- Sementara itu sikap NU tampak ngalor-ngidul.
Inilah
beritanya:
Soal Lady Gaga, NU Istiqomah MENENTANG NU Liberal
- Pemicu pertentangan (antara NU Lugu dan NU Liberal) adalah pernyataan nyeleneh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam forum talk show “Indonesia Lawyer CLub” dengan tema FPI versus Lady Gaga, Rabu (16/5/2012) di salah satu stasiun televisi, yang akhirnya mengundang reaksi pro dan kontra di internal NU sendiri. “Ada satu juta Lady Gaga, ada satu juta Irshad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaq warga NU tidak berkurang,” demikian ujar Said Aqil Siradj.
Jakarta – KabarNet: Ternyata benar analisis
yang mengatakan bahwa ada dua kubu berlawanan di dalam tubuh Nahdhatul Ulama
(NU). Meski tak diungkapkan secara terang-terangan, tampak sekali bahwa
kelompok “NU Istiqomah” dibawah bimbingan kiyai-kiyai sepuh NU terus berusaha
membentengi umat Islam, khususnya warga NU, dari keliaran pola pikir kelompok
“NU Liberal” yang dimotori oleh elemen-elemen SEPILIS
(sekularisme-pluralisme-liberalisme) yang getol menebarkan racun pemikiran
liberal kepada umat Islam. Dalam soal kontroversi rencana konser penyanyi
erotis Lady Gaga, dua kubu NU tersebut kembali berbenturan. Di satu sisi
kelompok NU Tradisional yang senantiasa Istiqomah menolak dengan
tegas konser Lady Gaga, sementara kelompok NU Liberal menganggapnya hal yang
biasa saja.
Belakangan
ini, masyarakat di Indonesia
dijejali dengan pemberitaan masif terkait pro-kontra konser Lady Gaga yang
rencananya akan digelar 3 Juni 2012 mendatang. Di internal organisasi NU pun
akhirnya pecah menjadi dua kubu saling bertentangan karena sikap yang
berlawanan dalam memandang masalah konser Lady Gaga.
Memang
sudah sering terjadi kondisi tidak adanya pendapat tunggal di dalam tubuh NU.
Hal itu pula yang terjadi dalam menyikapi polemik soal rencana konser Lady
Gaga. Ada
kelompok NU Liberal yang setuju dalam arti tidak merasa terganggu dan
menganggap konser itu biasa saja, namun lebih banyak lagi kalangan NU
Tradisional yang senantiasa istiqomah yang merasa terusik, dan karenanya
menentang keras rencana konser Lady Gaga.
Pemicu
pertentangan tersebut adalah pernyataan nyeleneh Ketua Umum PBNU Said Aqil
Siradj dalam forum talk show “Indonesia Lawyer CLub” dengan tema FPI versus
Lady Gaga, Rabu (16/5/2012) di salah satu stasiun televisi, yang akhirnya
mengundang reaksi pro dan kontra di internal NU sendiri. “Ada satu juta Lady
Gaga, ada satu juta Irshad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaq
warga NU tidak berkurang,” demikian ujar Said Aqil Siradj.
Di
saat sebagian besar umat Islam diresahkan dengan rencana konser Lady Gaga,
pernyataan Said Aqil itu kontan menjadi perdebatan panas di sejumlah situs
jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Tak jarang para pengguna akun
jejaring sosial tersebut mengunggah penggalan pernyataan Said Aqil Siradj itu,
baik untuk dipuji ataupun untuk dikecam habis-habisan.
Namun
pendapat nyeleneh Said Aqil tersebut akhirnya mengundang reaksi kalangan NU
Tradisional yang senantiasa istiqomah dibawah bimbingan para kiyai sepuh, dan
langsung dimentahkan oleh kiyai senior mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.
Kiyai kharismatik yang satu ini menolak keras rencana konser Lady Gaga, dan
mendukung langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang melarang
konser Lady Gaga tersebut. “Apa
yang diambil oleh Polri untuk tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga sudah
tepat. Karena penyelenggaraan konser ini tidak seimbang antara manfaat dan
kerugiannya (mudzarratnya),” tegas KH Hasyim Muzadi, Jumat
(18/5/2012).
Respon
KH Hasyim Muzadi yang mewakili kalangan NU Tradisional/Istiqomah itu
diungkapkan hanya selang sehari setelah pernyataan kontroversial dari kelompok
NU Liberal, Said Aqil Siradj. Kiyai Hasyim dengan tegas membantah ucapan Said
Aqil, meski menolak menyebutkan namanya, bahwa dampak konser Lady Gaga tidak
semata-mata menyangkut keimanan seseorang saja, namun mengancam masalah
keamanan dan budaya. Kiyai Hasyim mengingatkan, Hak Asasi Manusia (HAM) tidak
tepat jika digunakan untuk persoalan yang merusak dan menimbulkan kerawanan.
Menurut
pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini, jika konser Lady Gaga
dipaksakan untuk digelar, maka hanya akan menguntungkan pebisnis saja,
sedangkan umat Islam terutama generasi muda yang akan menjadi korbannya. “Namun
ujung-ujungnya akan menambah beban stabilitas saja. Mengukur konser hanya
faktor keimanan tentu belum komprehensif,” kritik Kiyai Hasyim.
Rencana
konser Lady Gaga di Tanah Air mendapat reaksi keras dari sejumlah ormas Islam,
terutama yang paling santer dari Front Pembela Islam (FPI). Partai politik
berbasis Islam seperti PPP dan PKS juga menolak konser penyanyi erotis yang
berjuluk Mother Monster ini. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) termasuk
lembaga bentukan pemerintah yang pertama kali menolak konser Lady Gaga, disusul
oleh penolakan dari Menteri Agama, Suryadharma Ali, dan Menteri Dalam Negeri,
Gamawan Fauzy yang sama-sama menolak digelarnya konser kontroversial ini. Pihak
kepolisian hingga kini juga menolak memberikan rekomendasi izin konser
tersebut. Bahkan Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Untung S. Rajab bereaksi senada
dengan FPI, yakni mengancam akan membubarkan dengan paksa kalau pihak promotor
nekat menggelar konser tersebut.
Sementara
itu, salah seorang pengurus PBNU, Malik Madani mengatakan bahwa sebagian besar
pengurus PBNU menilai kedatangan Lady Gaga ke Indonesia untuk konser musik bisa
mempengaruhi moral masyarakat. Penolakan itu dinilainya perlu sebagai wujud
menjaga moralitas masyarakat bangsa. Pasalnya, konser itu diprediksikan akan
menampilkan sensualitas aurat yang bertentangan dengan nilai bangsa dan agama.
Statemen pengurus PBNU ini lagi-lagi bertentangan dengan pernyataan ketuanya,
Said Agil Siradj, yang seolah memperbolehkan kedatangan Lady Gaga. Namun Malik
Madani membantah bahwa ada perpecahan di tubuh NU, “Di PBNU biasa terjadi
dinamika pendapat,” ujarnya.
Ormas Islam sebesar NU dengan anggota 30jutaan muslim tradisional
betul-betul menghadapi PR (pekerjaan rumah) untuk membersihkan tubuh NU dari
elemen-elemen liberal pro paham SEPILIS. Hal itu lantaran sejumlah tokoh
liberal yang tergabung dalam Jaringan Islam Liberal (JIL) seperti Ulil Abshar
Abdalla, Guntur Romli, dan masih banyak lagi, telah menyusup sebagai “orang
NU”. Bahkan Ulil Abshar Abdalla yang terkenal sebagai dedengkot JIL juga ikut
dalam pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU ke 32 di Makassar tahun 2010
lalu. Meski akhirnya kalah suara, namun Ulil sempat dijagokan oleh kelompok
pengikutnya.
Keikutsertaan Ulil selaku dedengkot JIL dalam ajang pemilihan Ketua
Umum PBNU adalah suatu bukti nyata tak terbantahkan bahwa memang betul di dalam
tubuh NU sudah disusupi elemen-elemen liberal pro pemahaman SEPILIS yang
senantiasa menebar racun pemikiran liberal untuk merusak kualitas keimanan dan
aqidah umat Islam. [KbrNet/adl] Posted by KabarNet pada
21/05/2012
***
Muhammadiyah Tolak Konser Lady Gaga
Jakarta, Pelita – Muhammadiyah melalui Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
menegaskan penolakannya terhadap konser Lady Gaga yang rencananya akan
dilaksanakan pada 3 Juni 2012 mendatang di Gelora Bung Karno, Senayan.
Muhammadiyah menganggap konser Lady Gaga tersebut bagian dari kekuatan budaya
asing yang akan menggerogoti kedaulatan budaya bangsa Indonesia yang
telah terbentuk sejak ratusan tahun yang lalu.
“Lembaga
Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa
Indonesia merasa wajib dan berhak untuk mempertahankan kedaulatan budaya bangsa
Indonesia dari berbagai kekuatan budaya asing yang mengancam kedaulatan budaya
bangsa Indonesia,” demikian surat pernyataan diterima Pelita yang dikeluarkan
Lembaga Seni Budaya dan Olahraga yang ditandatangani ketua LSBO PP Muhammadiyah
H Jabrohim, dan sekretaris Mustafa W. Hasyim, Rabu (23/05)
Kepentingan kapitalistik ditengarai menjadi hal dominan dalam konser tersebut, yang pada akhirnya hanya akan membodohi masyarakat yang saat ini sedang berjuang melawan kemiskinan. Konser Lady Gaga ini hanya akan menciptakan konflik horizontal di masyarakat. “Sangat tidak bermoral kalau pertunjukan musik Lady Gaga yang mengumbar kemewahan dan hedonisme kehidupan diselenggarakan di Indonesia sementara rakyat Indonesia berada di tengah kemiskinan, kemelaratan dan kebodohan,” kata Jabrohim.
Kepentingan kapitalistik ditengarai menjadi hal dominan dalam konser tersebut, yang pada akhirnya hanya akan membodohi masyarakat yang saat ini sedang berjuang melawan kemiskinan. Konser Lady Gaga ini hanya akan menciptakan konflik horizontal di masyarakat. “Sangat tidak bermoral kalau pertunjukan musik Lady Gaga yang mengumbar kemewahan dan hedonisme kehidupan diselenggarakan di Indonesia sementara rakyat Indonesia berada di tengah kemiskinan, kemelaratan dan kebodohan,” kata Jabrohim.
Muhammadiyah
mendukung pemerintah menolak konser Lady Gaga demi menjaga stabilitas sosial di
masyarakat dan menjaga warisan budaya. “Dalam konteks inilah Muhammadiyah mendukung
kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Polisi Republik Indonesia yang tidak memberikan
izin bagi keberlangsungan pentas musik Lady Gaga tersebut,” tuturnya.
(cr-15) .pelitaonline.com Kamis, 24 Mei 2012
(nahimunkar.com)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Mereka
yang menerima konser lady gaga dari golongan munafikin sebagaimana ayat:
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ
بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ
وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
هُمُ الْفَاسِقُونَ
Orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka
menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf dan mereka
menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan
mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.[1]
Sedang mereka yang menolak termasuk golongan
yang mendapat petunjuk sebagaimana ayat:
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ
وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Dan Allah menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus, [2]
Boleh di katakan golongan benar dan golongan
sesat , beda di dunia dan beda di akhirat. Tempatnya kelak di akhirat juga
tidak sama, karena yang satu bela Allah dan satu lagi bela kuffar.
Baca
lagi disini:
25 Des
2011
04 Feb
2012
13 Mei
2012
10 Mar
2012
11 Feb
2012
17 Mar
2012
Bacalah lagi diblog ke dua :
www.mantankyainu2.blogspot.com
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan