Muhammad Septa Utama
kta
anaknya bliau, bliau menyimpang karena bliau tidak belajar dengan guru. bliau
belajar otodidak, sehingga banyak istinbath-nya menyimpang. allahu a'lam.
Muhammad
Septa Utama
tapi
alhamdulillah anak2 bliau ada yang jadi ustadz dan ustadzah dan hampir semua
anak2 bliau hafal al quran. doakan saja agar bliau diberi hidayah oleh Allah.
Muhammad
Septa Utama
anak2
bliau (terutama 3 anaknya yang sudah jadi ustadz dan ustadzah) mereka bermanhaj
salaf dan mendakwahkan manhaj salaf.
Muhammad Septa Utama
ana
hanya kenal yang akhwat karena bilau gurunya istri ana di al wafa.
Komentarku ( Mahrus ali):
Anak saya yang di al wafa itu
didikan pesantren salafy pro thaghut bukan salafy yang anti thaghut.
Itulah komentar orang tentang diri
saya dan dia tidak mengoreksi kepada
dirinya sendiri apakah sudah cocok dengan ajaran Quran dan hadis. Dirinya merasa paling benar dan orang lain paling
salah. Lalu menolak keterangan saya yang
seluruhnya berdalil dan menerima sebagian ajaran salafy yang akal – akalan atau
landasannya hanya taklid buta, kadang menyalahi al Quran.
Saya mulai kecil berguru di kiyai NU
di tempat saya lalu ke ponpes langitan tujuh tahun. Di ponpes Yapi saya mengajar. Di Mekkahpun saya belajar
dari guru – guru disana salafy, wahabi,
ahli bid`ah. Dan saya mendapat ijazah sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW hampir seluruh kitab
ahli hadis.
Bila
saya menimpang dari ajaran Quran dan hadis, tolong tunjukkan , permasalahan
yang mana?Dan saya akan berterima kasih sebelum saya mati.
Kalau keterangan saya, ada yang beda dengan guru – guru saya, dan ajaran salafy,
NU atau Muhammadiyah , maka hakikatnya
adalah saya menggunakan dalil dan mereka kadang akal – akalan, taklid
buta pada guru atau unsur fanatisme golongan.
Kalau memang saya dikatakan
menyimpang karena saya sangat komitmen
dengan dalil, dan saya tidak mau akal- akalan, maka ingatlah firmanNya:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah:
"Unjukkanlah bukti kebenaranmu ( dalilmu ), jika kamu memang orang-orang
yang benar".[1]
Di
ayat lain, Allah menyatakan:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ
مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu
mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu ( kitab sucimu ) jika kamu memang orang-orang yang benar.[2]
Jangankan saya, Nabi saleh
saja dikatakan sesat oleh kaumnya sebagaimana ayat:
فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا
إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
Maka mereka berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara
kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan
gila",
Nabi Nuh dikatakan
gila sebagaimana ayat:
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ
قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ(9)فَدَعَا
رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ(10)فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ
بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ(11)وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى
أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ(12)وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ(13)تَجْرِي
بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ(14)وَلَقَدْ تَرَكْنَاهَا ءَايَةً
فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Sebelum mereka, telah
mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan
mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman".
Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang
dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)". Maka Kami bukakan pintu-pintu
langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan
mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh
telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan
dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi
orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu
sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
Ibn Taimiyah juga
mendapatkan kritikan dari ulama, malah di kafirkan. Muhammad bin Abd Wahabpun
tak luput dari komentar ulama yang mengkafirkannya. Komentar miring kepada
ulama – ulama yang jujur itu sudah pasti di temukan dan dialami oleh
siapa yang ingin meng orsinilkan ajaran Islam bukan membiarkan dan mendukung
ajaran golongan yang menyimpang.
Para rasul yang ingin
meng orsinilkan ajaran Allah juga mengalami keritikan jelek dari
masarakatnya sebagaimana ayat:
مَا
يُقَالُ لَكَ إِلاَّ مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو
مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ
Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir)
kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul
sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman
yang pedih.[3]
Mau
nanya hubungi kami:088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan