SOLO (Arrahmah.com) - Ustadz Anung Al-Hamat, Lc., M.Pd.I berceramah di
Gedung Islamic Centre Dewan Dakwah Islam Indonesia, Pabelan Kartasura, Solo, Sabtu (25/1/2014) Berikut ini laporan kontributor
kiblat.net di Surakarta yang menuliskan rangkuman ceramah tersebut.
Orang Syiah akan mengajarkan pemahaman Syiah dengan cara bertingkat. Pada
tingkat awal belum diajarkan pemahaman Syiah, justru yang diajarkan bagaimana
membahas kitab-kitab Ahlussunnah seperti membahas Kitab Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Bulughul Maram, Sunan Abu Dawud dan Kitab Sunnah lainnya. Namun pada
setiap sesi pemberian pemahaman kitab-kitab tersebut akan terus digiring untuk
diberikan doktrin tentang mazhab Ahlul Bait.
Penggunaan Mazhab Ahlul Bait (Mazhab keluarga Nabi) merupakan ciri
tersendiri bagi orang Syiah. Mereka tidak menamakan Mazhab Syiah agar menarik
dan tidak membuat gusar orang yang sedang belajar kepada mereka.
Setelah pada tahapan semisal akhir kelas 5, maka mulailah diajarkan
perbandingan Syiah-Sunni. Kemudian baru diajarkan hakikat Syiah pada kelas 6. Hal
ini seperti yang dinyatakan oleh kalangan yang pernah berinteraksi dengan
Pesantren YAPI Bangil atau Yayasan Muthahhari Bandung. Dan metode ini tidak
menutup kemungkinan digunakan juga di pondok pesantren yang terindikasi Syiah
yang ada di Solo atau daerah lainnya. Meskipun tidak semua santrinya
mendapatkan materi seputar pemahaman Syi’ah. Dalam arti hanya santri atau
kalangan-kalangan tertentu saja yang diberikan materi tersebut.
Isu persatuan
Isu persatuan akan terus dikampanyekan oleh orang Syiah sebagai
kamuflase manakala mereka belum mempunyai kekuatan secara jumlah dan persiapan
sarana pra sarana. Hal ini terjadi pada revolusi Iran dan peristiwa di Iraq. Ketika
jumlah mereka sedikit maka kata persatuan terus diucapkan. Tetapi ketika jumlah
sudah mencukupi untuk mengalahkan kelompok Ahlus Sunnah, maka isu persatuan
akan mereka tenggelamkan dan yang ada memilih: Syiah atau mati. Bahkan tidak
tangung-tanggung mereka mengikat kerja sama dalam persenjataan dengan Amerika
dan Zionis Israel.
Misionaris Syiah di Indonesia
Di Indonesia ada 2 organisasi besar Syiah
Wadah ABI (Ahlul Bait
Indonesia) yang menaungi para Habaib dan keturunan Arab Indonesia dengan
menjadikan Iran sebagai marja’nya.
Wadah IJABI (Ikatan
Jamaah Ahlul Bait Indonesia) dengan salah satu tokoh kuncinya adalah Jalaluddin
Rahmat dengan menjadikan Libanon sebagai marja’nya.
Para penyebar Syiah terdapat dua golongan
Misionaris Syiah yang
jahr, terus terang dihadapan umat bahwa dirinya Syiah seperti Jalaluddin Rahmat,
Ahmad Baraqba dan seterusnya. Mereka berani mengatakan di khalayak karena
mereka sudah mempersiapkan diri sebagai sebuah bentuk kesatuan.
Misionaris Syiah yang
taqiyah dan bersifat abu-abu. Misionaris ini lebih berbahaya daripada yang
pertama, karena membuat subhat dikalangan umat Muslimin. Golongan kedua ini
selalu:
Memberikan pernyataan
bahwa Syiah dan Sunni itu sama, tidak perlu untuk diperdebatkan.
Syiah itu tidak sesat
sebagaimana yang dinyatakan perwakilan IJABI Medan dalam debatnya dengan Prof. Dr.
Muhammad Baharun dan Kiyai Idrus Romli.
Senantiasa mengangkat
isu untuk mencintai Ahlul Bait versi Syiah yakni keluarga Nabi jalur Keturunan
Ali bin Abi Thalib RA saja.
Mengatakan Sahabat
Muawiyah bin Abi Sofyan RA bukan sahabat Nabi saw, seorang munafiq dan berbagai
celaan lainnya.
Menyampaikan bahwa
dalam riwayat Imam Bukhari ada para perawi Syi’ah. Siapa yang menghujat atau
menyesatkan Syi’ah berarti menghujat Bukhari.
Mereka berani
menyatakan kelompok Ahmadiyah itu sesat bahkan kafir, tetapi kepada Syiah tidak.
Padahal Syi’ah dan Ahmadiyah sama-sama sesatnya, bahkan Syiah justru lebih
besar dan komplek kesesatannya. Sehingga MUI JATIM menyatakan bahwa 10 kriteria
aliran sesat ada semua dalam ajaran Syi’ah dan semuanya diamalkan.
Tipe Misionaris yang
kedua ini bila dikatakan kepadanya bahwa dirinya Syiah, maka dia akan marah dan
menyatakan diri bahwa dirinya seorang muslim.
Dalam pembahasan
kajian fikih yang diadakan selalu saja mengangkat pendapat Mazhab Ahlul Bait
sebagai pengganti kata Syiah. Kalangan ini akan menyampaikan bahwa pendapat Abu
Hanifah, Malik, Syafi’I dan Ahmad demikian. Adapun menurut pendapat Ahlul Bait demikian.
Dan yang rajih adalah pendapat Ahlul Bait. Atau menggunakan kalimat yang
semisalnya; madzhab keluarga Nabi, pendapat Amirul Mukminin Ali dan seterusnya.
Mubahalah Bekasi
Pernah diadakan peristiwa dialog di Bekasi yang kemudian dilanjutkan
dengan mubahalah antara Dr. Haidar Bawazir dengan Habib Husein Alatas karena
tidak ada titik temu dalam masalah sahabat Mu’wiyah. Dr. Haidar Bawazir
menyatakan Mu’waiyah merupakan sahabat Nabi SAW dengan mempunyai beragam
keutamaan lainnya. Sementara Husain Alatas menyatakan Muawiyah bin Abi Sofyan
dari sisi istilah bukanlah sahabat Nabi saw, bahkan dia seorang munafiq yang
terkutuk.[1]
Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan
beliau dengan doa yang mulia “Ya Allah, jadikanlah Mu’awiyah sebagai orang yang
memberi petunjuk dan mendapat hidayah. Jadikanlah manusia mendapat hidayah
melalui dirinya.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini, secara sanad ditolak oleh orang-orang
Syiah.
Keistimewaan Muawiyah juga disebutkan, yaitu ketika Ibnu Abbas ditanya
tentang Muawiyah yang melakukan shalat witir satu raka’at. Ibnu Abbas menjawab,
“Dia Benar, dia adalah seorang yang fakih.” (HR. Bukhari).
Sikap seseorang terhadap Mu’awiyah adalah barometer yang menunjukkan
sikapnya terhadap para shahabat lainnya. Apabila ia lancang dalam mencela atau
merendahkan beliau, maka ia akan lancang pula dalam mencela shahabat lainnya. Abu
Taubah Ar-Rabi’ bin Nafi’ rahimahullah berkata, “Mu’awiyah bin Abi Sufyan
adalah tirai bagi shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa
yang berani menyingkap tirai itu, niscaya ia akan berbuat lancang terhadap yang
berada di baliknya.” (Tarikh Dimasyq).
Al-Imam Ibnul Mubarak rahimahullah juga berkata, “Mu’awiyah di sisi
kami (Ahlus Sunnah, Ahlul Hadits) adalah tolok ukur. Siapa yang kita lihat ia
memandang Mu’awiyah dengan pandangan jelek, kita berprasangka bahwa orang ini
juga berpandangan jelek kepada seluruh shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” (Tarikh Dimasyq).
(azm/kiblat.net/arrahmah.com)
Komentarku ( Mahrus ali )
Telah banyak artikel saya tentang kesesatan Syi`ah, lihat saja dib log saya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan