun dan memperbanyak jumlah anggota.

Sebagai konsekwensinya, maka mereka harus menjatuhkan nama kelompok lain supaya orang jangan sampai masuk menjadi kelompok lain tersebut. Seakan-akan kita ini menjadi kelompok-kelompok kontetstan dari beberapa partai yang bersaing guna merebut kemenangan dalam suatu pemilihan umum. Sampai-sampai terkadang perlu membeli suara massa dengan klaim-klaim memikat dan dengan harta benda.

Dari tarbiyah seperti inilah, akhirnya seseorang harus sudah terpisah dari majlis-majlis para ulama atau orang-orang berilmu semenjak pertama ia menerjuni dunia da'wah atau ketika untuk pertama kalinya ia ingin mencari ilmu, sehingga ia tidak bisa mengenyam tarbiyah para ulama yang mentarbiyah dengan adab, akhlaq dan pengalaman mereka.

Kalau demikian keadaannya, maka niscaya dia bakal menyerap (ilmu) dari orang-orang yang aktif menjalankan amaliyah tarbiyah. Jika kebetulan orang itu memiliki ilmu dan tidak mempunyai ambisi kepemimpinan, bisa jadi tarbiyahnya mendekati benar. Tetapi seandainya orang-orang itu (ternyata) menyukai kedudukan atau dalam dirinya terdapat unsur penipuan ilmu, maka tentu, dari tarbiyah ini akan terlahir pemuda-pemuda buruk yang fanatik terhadap kelompok.

Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari penyakit ini, kecuali orang yang selalu mengambil perhatian sejak awal, dan mengerti bahwa ada beberapa bentuk tarbiyah yang secara pasti akan menunjukkan hizbiyah. Untuk itu dia akan merasa takut dan berusaha membentengi diri. Dia akan selalu mawas diri, selalu melihat ke belakang, selalu memperbaharui langkah-langkahnya dan selalu melakukan pembaharuan setiap saat, sehingga dirinya tidak terjatuh ke dalam cengkeraman penyakit berbahaya yang keburukan serta malapetakanya merajalela ini.

Diterjemahkan secara bebas dari majalah
Al-Bayan, No. 59 Rajab 1413H, Januari 1993M. hal. 46-47
[Majalah As-sunnah tanpa edisi]


Komentarku ( Mahrus ali ) :

           Bergolong – golong di kalangan kaum muslimin jelas di larang , karena ada ayat :


وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,  [1] Allah  juga berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا  وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.  [2]

Arti afarraqu  di situ di artikan bercerai berai , juga boleh di artikan bergolong – golong . Allah melarang kaum muslimin berkelompok – kelompok dan ia akan di senangi masarakat lalu di manfaatkan untuk mencari posisi di kalangan pengikut golongan itu lalu menjelekkan kepada  firqah ( kelompok ) lain . Ini yang menjadi realita lalu di manfaatkan oleh musuh – musuh Allah untuk memperjuangkan agama mereka dan mencari pengikut sebanyak – banyaknya. Para musuh  tidak takut kepada kaum muslimin karena sudah berkelompok - kelompok. Semakin banyak kelompok kaum muslimin , musuh  akan  bergembira . setan akan senang dan Allah semakin murka , lalu kapan kaum muslimin mendapat kemenangan dari Nya .
 Dalm suatu ayat , orang yang masuk ke suatu partai atau ormas adalah syirik  sebagaimana  ayat sbb :
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ(33)
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Rum 31-32

 Ayat itu menyatakan bahwa  manusia harus keluar dari ormas atau partai apapun supaya bias netral  dan tidak menjadi syirik karena ayat di atas . Ikutilah ayat dan jangan ikut orang banyak . Dlm  suatu hadis juga di jelaskan sbb :
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً وَافْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً
           Kaum yahudi terpecah belah menjadi 71 golongan . Seluruhnya di neraka kecuali satu kelompok. Dan kaum Nasrani  terpecah menjadi 72 sekte  seluruh nya di neraka kecuali satu. Dan umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Seluruhnya di neraka kecuali satu. Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah ! Siapakah  golongan yang selamat?  Rasul bersabda : “
 مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي
  Orang yang  berpegangan kepada  prilakuku dan sahabat –sahabatku sekarang “. [3]
   Karakter 72 kelompok  itu selalu tidak berlandaskan hadis atau Al quran  Banyak sekali manusia yang mengaku ikut kepada  kelompok yang selamat tanpa  dasar hadis atau Al quran tapi dengan hawa nafsu dan menuduh  orang yang bersebrangan dengannya  termasuk  ahli bid`ah dan sesat. Ini adalah tindakan sewenang  wenang dan tidak benar.   Ahlu hadis tidak mempunyai idola atau teladan  kecuali Rasul yang pembicaraan nya selalu di pantau wahyu. Perkataannya harus di benarkan  dan  harus taat kepadanya  dalam setiap perintahnya. Posisi  ini tidak di miliki oleh seluruh tokoh madzhab. Masing masing mereka  adalah manusia biasa yang terkadang keliru , salah dan benar. Pendapat nya boleh di benarkan  atau di pegang  juga boleh di lepaskan. Barang siapa  mengangkat  figur sebagai teladan . lalu orang yang cocok dengannya di anggap ahlus sunah dan yang bersebrangan  di anggap ahli bid`ah , jelas  keliru dan sesat.
   Golongan yang paling selamat adalah ahli hadis yang tidak memiliki tokoh teladan kecuali Rasulullah SAW. Mereka paling mengerti sabda  dan amal perbuatannya, mendalami tentang  hadis yang sahih dan lemah. Tokoh-tokohnya  paling mengerti makna dan maksud hadis lalu ittiba` dan cinta padanya . Mereka tidak membikin perkataan sebagai dasar agama selama tidak berdasarkan  hadis atau al quran. Tapi hadislah sebagai dasar agamanya. Perbedaan pendapat di kalangan masarakat baik dalam masalah akidah, sifat Allah , takdir. ancaman akhirat , amat ma`r uf  dan nahi mungkar selalu di kembalikan kepada Allah dan RasulNya  . Tidak mau mengikuti perkiraan atau  hawa nafsu  karena  ia  adalah kebodohan[4]









 





[1] Ali Imran    105
[2] Ali Imran    102  .
[3] Lihat Tafsir Al Baidhowi 470/2. Qurthubi 159/4. Addurul mantsur / 289/2. Abus suud 206/3. Al baghowi 333/1. Fathul qadir  370/1. Kasyfud dhunun 1039/1. Annasafi 355/1. Ruhul maani  68/8.  HR Abu D awud 3980. Tirmidzi / Iman /25064. Ibnu Majah /3981. Ahmad Baqi musnad muktsirin /8046.Dalam riwayat lain di sebut , golongan yang selamat adalah al jamaah. Penyusun kitab Misbahuz zujajah berkata : Sanad hadis sahih , perawi – perawinya terpercaya. Abu Ya`la  Al maushili  meriwayatkannya.Lihat misbahuz zujajah  3041. Ia juga di riwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya  6138. Imam  Tirmidzi menyatakan  hadis tsb hasan  sahih
[4] Majmuk fatawa libni Taimiyah /3/346.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan