Jumat, Juni 03, 2011

Sifat - sifat calon penduduk Surga

 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ َنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا فمَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidk ada yang bias menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bias member petunjuk (hidayah). Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk di sembah, kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba’du

Diantara sifat-sifat calon penduduk syurga
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ(15)ءَاخِذِينَ مَا ءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ(16)كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ(17)وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ(18) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ(19)
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman syurga dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka, sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik, mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian (orang miskin yang tidak meminta).
(Q.S. Ad-Dzariyat 15-19)
Keterangan : layak balasan bagi mereka, syurga yang penuh dengan kenikmatan sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya :
مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا(13(
“Didalamnya mereka duduk bertelakan diatas dipan, mereka tidak merasakan didalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan (Q.S. Insan 13)
Keterangan : Kenikmatan syurga yang tidak pernah dialami oleh seluruh manusia waktu di dunia sebagaimana Hadis Qudsi :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ : اََعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِيْنَ مَالَاعَيْنٌ رَاَتْ وَلَا اُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَاخَطَرَعَلىَ قَلْبِ بَشَرٍ فاَ قْرَؤُا اِنْ شِئْتُمْ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسً مَااُخْفِيْ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍ  (الطور ۲۲)
Nabi SAW bersabda : Allah Tabaraka wata’ ala berfirman “Aku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang sholih, apa yang belum pernah dilihat oleh mata, atau di dengar oleh telinga dan tidak terlintas dalam hati manusia bacalah” maka seseorang tidak mengetahui apa yang disimpan untuk mereka dari hal yang menerangkan mata (Q.S. At-Thur 22)
Penghuni surga  juga makan  daging dan  segala apa yang diinginkan  sebagaimana ayat :
وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ(22(
“Dan kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan (Q.S.At-Thur 22)
Keterangan : semua keinginannya langsung terpenuhi tidak ada berak / kencing bila kenyang maka berkeringat latas ditiup oleh angin yang berbau harum (misik).



Perintah Allah dalam Menuju Pengampunan dan Syurga
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ(133)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ(134)وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ(135)أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُخَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ(136)
 “Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari TuhanMu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang jika berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain daripada Allah ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal (Q.S. Al-Imron 133-136).
Keterangan : Perbuatan-perbuatan diatas, akan mudah dipraktekkan, apabila kita bandingkan dengan hadis qudsi bahwa Rasulullah SAW bersabda :
يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا لَوْ كَانَتْ لَكَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا أَكُنْتَ مُفْتَدِيًا بِهَا فَيَقُولُ نَعَمْ فَيَقُولُ قَدْ أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِي صُلْبِ آدَمَ أَنْ لَا تُشْرِكَ أَحْسِبُهُ قَالَ وَلَا أُدْخِلَكَ النَّارَ فَأَبَيْتَ إِلَّا الشِّرْكَ

Allah Tabaraka Wata’ala berfirman kepada penghuni neraka yang siksaannya paling ringan : seandainya kamu memiliki dunia dan seisinya, apakah kamu akan menebus dengannya ? dia menjawab:”ya”, kemudian Allah berfirman sungguh aku berharap lebih ringan dari pada ini sedang kamu masih di sulbi adam, kamu jangan syirik lalu Aku tidak akan memasukkan kamu ke dalam neraka, namun kamu tidak mau kamu tetap syirik (Hadist Riwayat Muslim 2805, Muttafaq Alaih)
Keterangan : Betapa mahalnya syurga, meskipun ditebus dengan harta (kekayaan ) dunia dan seisinya tidak akan dapat menebusnya, tapi dengan mencari ridho Allah (penuh keikhlasan) dalam beribadah dan mengalahkan hawa nafsu. Seseorang akan mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah, karena melaksanakan ayat :
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (20)يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ(21)خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ(22)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta bendanya dan dirinya, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (kebahagiaan). Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang agung (besar) Q.S. At-Taubah 20-22
Keterangan : Kenikmatan yang luar biasa ini, akan diterima oleh seseorang yang mau berjuang (dengan harta dan dirinya ) di jalan Allah.
Nabi Isa a.s. diangkat oleh Allah jadi Nabi, dengan berbekal Al-Kitab dan sifat yang terpuji sebagaimana pernyataan Beliau :
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ ءَاتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (30) وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي   بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا(31)وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا(32)            
Berkata Isa : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah” Dia memberiku 1. Al-Kitab, dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. 2. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memberi wasita kepadaku 3. Dengan mendirikan sholat dan 4. Menunaikan zakat selama aku hidup 5. Dan berbakti kepada ibuku 6. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
 (Q.S. Maryam 30-32)
Keterangan : Seorang pimpinan, akan berbahaya apabila tidak berpedoman kepada Al-Kitab, makanya meskipun Rasullullah buta huruf, tapi hafal, sehingga bacaan Al-Qur’an itu digunakan untuk sholat dan da’wah, dari situlah Allah mengangkat derajat beliau.
Sifat Nabi Isa a.s. yang kedua ialah “termasuk yang diberkati” (ringan tangan / suka membantu orang lain dalam masalah kebaikan, menghilangkan penderitaan orang lain, selalu menguntungkan, suka membaca Al-Qur’an. Ada hadis sbb :
عَنْ أبي هُ رَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفْسً اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَعَلىَ مُعْسِرٍ يَسَرَّ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِىْ الدُّ نْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللهُ فِىْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ اْلعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقُااِلىَ اْلجَنَّةِ وَمَااجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتِ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَ سُونَهُ بَيْنَهُمْ اِلَّا نَزَلْتَ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيْتَهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَا ئِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّاأََبِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نََسَبَهُ (رواه مسلم )
Dari Abu Hurairah r.a. berkata “Rasullullah SAW bersabda “Barangsiapa menghilangkan penderitaan dunia seorang mu’min, Allah akan melenyapkan penderitaannya di hari Qiamat, barangsiapa mempermudah orang yang tidak bisa membayar hutang (dengan menangguhkan / membebaskan ) Allah akan mempermudah kepadanya di dunia dan akhirat```. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah menutupi aibnya di dunia maupun di akhirat. Allah selalu memberi pertolongan kepada hambanya selama dia memberi pertolongan kepada saudaranya (yang muslim). Barangsiapa memasuki jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mempermudah jalannya menuju surga. Setiap kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca kitabullah, dan sama tadarrus (membaca atau mempelajari artinya) diantara mereka maka ketenangan hati diturunkan kepada mereka, diselimuti dengan rahmat, malaikat mengepung mereka (melingkari mereka karena senang mendengar ayat-ayat Allah). Dan Allah juga menyebut mereka dimuka Malaikat (karena senang dan bangga terhadap hamba-hamba yang asyik mendengarkan Al-Qur’an dan tadarrus) Barang siapa yang malas (tidak banyak beribadah) maka tidak mencapai sebagaimana orang yang giat sekalipun memiliki nasab baik (H.R. Muslim)
Keterangan : Adapun untuk acara-acara sema’an Al-Qur’an dengan pakai alat pengeras suara baik di Masjid / tempat lain biasanya mulai pagi sampai sore di khatamkan itu adalah bid’ah, karena seorang tidak faqih bila membaca Al-Qur’an seperti itu. Sebulan khatam sekali / 20 hari / 10 hari khatam sekali / 1 minggu khatam sekali itulah pesan Rasullullah dan jangan lebih.
Yang ke 3 adalah sholat karena sholat itu untuk mendekatkan diri pada Allah dan penghapus dosa, bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Yang ke 4 - zakat, adalah penyuci harta dan dekat dengan manusia karena orang yang bakhil, jauh dengan syurga, dekat dengan neraka, banyak orang yang tidak suka pada orang yang bakhil. Allah menyukai orang-orang yang dermawan. Ada hadis :
ِانَّ الله جَوَّادٌ يُحِبُ الْجُوْدَ
“Sesungguhnya Allah itu dermawan, menyukai orang-orang yang dermawan”
Yang ke 5, berbakti kepada Ibu. Perbuatan Nabi Isa a.s. ini mirip dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut :
جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُولِ الله صَلَّى الله عَليَْهِ وَسَلَّمْ, فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ الله! مَنْ أَحَقُّ  بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟
 قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالََّ: اُمُّكَ ، قَالَ : ثَمَّ مَنْ ؟ قَالَ> اُمُّكَ< قَالَ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : ثًمَّ أَبُوْكَ
“Seorang laki-laki datang  kepada Rasullullah SAW lalu bertanya:”wahai   Rasullullah ! siapakah orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik ? beliau menjawab “Ibumu, Dia bertanya lagi, “lantas siapa ? Rasul menjawab Ibumu, dia bertanya lagi, “lantas siapa ?” Rasullullah SAW, menjawab ayahmu (Muttaffaq Alaih, Bukhari 5971).
Sifat Nabi Isa a.s. yang ke-6 , tidak sombong dan celaka, mirip dengan perbuatan-perbuatan penghuni syurga. Sebagaimana Rasullullah SAW pernah bersabda :
وَاَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَا ثَةٌ ذُوسُلْطَانٍ مُقْسِطُ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ وَرَجَلٌ رَحِيْمٌ رَقِيْقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِى قُرْبَى وَمُسْلِمٍ وَعَفِيْفٌ مُتَعَفِّفُ ذُوعِيَالٍ
“Orang yang akan menjadi penghuni surga 3 macam : 1. Penguasa yang adil, suka bersedekah dan mendapat pertolongan Allah. 2. Lelaki yang berhati lunak, berbelas kasih kepada sanak kerabat dan Muslim. 3. Orang yang berhati-hati dari perkara syubhat. (H.R. Muslim 2865)
Keterangan : Tindakan adil dan suka bersedekah adalah sifat yang menyenangkan seseorang, begitu juga berbelas kasih. Benarkan ada hadis “Barangsiapa yang tidak berbelas kasih (kepada anak) maka Allah tidak akan berbelas kasih kepadanya.

Seluruh Ni’mat Akan Dipertanyakan
Zubair bin Al Awam berkata :
لَمَّا نَزَّلْتَ هَذِهِ اْلَايَةَ (ثُمَّ لَتُسْأَ لُنَّ  يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ) قَالَ الزُّبَيْرُ يَارَسُوْلَ اللهِ فَأَيُّ النَّعِيِْمِ نُسْأَلُ عَنْهُ وَاِنَّمَا هُمَااْلأَسْوَدَانِ التَّمْرُوَالْمَاءُ قَالَ أَمَااِنَّهُ سَيَكُوْنُ
Ketika turun ayat  ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ (sungguh kamu akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan ) Zubair berkata “Wahai Rasullullah, kenikmatan yang mana ? kita akan ditanya, kita hanya makan kurma dan air. Rasullullah SAW bersabda “Sesungguhnya hal itu akan terjadi”.
(H.R. Tirmidzi 3356 : hadis hasan)


Allah bertanya kepada penduduk Saqor (Neraka):
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ(42)قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ(43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ(44)وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ(46)حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ(47)
“Apakah yang memasukkan kamu kedalam neraka saqor ? mereka menjawab “kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat dan kami tidak pula memberi makan (orang) miskin dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian (Q.S. Al-Muddatstsir 42-47)
Keterangan : agar manusia tidak merasa berat, dalam memperhatikan kaum miskin (memberi makan), dan berjuang dengan harta dan dirinya oleh sebab itu Allah menurunkan ayat sebagai ancaman bagi penimbun harta :

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ(1)الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ(2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ(3)كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ(4)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ(5)نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ(6)الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ(7)إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ(8)فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ(9)
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya (penyebab kikir). Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak, sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthomah. Dan tahukah kamu apa khutomah itu ? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang (Q.S. Al-Humazah 1-9).
Allah menganjurkan agar sederhana dalam bersedekah, tidak terlalu kikir dan tidak terlalu pemurah.
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا(29)
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (Q.S. Al-Isro 29)
Keterangan : Sebagian harta diinfaqkan dan sebagian utuk keluarga inilah yang bijaksana, sebagaimana perbuatan Umar, adapun tindakan Abu Bakar yang menginfaqkan seluruh hartanya, ketika ditanya oleh Rasul tentang keluarganya, jawab beliau “aku titipkan kepada Allah dan utusan-Nya”, tindakan ini adalah untuk orang yang memiliki keimanan yang tingkat tinggi, perbuatan ini mirip dengan sahabat yang menjamu tamunya padahal makanan itu untuk keluarga dan dirinya. Hingga Allah bangga dengan perbuatannya, lantas turunlah ayat :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُواوَيُؤْثِرُونَ  عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(9)
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajjirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka, dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu) dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr 9)
Keterangan : Mungkin mereka ingat resiko di hari Qiyamat sebagaimana Firman Allah,
وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَبَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
“Dan sekiranya orang-orang yang dzolim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari Qiamat, dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. (Q.S. Az-Zumar 47)
Saat di dunia, kebanyakan manusia tertipu oleh kemewahan dunia, maka dari itu Allah memberi pesan :
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى(131)
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu (janganlah terpesona) kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami coba mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (Q.S. Thoha 131)
Keterangan : Perkara yang menyenangkan dan yang menyedihkan semuanya adalah suatu cobaan sebagaimana pernyataan Allah :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
 “Tiap - tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. (Q.S Anbiya’ 35)
Keterangan : Ketika dapat kesusahan kita tabah / sabar dan ketika datang kegembiraan / ni’mat kita bersyukur.  Bertambah baik, jangan sampai ni’mat berubah menjadi adzab. Keni’matan apabila tidak di syukuri (ingkar), akan berubah menjadi adzab, sebagaimana Allah memberi contoh (kaum Saba’)
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ(15)فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ(16)ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (dikatakan kepada mereka) makanlah kalian dari rizqi yang (dianugrahkan) TuhanMu dan bersyukurlah kalian kepada-Nya (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tapi mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar, dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit, pohon atsl (sejenis pohon cemara) dan sedikit dari pohon sidr (sejenis pohon bidara). Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka dan kami menjatuhkan azab (yang demikian itu) melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. (Q.S. Saba’ 15-17)
Keterangan : Ingin ni’mat bertambah ? maka ingatlah janji Allah di Surat Ibrahim 7, “Dan ingatlah ketika Tuhan Mu mema’lumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah (ni’mat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (ni’matku) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.
Nabi Sulaiman dalam mensyukuri ni’mat Allah (karena beliau diberi kehebatan yang luar biasa, sebagaimana Firman Allah, “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik, menurut kemana saja yang dikehendakinya dan (Kami tundukkan pula padanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam. (Q.S. Shod 36-37). Dan bisa berbicara dengan burung, faham terhadap pembicaraan semut, maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu dan dia (Sulaiman) berdo’a :
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (Q.S. An-Naml 19)
Mensyukuri ni’mat Allah tidak cukup dengan membaca Alhamdulillah atau berdo’a (sujud syukur) saja tapi, meningkatkan amal perbuatannya untuk Allah (banyak beribadah, berjuang, banyak sodaqoh, shalat) sebab seseorang akan dipanggil dari pintu-pintu surga sebagaimana Sabda Rasul :
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِي اللَّه عَنْه بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ *
 ( متفق عليه البخارى / ۱۸۹۷(
“Barang siapa yang infaq sepasang (unta/kuda) di jalan Allah, akan dipanggil dari pintu-pintu surga, wahai hamba Allah ! ini adalah baik, barang siapa yang banyak sholat (ahli sholat), dipanggil dari pintu sholat, barang siapa ahli puasa akan dipanggil dari pintu rayyan, barang siapa suka bersedekah, akan di panggil dari pintu sadaqoh. Abu Bakar berkata, “wahai Rasullullah apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu tersebut ? apakah ada orang yang dipanggil dari seluruh pintu itu ? Rasullullah menjawab “ya” dan aku berharap kamu tergolong mereka (Muttafaq Alaih, Bukhori 1897).
Ketika Nabi Sulaiman mendapat karunia dari Tuhan-Nya yaitu singgasana (Ratu balqis) di datangkan dihadapan Beliau (sebelum berkedip) sebagai cobaan. Kata Nabi Sulaiman
قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Ini termasuk karunia Tuhan-Ku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau aku mengingkari (akan ni’matnya) dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan dirinya sendiri) dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-Ku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (Q.S. An-Naml 40)
Keterangan : beliau dalam menerima ni’mat, tidak bangga dan tidak meremehkan orang lain malah beliau, waspada (bahwa yang menimpa seseorang yang berupa kejelekan atau kebaikan semuanya adalah cobaan dari Allah).
Rasullullah setelah diangkat jadi rasul, tahajudnya malah lebih lama sekali sampai bengkak kakinya. Disebutkan dalam hadist :
عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا * (مسلم ۲۸۱
Dari Abu Mughiroh bin Syu’bah berkata sesungguhnya Nabi SAW melakukan sholat sehingga dua tapak kakinya bengkak lalu dikatakan kepadanya “Kamu berbuat sedemikian, dan sungguh Allah telah mengampuni dosamu yang telah lewat dan yang akan datang ? Rasullullah menjawab, “bukankah aku menjadi  hamba yang bersyukur ?” (HR. Muslim 2819)
Keterangan : meskipun ibadah beliau sudah melebihi semua manusia tapi beliau tetap memperbanyak istighfar (mohon ampun pada Allah sehari 70 kali) sebagaimana dalam hadist disebutkan.
  وَاللهِ إِنِّي َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً  ( بخارى دعوات  ٦٣٠٧
Demi Allah sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepadanya dalam sehari 70 kali. (HR. Bukhori Daawat 6307).



Keutamaan Shodaqoh / Infaq di Jalan Allah
Allah berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada tiap-tiap butir seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqoroh 261)
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
Artinya :
Barangsiapa yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (QS. Al-Hadid 11)
Keterangan : Tidak ada orang yang sodaqoh melainkan akan diganti oleh Allah dan disebut dalam Al-Qur’an.
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Katakanlah sesungguhnya Allahku melapangkan rizqi bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hambanya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendakinya) dan apa saja yang kau infaqkan maka Allah akan menggantinya dan dialah pemberi rizqi yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba 39)


Sedekah samar-samar / terang-terangan, maka tidak akan susah
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhan-Nya tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqoroh 274)
Keterangan : Banyak sekali perintah-perintah di Al-Qur’an tentang sodaqoh ternyata besar sekali rahasianya, apalagi bila di rahasiakan, bisa menghapus dosa, sebagaimana Firman Allah :
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kamu menampakkan sodaqohmu maka itu adalah baik sekali, dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang faqir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqoroh 271)
Bersedekah Yang Baik Jangan Takut Miskin
Firman Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ(267)الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (di jalan) Allah sebagian hasil dari usahamu yang baik-baik dan dari sebagian apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan memicingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir  sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nya dan karunia, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh 267-268)
عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ قَالَ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ  (مسلم  /۲۹٥٨(
Dari Muthorrif dari ayahnya berkata “aku datang kepada Nabi Shallalluh alaihi wasallam sedang beliau membaca al-haa kumut takaastru, beliau bersabda Ibnu Adam berkata. “Hartaku, hartaku” lalu Rasulullah SAW bersabda “Bukankah kamu tidak  memiliki harta kecuali apa yang telah kamu makan lalu habis atau kamu pakai hingga lusuh atau kamu sedekahkan  lantas akan kekal di sisi Allah.”(HR. Muslim 2985)
Para Sahabat sering berdo’a :
رَبَّنَالاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ أِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُ نْكَ رَحْمَهْ أِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَبْ
Ya Tuhan kami, janganlah Engaku jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia (Al-Imron : 8)
Pepatah mengatakan :
“Tak ada gading yang tak retak maka dari itu apabila ada kekhilafan baik tulisannya / bahasanya perlu di ma’lumi dan mohon ma’af.
سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ












 





Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan