قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ
مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ
أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ
أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
Urwah berkata:
Tsuwaibah budak perempuan yang di merdekakan. Dia dimerdekakan lalu menyusui Nabi SAW. Ketika Abu Lahab meninggal dunia, maka sebagian
keluarganya bermimpi melihat Abu Lahab dalam keadaan jelek.
Dia bertanya kepada Abu lahab: Apa yang kamu alami ?
Saya tidak menjumpai sesuatu hanya saja
aku di beri minuman di ini
karena aku memerdekakan Tsuwaibah.
[1]
Saya katakan: Hadis
tsb Mursal – lemah sekali, Urwah adalah tabi`in, bukan sahabat . Pada hal Abu Lahab itu mati pada perang Badar,
saat itu keluarga Abu lahab masih kafir.
Dan kisah Abu Lahab di peringankan
siksaannya di neraka dengan minum susu tiap hari Senin itu hanya cerita dari mimpi sebagian keluarga Abu lahab
yang belum tentu telah masuk Islam. Boleh jadi mimpi itu dari orang kafir, sebab keluarganya saat Abu lahab
meninggal dunia belum masuk Islam. Dan mimpi sekedar mimpi tidak boleh di buat
landasan. Bila di buat landasan, akan keliru dan menyesatkan. Ibnu hajar berkata:
وَأُجِيْبَ أَوَّلاً بِأَنَّ
الْخَبَرَ مُرْسَلٌ أَرْسَلَهُ عُرْوَةٌ وَلَمْ يَذْكُرْ مَنْ حَدَّثَهُ بِهِ,
وَعَلىَ تَقْدِيْرِ أَنْ يَكُوْنَ مَوْصُوْلاً فَالَّذِي فِي الْخَبَرِ رُؤْيَا
مَنَامٍ فَلاَ حُجَّةَ فِيْهِ, وَلَعَلَّ الَّذِي رَآهَا لَمْ يَكُنْ إِذْ ذَاكَ
أَسْلَمَ بَعْدُ فَلاَ يُحْتَجُّ بِهِ
Di jawab – pertama karena hadis tsb mursal
dari Urwah dan dia tidak menyebut dari siapa. Bila di mungkinkan hadis tsb mausul ( sanadnya
bersambung ), maka hadis tsb hanya menerangkan mimpi, dan tidak boleh dibuat
landasan. Barang kali orang yang
bermimpi itu belum masuk Islam. Karena
itu, jangan di buat hujjah. [2]
Urwah yang punya kisah diatas adalah Urwah bin Zubair bin
Awam bin Khuwailid Al Qurasyi Al asadi. Dia
lahir dimasa Usman bin Affan menjadi khalifah pada tahap
permulaan masanya. Jadi bukan sahabat
Rasulullah SAW, tapi tabiin, wafat th 94 H [3]
Komentarku (
Mahrus ali):
Abu lahab itu orang
musyrik yang sangat memusuhi Rasulullah SAW dan sudah jelas masuk ke Neraka
sebagaimana ayat:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
وَتَبَّ(1)مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ(2)سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ
لَهَبٍ(3)وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ(4)فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ
مَسَدٍ(5)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak
dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan
(begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang
di lehernya ada tali dari sabut.
Kalau dilihat dari ayat tsb maka Abu Lahab akan masuk Neraka dan segala apa yang dia usahakan di
dunia tidak bermanfaat padanya sama sekali bahkan berbahaya padanya. Sudah
tentu tidak akan diperingan siksaannya seandainya dia gembira ketika Nabi SAW
dilahirkan.
Dia adalah tokoh yang paling getol memusuhi Nabi SAW sampai al Quran
mencantumkannya sebagai orang
yang akan terjunkan ke Neraka bukan naik ke surga di saat dia masih hidup segar
bugar di dunia. Dia harus di tambah siksaannya di Neraka bukan dikurangi ,
lihat ayat sbb:
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا
يُفْسِدُونَ(88)
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka
selalu berbuat kerusakan. Nahel
Gembiranya Abu Lahab waktu Rasulullah SAW lahir tiada gunanya ketika dia memusuhi Rasulullah
SAW waktu menyebarkan dakwah.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan