Jumat, Januari 10, 2014

Mahrus ali dituduh menyimpang



Muhammad Septa Utama kta anaknya bliau, bliau menyimpang karena bliau tidak belajar dengan guru. bliau belajar otodidak, sehingga banyak istinbath-nya menyimpang. allahu a'lam.
 Muhammad Septa Utama tapi alhamdulillah anak2 bliau ada yang jadi ustadz dan ustadzah dan hampir semua anak2 bliau hafal al quran. doakan saja agar bliau diberi hidayah oleh Allah.
Muhammad Septa Utama anak2 bliau (terutama 3 anaknya yang sudah jadi ustadz dan ustadzah) mereka bermanhaj salaf dan mendakwahkan manhaj salaf.
Muhammad Septa Utama ana hanya kenal yang akhwat karena bilau gurunya istri ana di al wafa.



Komentarku ( Mahrus ali):
Anak saya yang di al wafa itu didikan pesantren salafy pro thaghut bukan salafy yang anti thaghut.
Itulah komentar orang tentang diri saya dan dia tidak mengoreksi  kepada dirinya sendiri apakah sudah cocok dengan ajaran Quran dan hadis. Dirinya  merasa paling benar dan orang lain paling salah. Lalu menolak keterangan  saya yang seluruhnya berdalil dan menerima sebagian ajaran salafy yang akal – akalan atau  landasannya hanya  taklid buta, kadang menyalahi al Quran.
Saya mulai kecil berguru di kiyai NU di tempat saya lalu ke ponpes langitan tujuh tahun. Di ponpes Yapi  saya mengajar. Di Mekkahpun saya belajar dari  guru – guru disana salafy, wahabi, ahli bid`ah. Dan saya mendapat ijazah sanad yang bersambung  sampai Rasulullah SAW hampir seluruh kitab ahli hadis.
Bila  saya menimpang dari ajaran Quran dan hadis, tolong tunjukkan , permasalahan yang mana?Dan saya akan berterima kasih  sebelum saya mati.
Kalau keterangan saya, ada  yang  beda  dengan guru – guru saya, dan ajaran salafy, NU atau Muhammadiyah , maka hakikatnya  adalah saya menggunakan dalil dan mereka kadang akal – akalan, taklid buta pada guru atau  unsur fanatisme  golongan.
Kalau memang saya dikatakan menyimpang karena saya  sangat komitmen dengan dalil, dan saya tidak mau akal- akalan, maka ingatlah firmanNya:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu ( dalilmu ), jika kamu memang orang-orang yang benar".[1]
Di ayat lain, Allah menyatakan:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu ( kitab sucimu )  jika kamu memang orang-orang yang benar.[2]

Jangankan saya, Nabi saleh saja dikatakan sesat oleh kaumnya sebagaimana ayat:

فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila",
Nabi Nuh dikatakan gila sebagaimana  ayat:
 كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ(9)فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ(10)فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ(11)وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ(12)وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ(13)تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ(14)وَلَقَدْ تَرَكْنَاهَا ءَايَةً فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman". Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)". Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? 

Ibn Taimiyah juga mendapatkan kritikan dari ulama, malah di kafirkan. Muhammad bin Abd Wahabpun tak luput dari komentar ulama yang mengkafirkannya. Komentar miring  kepada  ulama – ulama yang jujur itu sudah pasti di temukan dan dialami oleh siapa yang ingin meng orsinilkan ajaran Islam bukan membiarkan dan mendukung ajaran golongan yang menyimpang.
Para rasul yang ingin meng orsinilkan ajaran Allah juga mengalami keritikan jelek dari masarakatnya  sebagaimana ayat:
مَا يُقَالُ لَكَ إِلاَّ مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ
Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman yang pedih.[3]
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.


[1] Namel 64
[2] Asshoffat 156 – 157
[3] Fusshilat 43
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan