Minggu, Januari 12, 2014

Miliarder Aneh Ini Lebih Memilih Hidup Miskin


 
Kalau beberapa orang berusaha sekuat tenaga untuk kerja keras guna mengumpulkan uang agar jadi kaya raya. Tapi, ada yang unik dari kehidupan seorang miliarder terkaya di dunia, dia malah bekerja keras mengumpulkan uang untuk hidup miskin.

Dia adalah Sulaiman Al Rajhi, salah satu orang paling kaya di dunia yang memilih menyumbangkan seluruh hartanya termasuk uang tunai, saham dan propertinya.

Sulaiman Al Rajhi tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan sukses mencetak uang hingga USD6 miliar atau Rp73,16 triliun (dengan hitungan kurs: Rp12.193 per USD) dari industri perbankan yang dipimpinnya. Di usianya yang ke-93 tahun, dia merasa harta dan kekayaan bukanlah hal yang penting.

Padahal, dia pernah jatuh miskin sebanyak dua kali dalam hidupnya. Uniknya, sekarang saat dia telah memiliki semua yang dikejarnya, Al Rajhi melepaskan semua hartanya begitu saja.

Sulaiman Al Rajhi mengakui, saat dia melarat dahulu kondisinya jauh berbeda dengan kehidupan miskin sekarang ini yang dia pilih. Sekarang, Sulaiman Al Rajhi, merasa hidupnya saat ini lebih merasa bahagia, tenang dan damai. Bagi pria yang hanya lulus Sekolah Dasar (SD) ini, seluruh kekayaan yang dimiliki manusia hanyalah titipan Tuhan semata.

Lalu, yang menjadi pertanyaan kita semua yaitu, kenapa Sulaiman Al Rajhi rela melepas semua hartanya, malah memilih hidup miskin? Berikut ini kisah hidup unik Sulaiman Al Rajhi yang dikutip dari Al Rajhi Bank, Forbes, Arab News serta sejumlah sumber lainnya.

Sulaiman Al Rajhi di Masa Muda

miliarder ini bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi, lahir di Jeddah, pada tahun 1920. Sulaiman tidak lahir dari keluarga yang kaya raya, sehingga dia hanya mampu menamatkan sekolah sampai Sekolah Dasar (SD) saja.

Karena kondisi itulah membuat dia dan dua saudara laki-lakinya bekerja keras untuk menghasilkan uang. Yang kemudian mereka berhasil mendirikan bank syariah terbesar di dunia yaitu Al Rajhi Bank.

Dari industri perbankan dan sejumlah perusahaan yang didirikannya, Al Rajhi juga aktif berinvestasi di bursa saham Arab Saudi. Dia berhasil meyakinkan perbankan di wilayah Eropa dan Amerika untuk ikut bekerja sama di bidang perbankan syariah dan terus berhasil menambah jumlah kekayaannya.

Walaupun Kaya, Tapi Memilih Hidup Miskin

Sulaiman Al Rajhi merupakan miliarder yang terkenal pemurah dan sangat memegang teguh ajaran-ajaran Islam. Kemurahan hatinya membuat miliarder yang satu ini tampak sangat unik.

Uniknya, di saat para konglomerat lain berlomba-lomba menumpuk kekayaan, pria berusia 93 tahun ini justru melimpahkan seluruh harta kekayaan yang dia miliki pada anak-anaknya. Hingga saat ini, Al Rajhi tidak memiliki uang tunai, properti atau saham-saham yang biasa menghiasi kehidupannya.

Harta yang dia sisakan untuk hidupnya hanyalah pakaian yang sehari-hari dikenakannya. Semasa hidupnya dia pernah dua kali merasakan hidup melarat tanpa uang sedikitpun. Kondisi itu membuatnya sangat paham mengenai hal sekecil apapun tentang uang.

Berbeda dengan dulu, kemiskinan yang saat ini dialaminya justru disertai perasaan bahagia, tenang dan damai. Hidup miskin yang kini dijalaninya murni merupakan pilihan dan keputusannya sendiri.

Hanya satu alasan yang membuat Al Rajhi memutuskan untuk hidup miskin, sesuai dengan keyakinan yang dianutnya, seluruh kekayaan di muka bumi ini adalah milik Allah semata. Bagi Al Rajhi, manusia yang dipercaya untuk menjaganya dan tidak pantas merasa memilikinya.

Sementara alasan membagi hartanya sebelum dia tutup usia adalah guna meningkatkan rasa persaudaraan dan kasih sayang antar anak-anaknya. Menurut dia, keharmonisan keluarganya jauh lebih penting dibandingkan harta dan kekayaan.

Sulaiman Al Rajhi

Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa tuanya hanya untuk mencari uang. Dia ingin menikmati waktu yang sangat berharga dalam hidupnya untuk hal-hal yang lebih berguna. Dia juga dengan aktif membagi setiap uang yang mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang lebih membutuhkan.

Uniknya, miliarder yang satu ini bekerja sekuat tenaga untuk keluar dari kemiskinan dan setelah kaya raya justru memilih menyumbangkan semua hartanya dan kembali hidup tanpa uang.

Tidak banyak yang menyebutkan berapa jumlah istri Al Rajhi, yang jelas, pria lanjut usia ini tercatat memiliki 23 anak. Dia sangat mencintai seluruh anak-anaknya dan selalu mendorong semua keturunannya untuk bekerja keras.

Al Rajhi sangat yakin bahwa untuk menjadi kaya raya setiap orang harus berusaha sekuat tenaga. Alasan dia membagi hartanya pada seluruh anaknya agar keturunannya tidak tinggal diam dan bekerja mengelolanya.

Al Rajhi adalah tipe ayah yang tidak mau bekerja seumur hidup cuma untuk menghidupi anak-anaknya. Baginya, semua keturunannya harus berusaha untuk mengembangkan bisnis yang telah diwariskan supaya bisa terus bertahan hidup. Dan anak-anaknya merasa puas dengan keputusan sang ayah.

Tetap Kerja Keras di usia Tua

Sampai usia 80 tahunan, Al Rajhi masih sangat aktif bekerja seperti orang-orang usia muda. Al Rajhi mulai menjalankan tugasnya dari subuh hingga larut malam.

Semasa menjalani bisnisnya, dia tidak pernah memiliki pesawat pribadi dan selalu bepergian menggunakan kelas ekonomi. Menurut dia, Allah tidak menyukai umatnya yang angkuh dan bersikap secara berlebihan.

Uniknya, meski dia menumpang pesawat milik maskapainya sendiri, dia tetap mengeluarkan uang untuk membeli tiket layaknya penumpang lain. Tanpa pesawat pribadi sekalipun, lewat maskapainya dia tetap memiliki banyak pesawat komersial yang beroperasi atas namanya.

Bahkan semasa hidupnya, dia tak pernah keluar negeri dalam rangka berlibur. Al Rajhi lebih suka menikmati perjalanan melintasi gunung dibandingkan menikmati tempat wisata di tempat lain.

Al Rajhi adalah salah satu miliarder tertua di dunia. Di usianya yang ke-93 tahun, dia masih aktif mengurus lembaga amal yang didirikannya.

Meskipun sudah tua, Al Rajhi tak pernah berpangku tangan, dia selalu memfokuskan pikirannya pada yayasan amal miliknya, serta bepergian ke Riyadh, Qassim, Al-Jouf, dan Al-Laith untuk sekadar mengawasi jalannya badan amal yang dipimpinnya.

Semasa bergelut di dunia bisnis, dia memiliki peranan yang luar biasa dalam membangun bank syariah terbesar di dunia. Selain itu, dia juga terkenal sebagai konglomerat yang aktif memerangi kemiskinan hingga memperoleh penghargaan internasional bergengsi karena tindakannya tersebut.

Dia juga berhasil meyakinkan para pemimpin bank sentral dunia termasuk Bank of England, bahwa perbankan syariah mampu berperan sebagai penggerak perekonomian global. (*/aktualco) 




Komentarku ( Mahrus ali): 
في السعودية قال الشيخ عبدالله المطلق أن البنوك الاسلامية أربعة : البلاد..الانماء..الراجحي..الجزيرة .
Di Saudi , Syaikh Abdullah al Mutlaq menyatakan: Bank – bank Islam ada empat .
Al Bilad , Al Inma` , Al Rajihi  dan al Jazirah.



Ali al hamidi menyatakan:
...
وعامة بنوك السودان حسب علمي إسلامية من حيث النظام وعليها هيئة عليا للرقابة الشرعية على المؤسسات والمصارف المالية كان يرأسها الشيخ الصديق الضرير من أعلم الناس بالاقتصاد الإسلامي في هذا العصر، والآن يرأسها أحد أساتذتي الفضلاء.

Kebanyakan bank di Sudan menurut pengetahuanku adalah bank Islam dari segi sistem. Juga ada lembaga yang memantau yang syar`I terhadap yayasan atau Bank yang dipimpin oleh Syaikh Al Shadiq termasuk orang yang paling mengerti tentang ekonomi Islam saat ini. Dan sekarang  di pimpin  oleh salah satu  guruku yang mulia.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Wallahu a`lam.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan