Itulah pernyataan TIM LBMNU Jember
Komentarku ( Mahrus ali ):
Imam Nawawi menyatakan:seperti itu harus ada dalilnya, lalu
mana dalil yang di buat landasan imam Nawawi yang menyatakan ada sebagian bid`ah yang tidak sesat. Ya`ni ada
bid`ah yang di perintahkan, di wajibkan
atau mendapat pahala
Pernyataan Imam Nawawi itu bertentangan dengan hadis:
. مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan
sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan
sendirinya tertolak * Muttafaq
alaih dari Aisyah
Bertentangan pula dengan hadis:
مَنْ
عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ *
Barang siapa yang menjalankan sesuatu yang tidak cocok dengan urusan
kami maka tertolak.
Ia bertentangan dengan ayat:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ اْلأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا
وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.[1]
Jadi sariat selain sariat Nabi adalah hawa nafsu. Dan ajaran Islam ini telah sempurna sebagaimana ayat:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ
دِيْنًا
“Hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian dan telah Aku
sempurnakan kepada kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagi kalian.” (Al-Ma`idah: 3)
Bila masih ada banyak bid`ah yang di anggap hasanah dan di
masukkan ke dalam sariat, ber arti ayat itu harus di buang dan bila di biarkan
saja, maka akan tiada ma`nanya. Bila ajaran Islam telah sempurna, untuk apakah
menambah bid`ah. Penambahan ini menunjukkan ajaran Islam masih perlu di
sempurnakan oleh kiyai ahli bid`ah. Sebab
setahu saya kalangan ahli hadis senang ittiba dan senang sekali dengannya
karena ada ayat:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا
مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata.[2]
Pendapat Imam Nawawi itu juga bertentangan dengan ayat:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ
شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَلَوْلاَ كَلِمَةُ
الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
Apakah mereka
mempunyai sekutu - sekutu selain Allah
yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak
ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan.
Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat
pedih.[3]
Penambahan ajaran atau sariat setelah nabi wafat adalah sama dengan
membikin ajaran baru yang di larang.
Manusia di manapun berada atau kapanpun hidup harus ittiba` dan
menjalankan sesuatu yang berdalil, jangan
melakukan kebid`ahan. Ingat firmanNya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[4]
Menjalankan kebid`ahan adalah intinya mengikuti hawa nafsu sendiri
untuk mencari muka di sisi manusia sebab
Allah tidak memerintahnya. Bila Allah
tidak memerintahnya maka keliru minta
balasan kepada Allah. Orang yang melakukan kebid`ahan di kendalikan oleh hawa
nafsu sebagaimana ayat:
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?[5]
Jadi bid`ah itu
sariat hawa nafsu. Sedang sariat Islam adalah bersumber dari Allah.
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau
di panahnya.
Artikel Terkait
d buku kyai judul "mmbongkar kesesatan2 kyai pngusung bid'ah hasanah" BKN hny imam An Nawawi sj tp ibnu Hajar Al Asqolani, imam Al Shan 'ani (Subulus salam), syukron kyai, mhn izin sy copy yach kyai?? syukron
BalasHapus