Jumat, Februari 15, 2013

Pemerintah desa Caracas adakan kesyirikan



Subang, NU Online
Salah satu tradisi yang ada di kalangan nahdliyin adalah pembacaan riwayat Syekh Abdul Qadir Jailani atau sering juga disebut dengan manakib. Pembacaan manakib disebut dengan manakiban.

Diyakini bahwa di dalam manakib ini terdapat karomah yang dapat memberikan efek positif kepada tempat dibacakannya manakib tersebut dan juga tentu saja jamaahnya.

Pemerintah Desa Caracas, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat menggelar kegiatan manakib guna “meruwuat” Desa agar menjadi baldatun Thayibatun wa rabbun ghafur, pada Jum`at (15/2) malam.

Selain itu kegiatan ini pun dilakukan guna menyambut pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan, karena di Desa tersebut tidak lama lagi akan dibangun rest area jalan tol yang menghubungkan Cikampek dengan Cirebon.

“Dengan dibangunnya rest area di Caracas tentu akan ada akulturasi budaya, kita ingin agar tradisi dan budaya di kita yang baik tidak terpengaruhi oleh budaya luar yang tidak baik, kalau (budaya luar) yang baik tidak apa-apa” Papar Atang Supendi selaku Kepala Desa Caracas.

Kegiatan yang digelar di kediaman Kepala Desa Caracas tersebut dihadiri oleh sekitar 70 orang yang terdiri dari para kiai, ustad, aparatur desa, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Didaulat sebagai pembaca manakib adalah Pengasuh Pesantren Al-I`anah, KH. Ahmad Bunyamin.

Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Aiz Luthfi
Komentarku ( Mahrus ali): 
  Itulah realita yang ada disekitar kita, bukan jauh dari kita, dimana masarakat tidak memahami tauhid atau syirik. Mulai dari pengasuh pesantren, kiyai , Ustadz dan aparat pemerintahnya sama ingin mendekat kepada Allah dengan manakiban yang syirik ternyata tambah jauh dan tambah dekat dengan setan. Sebab manakiban mulai dulu sampai sekarang, dimana saja adalah lesyirikan. Boleh Klik lagi disini:
30 Jan 2011
MANTAN KYAI NU: Polemik kedua tentang kesyirikan dalam
10 Apr 2011
Atau dengarkan cd pengajian kami:


Dikatakan dalam artikel tsb sbb:
13 Apr 2011

“Dengan dibangunnya rest area di Caracas tentu akan ada akulturasi budaya, kita ingin agar tradisi dan budaya di kita yang baik tidak terpengaruhi oleh budaya luar yang tidak baik, kalau (budaya luar) yang baik tidak apa-apa” Papar Atang Supendi selaku Kepala Desa Caracas.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Mereka masih menganggap bahwa bacamanakib adalah budaya yang elok, yang harus dipertahankan, diperjuangkan. Mestinya mankiban adalah budaya terjelek, harus dibuang dan ditinggalkan, karena kesyirikan didalamnya.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan