Bukan NU kalau tidak membuat berita, setelah
tokoh-tokohnya sering membuat pernyatan-pernyataan kontroversial, kali ini
penolakan warga terhadap konser Lady Gaga juga mendapat tanggapan kontroversi
dari Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU.
Konser Stefani Joanne Angelina Germanotta atau sering
disapa Lady Gaga mendatangkan pro kontra. Front Pembela Islam (FPI), Majelis
Ulama Indonesia (MUI), dan sejumlah pejabat negara menolak konser Gaga dengan
alasan tak sesuai moral bangsa.
Namun, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya
Muslimin Indonesia NU, Al-Zastrouw Ngatawi menilai pelarangan tersebut sebagai
sesuatu yang berlebihan. "Tidak usah berlebihan seperti itu. Jadi, mereka
ini terlalu sok moralis," kata Ngatawi, Kamis kemarin (17/5). Menurut
Ngatawi, konser itu sudah sering diadakan. Sampai kini tak terjadi apapun.
"Menurut saya, ini berlebihan," katanya.
Ngatawi mengatakan, konser tidak akan menjadi masalah
kalau dibiarkan. Di Indonesia banyak yang menari dan aneh seperti Lady Gaga,
tapi tak terjadi apa-apa. "Kalau dibiarin tidak akan apa-apa. Itu kan orang sentimentil
saja," katanya.
Namun Ngatawi menyadari dari sisi pakaian, perilaku Lady
Gaga mengundang kontroversi dan tidak cocok dengan tradisi masyarakat. Hanya
saja, jika responnya terlalu berlebihan, reaksinya akan berlebihan. "Ini
dibesar-besarkan saja," katanya.
Ngatawi menganggap pelarangan konser Lady Gaga sebagai
bentuk kekhawatiran dan ketidak mampuan dalam mendidik anak dan generasi
mendatang. Karena ketidakmampuan itu akhirnya mereka menggunakan alat negara.
"Mereka ini kan dalam pemahaman agamanya secara instan, akhirnya
menggunakan kekuatan negara untuk menekan," katanya. Cara memfilter
ketakutan tersebut bisa dilakukan dengan melokalisir, tanpa berlebihan. Ia
menyebut Gaga hanya masalah kecil. "Jangan sampai membunuh nyamuk dengan
bom," dia memaparkan.
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad mengatakan tak
masalah apabila konser tersebut memperhatikan norma. Terlebih, nilai seni dan
prestasi yang bisa dicontoh oleh generasi mendatang. "Ya kita ambil
positif saja. Kalau melanggar norma dan aturan ya kita harus
memfilternya," katanya.
Konser Lady Gaga di Stadion Gelora Bung Karno pada 3 Juni
mendatang tidak mendapatkan izin dari Polda Metro Jaya. Ribuan tiket Konser
Born This Way Ball ini ludes terjual. Tiketnya dibanderol dari harga Rp 465
ribu-Rp 2,250 juta.(fq/tmp)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sayang ketua seni dan budaya NU kok
membiarkan kemungkaran, mengizinkannya. Ini jelas menyalahi tuntunan hadis:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ
مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيمَانِ
Barang siapa
diantaramu melihat kemungkaran , robahlah dengan tangannya . Bila tidak mampu
,cukup dengan lidahnya . Bila tidak mampu cukup dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah . [1]
Seorang mukmin itu bukan orang yang membiarkan kemungkaran atau
ikut sama menontonnya , tapi harus benci dan menghindari tempat
kemungkaran sebagaimana ayat :
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ
الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Dan Allah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, [2]
Bacalah
lagi diblog ke dua : www.mantankyainu2.blogspot.com
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan