Komentarku ( Mahrus ali):
Pak Lukman dalam artikel dulu
menyatakan:
Awalnya tarekat ini lebih dikenal di
Iran
dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki
Usmani, tarekat ini disebut Bastamiyah.
Istilah Syattar sendiri, menurut
Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar
dan Abrar. Syattar dalam tarekat ini adalah para sufi yang telah mampu
meniadakan zat, sifat, dan af'al diri (wujud jiwa raga).
Saya katakan: Kalau melihat dari
adanya tarekat ini dari Iran
seolah tarekat ini berasal dari Sya`ah
dan memang begitu, hampir seluruh tarekat tidak ada yang
dari Abu bakar, tapi dari Ali bin Abu Thalib dan dari Imam – imam syi`ah.
Jadi hampir seluruhnya berasal dari Iran lalu menyebar ke Turki, India sampai ke Afrika. Setahu saya hanya tarekat
Naqsyabandiyah yang sanadnya setelah Rasulullah SAW adalah Abu bakar. Jadi kebanyakan
tarekat malului imam – imam syi`ah, Silsilah
sanadnya begitu yaitu akan
bermuara kepada Imam Zainal Abidin, kepada
Imam Muhammad Baqir, kepada Imam Ja'far Syidiq.
Sedang tingkatan abrar dan syattar
yang di sebutkan dalam artikel dulu tidak kami jumpai dalilnya.
Setahu saya tingkatan kaum
mukmin di surga itu ada dua yaitu:
Al Muqarrabin sebagaimana ayat:
فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ(88)فَرَوْحٌ
وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ
adapun jika dia (orang yang mati) termasuk
orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan
rezki serta surga keni`matan.[1]
وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ(90)فَسَلَامٌ
لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ(91)
Dan adapun jika dia termasuk
golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.[2]
Untuk
tingkatan syattar, maka saya baru tahu sekarang ini. Jadi sejak saya belajar di pesantren, hingga pergi ke
Mekkah untuk menimba ilmu dari tanah kelahiran Nabi SAW, dan dario beberapa
guru Mesir, Saudia sampai guru dari Padang,
Banjar, ternyata saya masih belum
mendengar bahwa tingkatan sattar adalah tingkatan tertinggi dalam Islam. Saya
tidak mengerti, apakah guru – guru saya
itu tidak mengerti, atauakah tidak menerangkannya dan saya tidak pernah pula membaca kitab aran yang keterangannya seperti i tu.
Jadi tingkatan itu adalah ilmu bid`ah
yang tidak pernah di jelaskan oleh para nabi atau sahabat – sahabatnya.
Pak Lukman menyatakan:
Istilah Syattar sendiri, menurut
Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar
dan Abrar
Saya
katakan: Sungguh ngelindur pak Lukman ini, atau paling tidak segitu lah
ilmunya. Setahu saya tingkatan akhyar
ini adalah tingkatan para rasul sebagaimana
ayat:
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ(45)إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ
بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ(46)وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ
الْأَخْيَارِ(47)
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim,
Ishaq dan Ya`qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu
yang tinggi.
Sesungguhnya Kami telah mensucikan
mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
Dan sesungguhnya mereka pada sisi
Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.[3]
Sedang al abrar itu setingkat sahabat sebagaimana ayat:
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا
يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ
لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya
Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan
hapuslah kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.[4]
Dalam tafsir Ibnu Katsir da`I dalam ayat tersebut di tafsiri
sedemikian:
أَيْ دَاعِياً يَدْعُو إِلَى اْلإِيْمَانِ،
وَهُوَ الرَّسُوْلُ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
Ya`ni seorang da`I yang mengajak ke
iman yaitu Rasulullah SAW. [5]
Assa`di menyatakan:
وَهُوَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: يَدْعُو النّاسَ إِلَيْهِ وَيُرَغِّبُهُمْ فِيْهِ فِي أُصُوْلِهِ
وَفُرُوْعِهِ
Seorang da`I tsb adalah Muhammad
Saw yang mengajak manusia kepada iman, memberikan
semangat kepada mereka baik fondamen dan
cabang[6]
Apakah pengikut tarekat syattariyah
akan mencapai martabat melebihi Rasul dan sahabat- sahabatnya . Siapakah yang
berani mengatakan seperti itu, kalau bukan orang awam.
Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
[1] Al waqiah 88-89.
[2] Al waqiah 90-91
[3] Al waqiah 45-47
[4]
Ali imran 193
[5] Tafsir Ibnu Katsir di ayat tsb
[6] Tafsir assa`di ayat 193 Ali imran
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan