Minggu, Januari 15, 2012

Jangan Mudah Percaya Iran Bermusuhan Dengan Amerika


Senin, 16/01/2012 09:12 WIB | Arsip | Cetak
Profesor Baharun

Memanasnya hubungan Iran dengan Amerika Serikat di Selat Hormuz akhir-akhir ini mengundang pertanyaan besar bagi Prof. Baharun. Menurutnya adalah keliru orang yang terlalu cepat menilai bahwa perubahan politik luar negeri berlangsung secara permanen, tidak terkecuali apa yang terjadi di Iran saat ini.

“Contohnya dulu pada awal-awal Revolusi, begitu getolnya pemerintahan Iran mengatakan bahwa Amerika dan Rusia adalah setan. Tapi sekarang penguasa Iran bekerjasama dengan pemerintah Rusia, Amerikanya sudah tidak. Bukan tidak mustahil besok juga berubah, Iran bergandengan dengan Amerika bermusuhan dengan Rusia. Inilah politik luar negeri. Jadi tidak bisa dipercaya,” ujarnya panjang lebar kepada Eramuslim.com seusai memberikan kajian “Ada Apa dengan Syiah”, Sabtu (14/01) di Mesjid Darussalam Komplek Griya Tugu Asri, Depok.
Menurutnya, opini yang kadung berkembang bahwa Iran adalah negara yang kuat perlawananya terhadap Barat bukanlah standar untuk kita layak menjuluki Iran sebagai negara pemberani.
“Tidak, saya katakan tidak. Karena apa? Dulu kita terkecoh seolah-olah memang benar Khomeini melawan Amerika. Tapi tiba-tiba dalam perang Irak, Iran terlibat skandal Irangate, dimana Iran melakukan pembelian senjata yang disponsori Amerika,” tambahnya yang merampungkan Disertasi mengenai Syiah di Jawa Timur.
Kita ketahui bersama Amerika pernah terlibat skandal dengan Iran dimana Ronald Reagen, (yang kala itu menjadi Capres) pernah berpura-pura memerangi Khomeini, akan tetapi di belakang layar justru Amerika gencar mengirimkan senjata-senjata mutakhir untuk memenangkan Khomeini. Lewat investigasi berkepanjangan akhirnya skandal Iran Gate ini pun akhirnya terbongkar. Reagan dianggap menjurus pada tindakan kriminal, terlebih telah melibatkan CIA dan Partai Republik dengan seluruh kegiatannya menjalin hubungan dengan Iran. Reagan pun akhirnya membuat pernyataan resmi kepresidenan tentang hubungan AS-Iran. Dikatakan tidak ada masalah apa pun dalam hubungan kedua negara. Negeri ini juga tidak lagi memberi indikasi teror yang mengancam AS.
“Jadi politik Luar Negeri memang seperti itu, bisa berdusta disana-disini dan berlindung demi kepentingan, politik dalam negerinya,” lanjut Prof. Baharun yang juga menjadi Rektor Universitas Nasional PASIM Bandung ini.
Hal ini juga berlaku kepada kepada Israel. Menurut Prof. Baharun perlawanan klaim bahhwa Iran memusuhi Israel tidak bisa dibuktikan. Ia mempertanyakan apa sebenarnya sumbangan Iran selama ini kepada Palestina. Tidak lebih hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak ada manfaatntya bagi pembebasan tanah Palestina. Termasuk juga sayap militer Syiah, Brigade Hizbullah.
“Hizbullah ini apa? Setelah berkuasa di Libanon, ya sudah diam. Dan tidak pernah berkompromi dengan kekuatan politik disana, yaitu Sunni,” tegasnya.
Oleh karena itu, menurutnya betullah sebuah pepatah Arab yang mengatakan politik itu dibangun dengan kepentingan. “Jadi kita lihat saja, ke arah mana kepentingan itu akan dibangun oleh Iran. Jadi menurut saya perubahan politik di Iran tidak perlu dikomentari, pasti berubah-ubah,” tandasnya. (Pz)
Sumber: eramuslim.
Komentarku ( Mahrus ali ):
  Sejak dulu sudah saya katakan seperti itu, bukan baru sekarang. Sulit sekali percaya kepada pernyataan rakyat Syi`ah,  apalagi tokoh-tokohnya. Mereka itu bicara putih, maksudnya hitam, sebab mereka suka berdusta atau taqiyah. Dusta ini karakter jelek yang harus dibuang, bukan karakter terpuji yang harus di sandang. Ingatlah ayat:
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. ( Annakhel 105 ).
Baca lagi disini:
09 Des 2011

Artikel Terkait

2 komentar:

  1. iran memiliki harta dan senjata yg sangat banyak, namun yg diberikan ke palestina hanya sedikit sekali,, sekedar tipuan agar orang2 mengira iran tulus membantu,,


    bahkan iran sama sekali tak membantu taliban (penguasa afganistan tahun 2001) saat afganistan diserang amerika tahun 2001, padahal iran berbatasan dgn afgan,, karena memang beda ideologi

    seandainya iran benar2 perang melawan israel dan amerika pun bukan jaminan bahwa iran adalah penolong umat islam (kaum sunni). Ibaratnya seperti jepang dan belanda tahun 1940an, belanda menjajah indonesia, lalu jepang berperang melawan belanda, ternyata bukan untuk menolong indonesia melainkan untuk gantian menjajah indonesia, bahkan saat itu jepang lebih kejam dari belanda, sehingga indonesia ibarat lepas dari mulut harimau lalu masuk ke mulut buaya

    BalasHapus
  2. saya enggak percaya kalau iran bener-bener berjuang melawan amerika untuk islam, karena presiden iran (dinejat) yang mengatakan anti amerika kok bersalaman dan cipika-cipiki dengan yahudi dan iran pun juga yang membantu amerika dalam penyerangan ke afganistan dan irak

    dan bekas Naib presiden iran berkata:"jika bukan karena iran, kabul dan baghdad tidak jatuh ke tangan amerika"

    kata James Dobbins:"selepas serangan 9/11 amerika telah menyertai satu pakatan untuk menggulingkan taliban. pakatan itu termasuk india, rusia, IRAN dan pakatan utara. dengan bantuan amerika, pakatan itu telah berjaya menggulingkan taliban. itulah yang sebenarnya berlaku"

    Akbar Hashemi Rafsanjani dalam khutbah jum'atnya:"tentara IRAN telah memerangi taliban dan bekerjasama menjatuhkannya, jika tidak karena bantuan tentara iran dalam peperangan taliban, amerika telah tenggelam di bumi afganistan. seharusnya amerika mengetahui jika tidak karena tentara iran, amerika tidak akan mampu menjatuhkan taliban."

    lalu gaya tabik tentara iran dan hizbullah menyerupai tentara nazi atau para penyembah setan

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan