Muhammad Niam dari
/www.pesantrenvirtual.com/ menyatakan
sbb:
Berikut ketentuan
ibadah yang boleh dilakukan untuk orang lain:
1. Ibadah murni fisik, seperti shalat dan zakat tidak boleh diniatkan untuk orang lain, karena ibadah ini tidak boleh digantikan oleh orang lain.
2. Ibadah murni harta seperti zakat dan Qurban: Syafi'ie mengatakan tidak boleh diniatkan untuk orang lain, baik yang masih hidup atau telah meninggal, terkecuali bila almarhum telah mewasiatkannya. Mazhab Maliki mengatakan makruh dan mazhab Hanafi dan Hanbali mengatakan boleh. Dalam sebuah hadist Rasulullah menyembelih dua ekar domba gemuk, satu untuk diri beliau dan satu lagi untuk umatnya yang beriman.(H.R. Dar Quthni)
1. Ibadah murni fisik, seperti shalat dan zakat tidak boleh diniatkan untuk orang lain, karena ibadah ini tidak boleh digantikan oleh orang lain.
2. Ibadah murni harta seperti zakat dan Qurban: Syafi'ie mengatakan tidak boleh diniatkan untuk orang lain, baik yang masih hidup atau telah meninggal, terkecuali bila almarhum telah mewasiatkannya. Mazhab Maliki mengatakan makruh dan mazhab Hanafi dan Hanbali mengatakan boleh. Dalam sebuah hadist Rasulullah menyembelih dua ekar domba gemuk, satu untuk diri beliau dan satu lagi untuk umatnya yang beriman.(H.R. Dar Quthni)
Komentarku ( Mahrus
ali
):
Wasiat untuk zakat atau kurban itu belum saya jumpai hal itu di lakukan
oleh para sahabat. Jadi baiknya tidak usah wasiat yang nyeleneh itu. Setelah meninggal dunia orang tidak di perintahkan
lagi untuk mengeluarkan zakat atau berkorban. Bila di wasiatkan, maka wasiat ini harus di jalankan sebagaimana ayat:
مِنْ
بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِينَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ
Sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.
[1]
Sayangnya di sini adalah wasiat
korban untuk mayat atau zakat untuk mayat belum ada contohnya, boleh di katakan
bid`ah bukan sunah dan tertolak, tidak
diterima oleh Allah sekalipun dibenarkan oleh setan manusia sebagaimana
hadis:
مَنْ
أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa
mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama
maka dengan sendirinya tertolak [2]
Untuk hadis Rasulullah menyembelih dua domba gemuk yang di
riwayatkan oleh Daroquthni, maka saya
tidak menjumpainya.
Ada hadis sbb:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ ذَبَحَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الذَّبْحِ كَبْشَيْنِ
أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ مُوجَأَيْنِ فَلَمَّا وَجَّهَهُمَا قَالَ إِنِّي
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ
إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ وَعَنْ مُحَمَّدٍ
وَأُمَّتِهِ بِاسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ذَبَحَ *
Dari Jabir bin Abdillah berkata: Pada hari Idul adha
Nabi saw menyembelih dua kambing gibas yang bertanduk, kebanyakan bulunya putih
dan di kebiri. Ketika keduanya di
hadapkan, beliau berdoa sbb:
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ
وَلَكَ وَعَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ بِاسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii
fathorossamaawaati wal`ardha alaa
millati ibrahiim haniifan wamaa ana
minalmusyrikiin inna sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi robbil aalamiin laa syariikalahuu wabizaalika umirtu wa`ana
minalmuslimin Allohumma minka
walaka wa`an muhammadin wa ummatih bismillah wallohu akbar
Aku menghadapkan wajahku ( Aku bertujuan dengan ibadahku ini ) untuk
Tuhan yang menciptakan langit- langit
dan bumi dengan berpegangan agama Ibrahim dan berpegangan ajaran yang lurus. Dan aku tidak tergolong
orang orang yang syirik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
untuk Allah Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya dan karena itu, aku di perintah. Dan aku dari
golongan orang orang muslim. Ya Alloh,
dariMu dan untukMu dari Muhammad dan umatnya, dengan nama Allah Allohu
akbar. Hadis lemah karena ada perawi
Muhammad bin Ishak yang suka menyelinapkan perawi lemah, tertuduh syiah dan
qadariyah dan Yazid bin Abu Hubaib yang suka memursalkan hadis.
Ada hadis lagi, Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah ra:
هَلُمِّي
الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا
وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
ثُمَّ ضَحَّى بِهِ
Ambilkan pisau, asahlah dengan batu. Aisyah mengasahnya . Rasulullah
SAW mengambil pisau lalu mengambil domba, lalu di baringkan,lalu
dipotong. beliau bersabda:
بِاسْمِ اللَّهِ
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
Dengan nama
Allah, Ya Allah korban ini dari
Muhammad,keluarga Muhammad dan umat Muhammad [3]
Menurut lainnya, setelah
menyembelih beliau bilang:
بِسْمِ اللَّهِ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي
Dengan nama Allah, Allah maha besar. Korban ini atas nama
aku, dan umatku yang korbannya tidak sah [4]
Beliau sendiri menyatakan
hadis ini nyeleneh Imam
Tirmidzi berkata: “ sebagian
argumentasi ulama` yang tidak mewajibkan korban hadis tsb. Tapi hadis lemah tidak
bisa di buat sandaran.
Bacalah lagi diblog ke dua :
www.mantankyainu2.blogspot.com
Artikel Terkait
Pak ustadz, khusus kali ini, saya mau rikues artikel biografi Ali bin Ashim. Saya dengar beliau ulama yang sekali mengajar menghadap 30000 (tiga puluh ribu) murid. Saya amat tertarik mengenal beliau tapi cari di Google tidak ketemu sama sekali. Bantulah saya, Ustadz. Karena Allah...
BalasHapusTerima kasih.