Probolinggo,
NU Online
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo tiap hari Jum’at malam rutin menggelar kegiatan istighotsah.
Kegiatan yang sudah berlangsung secara istiqomah selama 10 tahun ini diikuti oleh seluruh pengurus ranting NU, lembaga, lajnah dan badan otonom.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Kraksaan Moch. Siddiq Hasan kepada NU Online, Ahad (10/2) mengatakan selain merupakan instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), istighotsah ini juga bertujuan untuk mengamalkan ajaran tradisi NU Ahlussunnah wal Jamaah dan mendoakan masyarakat.
”Dalam istighotsah ini kami berdoa bersama-sama dan memohon kepada Allah agar Kabupaten Probolinggo, khususnya Kraksaan menjadi daerah yang aman dan kondusif baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Selain itu diberikan kemudahan dalam segala hal sehingga dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan baik kepada ranting dalam melaksanakan program kerja,” ungkapnya.
Menurut Hasan, biasanya setelah istighotsah dilanjutkan dengan diskusi dengan seluruh pengurus ranting untuk membahas program kerja yang akan dijalankan baik di MWC maupun ranting NU. Usulan-usulan tersebut kemudian ditampung untuk diambil sebuah keputusan membuat usulan prioritas yang selanjutnya akan dijadikan sebagai program kerja.
”Dalam kesempatan tersebut kami juga menyerap aspirasi warga nahdliyin dari masing-masing ranting. Kesulitan-kesulitan yang disampaikan warga nahdliyin selanjutnya kami bicarakan bersama untuk dicarikan solusi dan jalan keluarnya. Seperti pada saat adanya aliran sehat yang sangat meresahkan warga Nahdliyin karena ajaran yang disampaikan menyimpang dari akidah ahlussunnah wal jamaah,” jelasnya.
Dikatakan Hasan, melalui kegiatan istighotsah tersebut akhirnya tercipta sebuah ikatan silaturahim yang sangat kuat diantara sesama pengurus NU. Apalagi istighotsah ini merupakan salah satu tradisi ulama NU yang harus terus dilestarikan.
“Istighosah ini merupakan salah satu tradisi NU. Oleh karena itu saya berpesan kepada segenap masyarakat agar tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang ada serta tetap berpedoman pada hal-hal yang telah dirumuskan oleh para ulama-ulama NU,” pintanya.
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo tiap hari Jum’at malam rutin menggelar kegiatan istighotsah.
Kegiatan yang sudah berlangsung secara istiqomah selama 10 tahun ini diikuti oleh seluruh pengurus ranting NU, lembaga, lajnah dan badan otonom.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Kraksaan Moch. Siddiq Hasan kepada NU Online, Ahad (10/2) mengatakan selain merupakan instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), istighotsah ini juga bertujuan untuk mengamalkan ajaran tradisi NU Ahlussunnah wal Jamaah dan mendoakan masyarakat.
”Dalam istighotsah ini kami berdoa bersama-sama dan memohon kepada Allah agar Kabupaten Probolinggo, khususnya Kraksaan menjadi daerah yang aman dan kondusif baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Selain itu diberikan kemudahan dalam segala hal sehingga dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan baik kepada ranting dalam melaksanakan program kerja,” ungkapnya.
Menurut Hasan, biasanya setelah istighotsah dilanjutkan dengan diskusi dengan seluruh pengurus ranting untuk membahas program kerja yang akan dijalankan baik di MWC maupun ranting NU. Usulan-usulan tersebut kemudian ditampung untuk diambil sebuah keputusan membuat usulan prioritas yang selanjutnya akan dijadikan sebagai program kerja.
”Dalam kesempatan tersebut kami juga menyerap aspirasi warga nahdliyin dari masing-masing ranting. Kesulitan-kesulitan yang disampaikan warga nahdliyin selanjutnya kami bicarakan bersama untuk dicarikan solusi dan jalan keluarnya. Seperti pada saat adanya aliran sehat yang sangat meresahkan warga Nahdliyin karena ajaran yang disampaikan menyimpang dari akidah ahlussunnah wal jamaah,” jelasnya.
Dikatakan Hasan, melalui kegiatan istighotsah tersebut akhirnya tercipta sebuah ikatan silaturahim yang sangat kuat diantara sesama pengurus NU. Apalagi istighotsah ini merupakan salah satu tradisi ulama NU yang harus terus dilestarikan.
“Istighosah ini merupakan salah satu tradisi NU. Oleh karena itu saya berpesan kepada segenap masyarakat agar tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang ada serta tetap berpedoman pada hal-hal yang telah dirumuskan oleh para ulama-ulama NU,” pintanya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar
Komentarku ( Mahrus
ali):
Sebagai muslim yang ingin selamat di dunia
dan akhirat, bukan dunia saja dan di akhirat berbahaya dan menderita bukan selamat
dan bahagia, maka harus senang bukan benci dikoreksi dan mau mengoreksi untuk
menghindari kesalahan dan menjalankan kebenaran.Setahu saya dalam istighosah ada kesyirikannya , boleh anda baca lagi disini:
http://mantankyainu.blogspot.com/2011/04/syirik-dalam-istighosah.html
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 atau
di panahnya
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan