Rabu, April 25, 2012

Ramai Hijrah dari Islam Jamaah/LDII


Jargon Paradigma Baru seolah menjadi bumerang bagi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Di saat banyak tokoh Islam yang simpati terhadap “perubahan” LDII, banyak warga LDII malah memilih hijrah. Keluar dari organisasi yang identik dengan Islam Jamaah ini. Ada apa?
Kesibukan Rikrik Aulia Rahman kini bertambah. Selain mengurus toko grosir dan warung internet, pria berumur 26 tahun ini juga sibuk mengelola blog, milis, serta mengasuh diskusi via fasilitas obrolan internet, Yahoo Messenger. Topik diskusinya: LDII, Islam Jamaah, Manqul, Bai’at, Amir, dan segala hal yang berkaitan dengan aliran sesat Islam Jamaah/Darul Hadits yang telah dilarang lewat SK Jaksa Agung RI No. Kep-089/D.A/10/1971 ini.
“Setiap hari ada saja pengunjug. Selain dari berbagai daerah di Indonesia, pengunjung juga datang dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, hingga Mesir,” ujar Rikrik mantan jamaah LDII/Islam Jamaah yang kini mukim di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini kepada Suara Hidayatullah pertengahan April lalu.
Menurut Rikrik, para pengunjug situs dan peserta diskusi adalah para mantan jamaah atau jamaah aktif LDII/Islam Jama’ah. Selain berdiskusi, kata Rikrik, peserta juga berbagi pengalaman mereka tentang kejanggalan-kejanggalan ajaran Islam Jama’ah yang selama ini bersembunyi di balik organisasi LDII. Pembaca bisa ikut melihatnya di http://www.rumahku-indah.blogspot.com/.
Rikrik yang lahir dalam keluarga Islam Jamaah ini mengakui maraknya hijrah di kalangan LDII/Islam Jamaah akhir-akhir ini. Yang terdaftar di milis “Jamaah 354 Hijrah” yang dikelolanya saja berjumlah seratus orang lebih. Ini belum termasuk keluarga-keluarga mantan jamaah di daerah yang tidak akrab dengan internet. Kebanyakan mereka kini aktif mengikuti kajian-kajian salafi, yang berfokus pada pembenahan manhaj (cara beragama) sesuai manhaj Rasulullah shalallahu’alaihi wassalaam dan para sahabatnya ..
Menurut pengamatan Suara Hidayatullah, para “muhajirin” dan “calon muhajirin” bukan hanya dari kalangan jamaah biasa saja, tapi juga para mubalig, imam desa, pengurus cabang dan daerah, hingga kalangan paku bumi (ulama). Bahkan salah seorang Wakil Empat dari Amir Islam Jamaah/LDII berinisial ML, juga hijrah akhir tahun 2008 lalu.
ML hijrah pasca Rapat Kerja Nasional LDII pada Maret 2007 lalu, yang memunculkan delapan poin klarifikasi LDII. Isinya antara lain Paradigma Baru LDII, bantahan tentang kaitan LDII dengan Islam Jamaah, bantahan tentang sistem keamiran, LDII tidak menganggap kafir dan najis umat Islam di luar jamaahnya, bantahan tentang doktrin manqul yang melarang belajar kepada selain pengajar LDII, dll. (Himpunan Hasil Rakernas LDII 2007, DPP LDII, hal. 24-26)
Di kala aksi hijrah merebak di internal LDII/Islam Jamaah, umat Islam dan tokoh Islam malah banyak yang simpati dengan Paradigma Baru LDII. KH Ma’ruf Amin misalnya. Meski kehadirannya pada Rekernas LDII 2007 lalu atas nama pribadi, tidak sebagai Ketua MUI, hal itu menjadi angin segar bagi LDII yang sedang banting tulang mengupayakan status “tidak sesat” dari MUI. “Saya simpati kepada LDII, karena LDII ingin tampil dengan paradigma baru. Saya ikut mendorong supaya proses-proses klarifikasi dapat lebih cepat dilakukan,” ujar Ma’ruf saat tampil sebagai pembicara di Rakernas LDII, Maret 2007 lalu.
Sinergi nyata bahkan sudah dijalin oleh MUI Provinsi DKI Jakarta dengan DPP LDII. Bulan Januari tahun ini MUI DKI dan LDII mengadakan acara pembekalan kader dai dan daiyah LDII di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin, Jakarta. (Suara Hidayatullah edisi Februari 2009). Ketua Umum LDII, Prof. Abdullah Syam membantah acara tersebut sebagai bentuk pembinaan MUI kepada LDII. Karena dia mengaku LDII tidak pernah menganut ajaran sesat Islam Jamaah yang mengkafirkan dan menajiskan umat Islam di luar LDII.
Namun hasil selusuran Suara Hidayatullah kepada para mantan jamaah, bahkan pengurus aktif LDII berbicara lain. “Saya sudah capek beragama dengan berbohong terus,” keluh Ujang (nama samaran) seorang jamaah LDII/Islam Jamaah asal Jawa Barat. Karena masih aktif sebagai pengurus LDII, Ujang minta namanya dirahasiakan.
Pernyataan Ujang itu diamini oleh para mantan jamaah LDII lainnya, termasuk ML, sang bekas Wakil Empat Amir Islam Jamaah/LDII.. Menurut ML, bisa dimaklumi jika LDII berkeras mengingkari soal adanya amir yang dibaiat di LDII, atau keyakinan jamaah LDII yang mengkafirkan umat Islam di luar jamaahnya. Katanya hal tersebut memang tidak terdapat di LDII, tetapi ada di Keamiran yang berpusat di Ponpes Burengan, Kediri, Jawa Timur.
“LDII cuma sekedar kedok saja. Organisasi formal agar diterima masyakarat. Padahal seluruh pengurus termasuk ketua umumnya dalam kendali penuh Amir Islam Jamaah, Abdul Aziz. Amir ketiga Islam Jamaah yang juga anak kandung pendirinya, K.H Nurhasan al-Ubaidah,“ ujar ML kepada Suara Hidayatullah.
Menurut data yang ada pada Suara Hidayatullah, gejolak hijrah jamaah LDII terdapat di Sumatera bagian barat, beberapa daerah di Sulawesi seperti Makassar dan Gorontalo, dan Jawa. Salah seorang di antaranya adalah Irwan Taniboya (50) di Gorontalo.. Irwan pernah menjabat sebagai wakil ketua tingkat I pada tahun 1980-an, saat LDII masih bernama Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI). Irwan memutuskan untuk hijrah akhir 2008 lalu setelah memahami kesesatan ajaran Islam Jamaah/LDII, yakni mengkafirkan orang Islam di luar jamaah. Selain keluarganya, hijrah juga dilakukan oleh beberapa mubalig, pengurus organisasi, hingga sekretaris DPD II LDII Gorontalo.
Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam mengaku tidak ada laporan tentang aksi hijrah di kalangan warganya. “Jumlah yang jutaan itu, saya tidak hapal yang keluar dan yang masuk,”jawabnya kepada Suara Hidayatullah. Namun yang jelas katanya, warga LDII banyak yang sibuk menjadi calon anggota legislatif dalam pemilu. Mereka maju lewat Partai Golkar, Demokrat, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).
Surya Fachrizal/Suara Hidayatullah
Komentarku ( Mahrus ali ):
 Saya tidak suka LDII itu karena pengikutnya sangat fanatik, bukan terbuka dalam hal mencari kebenaran untuk menghindari kesalahan waktu di dunia sebelum di akhirat. Dia menolak dengan tegas guru diluar golongannya sekalipun membawa dalil al quran atau hadis sahih bukan menerima dengan lapang dada kepada dalil. Ini sama dengan melecehkan dalil bukan menghurmatinya. Ini bayaya bukan jalan selamat. Allah berfirman:
مَا يُجَادِلُ فِي ءَايَاتِ اللَّهِ إِلاَّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَلاَ يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ(4)
Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.[1]
Kaum dulu yang di binasakan juga karena  mereka enggan menerima ayat – ayat Allah bahkan tidak mau beriman kepadanya, menyatakan kedustaan terhadap ayat – ayat itu  sebgaimana  ayat :
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ(26)
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.[2]


[1] Ghofir 4
[2] Al ahqaf 26
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. Ass.wr.wb.suatu keyakinan seharusnya dipahami dan dihayati sebelum menjalaninya namun tetaplah kita umat Islam yang santun saling menghargai dan menghormati fatwa agama.wss.

    BalasHapus
  2. Aku menganalisa dengan rujukan AlQuran tentang LDII ini, sifatnya adalah ada dalam surat2 ayat 9,10,11,12,13,14 dan 15 nya Allah yang bertindak.sifat-sifat LDII persis sifat munafiq pada zamannya Rasul pada oknum Abdullah bin Ubay, yang saat ini dianut oleh Nurhasan Muhamad.
    bisa kita teliti :
    1. Perubahan nama sektenya tergantung siapakah pemerintahnya untuk mencari muka agar tidak ketahuan belangnya, dari mulai, Islam Jamaah jaman Soeharto ikut Golkar dengan nama LEMKARI, zaman Gusdur berubah LDII mau nyamar NU nya, dan saat ini ada kesempatan cari angin dengan bablasnya Demokrasi mencari paradigma barunya, ntah apalagi sesuai dengan sifat munafiqnya.
    2. dalamsurat 2 ayat 10 sifat munafiq memiliki hati yang dipenuhi sakit hati makin bertambah akibat ulah mereka sendiri, lihat nyata emosional mereka ketika terbuka kedoknya oleh mahasiswa Ibnu Kholdun, arogansi dan sangat emosional, jika mereka beriman tidak akan demikian halnya malahan berterima kasih dalam mencari Haq Allah, tetapi benarlah apayang terjadi malahan merusak dirinya sendiri(S.2:11,12,13).
    3. Firman Allah dilecehkan (S.2:14) hanya mencari muka seperti bunglon
    4. Melanggar ayat Allah S.23:ayat 52,53 dan ayat 54 biarkan tunggu kehancurannya
    5. Sumber Baghyannya ada di S.3 ayat 19 menganggap paling benar ajaran sektenya.
    6. Melanggar ayat 103 surat Ali Imran
    semoga saja Allah menyadarkan mereka jika kembali menyadarinya untuk berpegang teguh kepada tali Allah

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan