Senin, Juli 02, 2012

Mubahalah antara Haidar Abdullah Bawazir dan Husen bin Hamid al atas


Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Bermula dari sebuah artikel di situs Voa-Islam.com terkait pernyataan aktivis dakwah Haidar Abdullah Bawazir yang menyatakan ustadz Husein bin Hamid Alatas dalam ceramah-ceramahnya di Radio Silaturrahim sering menyampaikan dan menyebarkan fikroh sesat Syiah dan akhirnya kemudian berkembang meluas menjadi "perang dingin" di media.

Haidar Abdullah Bawazir, aktivis dakwah yang juga dokter ahli penyakit dalam ini, menegaskan bahwa dirinya tidak menuduh Husein bin Hamid Alattas sebagai Syiah. Ia hanya mempertanyakan, kenapa Husein menyebarkan fikroh Syiah.

Haidar bahkan menantang mubahalah Husien bin Hamid Alatas, yang merupakan da'i tetap di radio Silaturrahim, di mana melalui media itu, Husien menyebarkan pemikirannya yang dianggap sebagai fikroh Syiah oleh Haidar. Haidar sendiri dengan tegas menyampaikan sikapnya agar Husien menghentikan sikapnya yang menghujat para sahabat serta segera bertaubat.

Masalah kemudian semakin berkembang dengan adanya saling "serang" lewat media antara Haidar dengan kru dari radio Silaturrahim yang memberikan hak jawab dan bantahan atas pernyatan-pernyataan Haidar. Sampai akhirnya keluar lah pernyataan dari pihak radio Silaturrahim yang secara terbuka siap melakukan Mubahalah dengan Haidar Abdullah Bawazir.

Dalam pernyataan terbukanya di situs Rasil (www.radiosilaturrahim.com), pihak rasil menyatakan:

Agar permasalahn fitnah ini cepat selesai dan tidak berlama lama sesuai dengan pernyataan Haidar Bawazir yang SIAP untuk BERMUBAHALLAH DI RADIO SILATURAHIM  maka Ustadz Husin telah lama menyetujui. untuk bermubahallah, Adapun yang dikatakan oleh Haidar bahwa Haidar hanya mau bermubahallah dalam kaitan menghujat sahabat, mengajarkan firqoh syiah. Padahal TUDINGAN HAIDAR SANGAT JELAS BERKONOTASI  MENUDUH USTADZ HUSIN BERFAHAM SYIAH.

Tuduhan menghujat sahabat adalah tuduhan yang dinisbatkan pada kaum syiah, langsung saja pada tuduhan BERFAHAM SYIAH tanpa perlu beretorika sebagaimana tuduhan yang sudah  berlaku selama ini yang sudah beberapa kali dikutip di media online, dijadikan judul berita bahkan menjadi materi ceramah oleh satu dua orang, ditulis dalam blog dll.

Kami management Rasil dan Ustadz Husin berketetapan bahwa Mubahallah dimaksud adalah terkait pada fitnah kepada Ustadz Husin Alatas berfaham Syiah bukan yang lain. Alasan kami tersebut sangat logis dengan bukti-bukti  yang terang benderang.

Bahasa hanya mau bermubahallah dalam soal menghujat sahabat, mengajarkan firqoh syiah dan sebagainya adalah dramatisasi dan retorika, tidak ada sedikitpun baik Ustadz Husin maupun seluruh ustadz di rasil am 720, melakukan penghujatan. Kami menolak persepsi demikian yang  menjadi alasan Haidar Bawazir dan itu menjadi finah untuk Ustadz Husin Alatas juga untuk RASIl am 720

Bukan hanya Ustadz Husin Alatas tapi kami semua pengelola dan seluruh Ustadz-Ustadz penceramah di rasil am 720, Baik Habib Rizieq Shihab, Ustadz Zaid Bachmid, Ustadz Umar Rasyid, Ustadz Abdul Hakim, Ustadz Abul Hidayat (Pompes Alfatah) dan seluruhnya yang tergabung di radio silaturahim menolak secara tegas tudingan Haidar Bawazir,

Sudah terlalu lama muncul kebiasaan setiap pemikiran yang berbeda dengan mudahnya di VONIS SYIAH, DI VONIS SESAT DIVONIS LIBERAL DIVONIS SEKULER, DIVONIS KHAWARIJH DSB. Termasuk  tuduhan MEYEBARKAN FIRQOH SYIAH. Walaupun hanya berbeda dalam PEMIKIRAN dan bukan AQIDAH. Akan menjadi legitimasi ditengah ummat bila setiap yang berbeda lalu dengan mudahnya divonis dan dihakimi, kami tidak ingin Ummat mendapat pelajaran saling memvonis kami menginginkan ummat berada dalam kasih sayang sebagaimana yang Rasulullah contohkan.

Akhirnya pada hari Rabu lalu (27/6) bertempat di Radio Silaturahim, Jl. Masjid Silaturahim no.36, Cibubur, Bekasi, digelarlah acara yang rencana awalnya adalah MUBAHALAH antara dr.Haidar Abdullah Bawazir dengan ustadz Husein bin Hamid Alatas.

Awalnya pihak ustadz Husein tidak terima dengan kehadiran awak media dalam acara tersebut karena dianggap hanya akan memperpanjang masalah dan acara pun adalah acara yang tertutup, namun Haidar menegaskan tidak ada masalah dengan kehadiran media. Eramuslim.com, Arrahmah.com, Voa-islam.com adalah media online yang hadir dalam acara itu. sebagai media kami hadir karena memang informasi acara Mubahalah ini diumumkan secara terbuka di situs resmi Rasil.

Acara kemudian berlanjut dengan paparan Haidar terkait keberatan dirinya atas ceramah-ceramah ustadz Husein yang dianggapnya menghujat sahabat nabi Muamiyah Ra dan dia minta ustadz Husein menanggapi pernyatan yang dia sampaikan. Dan ustadz Husein sendiri memberikan jawaban-jawaban atas keberatan dari Haidar. Dan dalam menanggapi Haidar, Husein dengan tegas mengakui bahwa dirinya tetap dengan pendiriannya bahwa boleh menghujat Muawiyah Ra karena banyaknya "kesalahan" dari sosok sahabat ini dan ia menegaskan bahwa Muamiyah Ra sahabat nabi hanya dalam konteks "lughowi" (bahasa) tapi dalam tataran syar'i ia tetap menyatakan bahwa Muawiyah bukanlah sahabat. (Baca: Husein bin Hamid Alattas Akui Muawiyah Ra Bukan "Sahabat" Nabi )

Acara sebenarnya berlangsung sangat ilmiah, saling memberikan dalil-dalil serta argumen untuk memperkuat masing-masing pendapat antara dokter Haidar dengan ustadz Husein. Namun sayangnya, acara yang harusnya menjadi ajang untuk mencari kebenaran tersebut harus sedikit "dirusak" oleh banyaknya komentar atau tanggapan dari tim ustadz Husein terhadap penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh Haidar. Bahkan Haidar sampai mengeluh, dia baru mau menanggapi apa yang disampaikan ustadz Husein sudah langsung disela, dipotong oleh timnya ustadz Husein. Seharusnya menurut kami sebagai media yang hadir dalam acara tersebut, biarkan saja mereka berdua yang saling berargumentasi dan setelah selesai masing-masing memberikan paparan, barulah masing-masing pihak memberikan masukan ataupun tanggapan. Toh, yang menjadi pokok acara adalah antara dokter Haidar dengan ustadz Husein.

Belum lagi ada tanggapan dari tim ustadz Husein yang menolak adanya Mubahalah dengan alasan bahwa Mubahalah antara dokter Haidar dengan ustadz Husein adala Bid'ah dan Sunnah Sayyi'ah. Pernyataan ini jadi aneh karena dengan jelas di situs resmi Radio Silaturrahim, tim Rasil dengan tegas menyatakan siap bermubahalah, yang artinya ustadz Husein sendiri tidak ada masalah dengan Mubahalah dan siap untuk melakukannya.
Acara yang berlangsung lebih kurang tiga jam ini sempat "memanas" dan kemudian reda kembali, akhirnya berakhir sekitar pukul 2 siang di mana dokter Haidar dan ustadz Husein tetap dengan pendirian mereka masing-masing. Bahkan Haidar menegaskan dia akan tetap mengkritisi ustadz Husein selama masih menyampaikan ceramah-ceramahnya yang menghujat beberapa sahabat Nabi yang dianggapnya menyebarkan fikroh Syiah dan ustadz Husein sendiri tetap berpegang teguh dengan sikapnya bahwa bolehnya menghujat Muawiyah Ra.
Kedepannya, mungkin sebaiknya acara mencari "kebenaran" ini berlangsung secara terbuka untuk umum dan dialog hanya antara dokter Haidar dengan ustadz Husein, sehingga masyarakat bisa menilai dengan obyektif.(fq)
Komentarku ( Mahrus ali ):
 Acara tersebut tidak mubahalah tapi dialog belaka.
Masalah yang diperdebatkan itu adalah menghujat Muawiyah bin Abu Sofyan. Masalah ini biasanya di bahas di kalangan syi`ah dan disebarluaskan, bukan di kalangan ahlussunah.  Ahlus sunnah  tidak pernah menghujat kepada  Muawiyah atau  sahabat lain, bahkan memberi  gelar radhiyallohu anhu. Kalau Syi`ah malah mengkafirkan kebanyakan sahabat bukan berterima kasih kepada sahabat.
  Perbuatan Syiah ini  bertentangan dengan ayat :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.[1]
 Orang – orang yang mengikuti sahabat dengan baik, bukan mengikuti mereka dengan jelek apalagi menghujat mereka. Maka  orang – orang yang terahir ini tidak mendapat rida dari Allah, tapi mendapatkan kebencianNya serta keridaan setan belaka.
Kita ingin ikut para sahabat dengan baik, bukan menyelisihinya.   Dan  para ulama  dulu juga menyebut Muawiyah dengan radhiyallohu anhu, lihat  dalam kitab – kitab  sbb:
حواشي الشرواني - (ج 2 / ص 459)
لان مروان بن الحكم زاد في زمن معاوية رضي الله تعالى عنه على المنبر الاول ست درج
Dalam kitab Hawasyis Syarwani   459 /2  ( Nama pengarangnya adalah  Al arif billah Syaikh Abd Hamid assayrwani – penduduk Mekkah .

Beliau menyatakan : ……………… Sebab Marwan bin Al Hakam menambahi tangga mimbar yang pertama enam tangga pada zaman pemerintahan Muawiyah.
حواشي الشرواني - (ج 3 / ص 160)
مقاتلة علي مع معاوية رضي الله تعالى عنهما من جهة الخلافة
Dalam kitab Hawasyis syarwani 160/3 juga ada keterangan:
 Peperangan antara Ali dan Muawiyah radhiyallohu anhuma karena masalah hilafah.

مواهب الجليل في شرح مختصر الشيخ خليل - (ج 5 / ص 498)
كَمَا فَعَلَ سَيِّدُنَا مُعَاوِيَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي شُهَدَاءِ أُحُدٍ
Dalam kitab Mawahibul  jalil  498/5  ada keterangan:
Sebagaimana apa yang di lakukan oleh sayyiduna Muawiyah radhiyalloh anhu terhadap para  orang – orang yang mati sahid dalam perang Uhud.



 Peperangan  antara  Ali  dan Muawiyah adalah masalah masa lalu  tak layak di sebarkan di masa sekarang. Orangnya juga sudah meninggal dunia, bukan masih hidup. Permasalahan ini di tutup saja setelah di tutup oleh masa lalu dan lokasinya  juga di Syam bukan di Indonesia.

Setahu saya  Mubahalah itu di lakukan antara mukmin dan kafir yaitu orang yang menentang kebenaran al quran bukan orang yang percaya padanya. Lihat ayat sbb:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. ( Ali imran 61)



[1]  Attaubat 100
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan