Kabar kekerasan yang menimpa peserta diskusi Irshad Manji di LKiS oleh Majelis mujahidin ternyata masih belum bisa dibuktikan. Rino Prasetyo salah seorang aktivis dakwah kampus yang berada pada peristiwa tersebut menyatakan apa yang diberitakan media berbeda dengan kondisi yang ada.
Melalui akun twitternya, Gurino Is Gumiho @Rinoprassetyo. Ia menjelaskan tidak pernah ada aksi pendobrakan pintu pada pembubaran diskusi tersebut, karena acara diskusi berlangsung diruang terbuka.
“Di dobrak?? Mau mendobrak apa??? Acara d LKIS itu d pendopo, bangunan terbuka.” Lontar rino pada laman twitternya Kamis, (10/5) Yogyakarta.
Ia pun membantah telah terjadi pendobrakan pagar, karena pagar memang mudah dimasuki siapa saja, akibat dari tidak dikuncinya pagar tersebut
“Jika ada yg mengatakan kami mendobrak pagar, itu salah besar. Pada saat itu pagar tidak dalam kondisi ditutup dn digembok,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa tidak menemui Irshad pada awal memasuki pendopo, yang ditemukan adalah para watia dan seroang warga negara asing yang menjadi asisten Irshad Manji.
“Pada saat kami masuk, kami mencari yg namanya Irshad Manji, Di sana tidak ada Irshad. yg ada banci, bule, dan ada salah satu mahasiswa UMY,” sambungnya.
Karenanya, Rino menilai bahwa pernyataan bahwa Irshad Manji panik dan ketakutan itu merupakan berita yang tidak benar.
“Jika ada yg mengatakan irshad manji histeris, #BOHONG . Ada juga yg mngatakn dia tetap di tengah pendopo dn tidk lari berlindung, #BOHONG,” tegasnya.
Menyoal penamparan, Rino juga melakukan klarifikasi bahwa tidak ada kejadian penamparan. "Penjitakan banci iya ada, tapi menyoal penamparan dn pemukulan itu sandiwara #mereka," tambahnya.
Seperti diketauhi bersama kehadiran massa untuk membubarkan diskusi feminis penghina nabi Irshad Manji disana tidak hanya dari MMI tapi juga perwakilan dari warga yang tergabung dalam “Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa” yang terdiri dari FLSDK, KAMMI, PII, FSRMY, BKPRMI hingga komunitas #IndonesiaTanpaJIL. (Novi)
Eramuslim
Irshad Manji: Pelaku Pembubaran Diskusi di LKiS Pengecut
Nasional / Kamis, 10 Mei 2012 07:20 WIB
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Penulis buku "Allah, Liberty and Love", Irshad Manji menyebut pelaku penyerangan dan pembubaran diskusi bukunya di kantor lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) sebagai pengecut.
Peristiwa pembubaran terjadi pada Rabu (9/5) malam ketika sekelompok orang dengan penutup muka menyerbu masuk ke kantor itu dan melakukan penyerangan terhadap peserta diskusi.
"Sekelompok preman berjubah agama menyerang 150 peserta diskusi sampai terluka termasuk asisten saya Emily Rees. Ia dipukuli berkali-kali dengan besi panjang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Lengannya terluka dan harus dibalut perban. Dua peserta diskusi lainnya mengalami luka cukup parah di kepala," tulis Manji dalam keterangan pers yang diterima mediaindonesia.com.
"Para kriminal ini menyembunyikan wajah mereka di balik masker dan helm sembari memukuli orang-orang tidak bersalah dan melakukan kerusakan. Mereka adalah pengecut!" imbuhnya.
Manji kemudian menyebut Indonesia mengalami berubahan terutama dalam hal toleransi, keterbukaan, dan pluralisme.
"Empat tahun yang lalu, saya datang ke Indonesia dan merasakan sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralisme. Karena itu, saya menyebutkan di dalam buku baru saya, Allah, Liberty and Love bahwa Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya. Namun sekarang banyak hal berubah," katanya.
Meski begitu, dia memuji orang-orang yang melindungi dirinya dari aksi penyerangan kelompok yang disebutnya preman berjubah agama itu.
"Di saat para kriminal tersebut berteriak-teriak, “Mana Manji? Mana Manji?”, orang-orang berjiwa pemberani menjadikan tubuh mereka sebagai perisai yang melindungi saya. Saya sangat terharu dengan keberanian mereka. Mereka telah memperlihatkan bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu demi martabat dan nilai-nilai kemanusiaan," kisahnya.
Manji kemudian mengritik pemerintah Indonesia dan polisi yang disebutnya tunduk kepada aksi para preman tersebut. "Pemerintah dan polisi Indonesia boleh tunduk kepada para preman tersebut. Tapi, masyarakat Indonesia tidak boleh!" pungkasnya. (MI/Wrt3)
Peristiwa pembubaran terjadi pada Rabu (9/5) malam ketika sekelompok orang dengan penutup muka menyerbu masuk ke kantor itu dan melakukan penyerangan terhadap peserta diskusi.
"Sekelompok preman berjubah agama menyerang 150 peserta diskusi sampai terluka termasuk asisten saya Emily Rees. Ia dipukuli berkali-kali dengan besi panjang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Lengannya terluka dan harus dibalut perban. Dua peserta diskusi lainnya mengalami luka cukup parah di kepala," tulis Manji dalam keterangan pers yang diterima mediaindonesia.com.
"Para kriminal ini menyembunyikan wajah mereka di balik masker dan helm sembari memukuli orang-orang tidak bersalah dan melakukan kerusakan. Mereka adalah pengecut!" imbuhnya.
Manji kemudian menyebut Indonesia mengalami berubahan terutama dalam hal toleransi, keterbukaan, dan pluralisme.
"Empat tahun yang lalu, saya datang ke Indonesia dan merasakan sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralisme. Karena itu, saya menyebutkan di dalam buku baru saya, Allah, Liberty and Love bahwa Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya. Namun sekarang banyak hal berubah," katanya.
Meski begitu, dia memuji orang-orang yang melindungi dirinya dari aksi penyerangan kelompok yang disebutnya preman berjubah agama itu.
"Di saat para kriminal tersebut berteriak-teriak, “Mana Manji? Mana Manji?”, orang-orang berjiwa pemberani menjadikan tubuh mereka sebagai perisai yang melindungi saya. Saya sangat terharu dengan keberanian mereka. Mereka telah memperlihatkan bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu demi martabat dan nilai-nilai kemanusiaan," kisahnya.
Manji kemudian mengritik pemerintah Indonesia dan polisi yang disebutnya tunduk kepada aksi para preman tersebut. "Pemerintah dan polisi Indonesia boleh tunduk kepada para preman tersebut. Tapi, masyarakat Indonesia tidak boleh!" pungkasnya. (MI/Wrt3)
Sumber: http://www.metrotvnews.com
Keji!!! Irshad Manji Tuduh Nabi Muhammad Menerima Ayat-ayat Setan
YOGYAKARTA (voa-islam.com) - Kampanya Irshad Manji di Indonesia terbilang gagal. Di berbagai tempat, tokoh lesbi penghina Islam ini terus mendapatkan penolakan keras.
Berdasarkan rilis yang diterima redaksi voa-islam.com, Rabu (9/5/2012), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menginformasikan bahwa pada hari Rabu (9/5/2012), Irshad Manji yang berbangga dengan penyakit lesbinya gagal melakukan propaganda lesbianisme agama di Pasca Sarjana UGM dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, setelah diprotes aktivis Muslim.
Masih dalam rilis tersebut, MMI membeberkan bukti penistaan dan penodaan terhadap Islam yang amat menyakiti umat Islam dengan mengatakan wahyu Allah sebagai ‘ayat-ayat setan’, persis seperti judul novel penghina Islam lainnya, Salman Rushdie. Menurut MMI fakta ini merupakan bagian dari propaganda atheisme terselubung, penganut lesbianisme, Irshad Manji.
“Sebagai seorang pedagang buta huruf, Muhammad bergantung pada para pencatat untuk mencatat kata-kata yang didengarnya dari Allah. Kadang-kadang Nabi sendiri mengalami penderitaan yang luar biasa untuk menguraikan apa yang ia dengar. Itulah bagaimana ”ayat-ayat setan” – ayat-ayat yang memuja berhala – dilaporkan pernah diterima oleh Muhammad dan dicatat sebagai ayat otentik untuk al-Quran. Nabi kemudian mencoret ayat-ayat tersebut, menyalahkan tipu daya setan sebagai penyebab kesalahan catat tersebut. Namun, kenyataan bahwa para filosof muslim selama berabad-abad telah mengisahkan cerita ini sungguh telah memperlihatkan keraguan yang sudah lama ada terhadap kesempurnaan al-Quran.” (Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini, hal. 96-97).
Selain itu, sikap toleran terhadap misi Lesbianis Irshad Manji yang secara terus terang melecehkan Islam, sebagaimana tajuk seminarnya “Menggugat Normativitas Tubuh dan Seksualitas: Iman, Cinta dan Kebebasan” merupakan sikap biadab dan tidak tahu malu, yang akan merusak adab orang-orang beradab dibalik isu penyimpangan gender.
Berdasarkan hal itu, MMI menilai liberalisme dan pergaulan bebas yang dianut Manji dan mereka yang sepaham dengannya merupakan paham antiagama, yang eksistensinya diharamkan oleh semua agama.
Oleh sebab itu, MMI menyatakan bahwa siapa saja yang memfasilitasi acara-acara Irshad Manji di Indonesia, berarti mereka memfasilitasi aktivitas musuh agama dan musuh negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, karena itu mereka juga musuh umat beragama. [Ahmed Widad/MM
Komentarku ( Mahrus ali ):
Belajarlah kepada ulama ahlus sunnah, bukan ulama ahli bid`ah apalagi kepada seorang lesbi yang terlaknat. Ingat ayat:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. Nur 19
Dia menghina Islam, memuja kekufuran. Ini sangat riskan sekali, dia miunafik atau kafir. Lihat ayat sbb:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" 65 Tobat.
Artikel Terkait
assalamu 'alaikum.......
BalasHapusijin copas ustadz
jazakallah
Yang ini saya setuju bung!!
BalasHapus