Minggu, Mei 01, 2011

SHALAWAT NARIYYAH, AL-FATIH DAN THIBB AL-‎QULUB dll

Oleh: Al-Ustadz Mbah Jenggot

Shalawat nariyyah, begitulah kebanyakan orang menyebutnya. Namun sebenarnya, ada indikasi kuat bahwa shalawat tersebut bukan bernama shalawat nariyyah, tetapi shalawat taziyyah sebagaimana nisbat kepada penciptanya, yaitu Syaikh at-Tazi.

Shalawat nariyyah juga disebut sebagian pengikut faham salafi sebagai shalawat bid’ah, karena tidak pernah dibuat oleh Rasulallah. Dan, jamaah shalawat nariyyah yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat tanah Jawa, juga dianggap sebagai jamaah bid’ah yang sesat karena mengamalkan shalawat bid'ah.

Termasuk shalawat nariyyah yang menjadi obyek pensesatan, adalah shalawat al-fatih dan shalawat thibb al-qulub yang juga bukan berasal dari Rasulallah. 


Banyak sekali shalawat yang digunakan dan diciptakan oleh ulama-ulama agung, sebut saja Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilani, Hujjatul Islam al-Ghazali, Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili, Sayyidi Ali Wafa, Imam as-Subki, Imam ar-Ramli asy-Syafi’i dan ulama-ulama lain, termasuk shalawat taziyyah diatas, sebagaimana yang disebutkan secara khusus oleh Syaikh Yusuf an-Nabhani dalam Syawahid al-Haq.

Artinya, jika ulama-ulama agung di atas juga menciptakan shalawat Nabi dan menggunakannya dalam beristighatsah kepada Allah, lalu apakah kita dilarang bershalawat menggunakan shalawat yang mereka ciptakan, yang meskipun dilihat dari sisi pahala jelas lebih banyak bershalawat dengan shalawat yang diciptakan oleh Rasulallah langsung?

Beberapa hujjah yang tidak akan terbantahkan tentang diperbolehkannya menciptakan shalawat Nabi sendiri adalah shalawat Sayyidina Ali yang diriwayatkan oleh Salamah al-Kindi yang dinukil dari kitab asy-Syifa’ karya al-Qadhi ‘Iyadh:

اَللَّهُمَّ دَاحِىَ اْلمَدْحُوَّاتِ وَبَارِئَ اْلمَسْمُوْكَاتِ اِجْعَلْ شَرَائِفَ صَلَوَاتِكَ وَنَوَامِى بَرَكَاتِكَ وَرَأْفَةَ تَحَنُّنِكَ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اْلفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَاْلخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَاْلمُعْلِنِ اْلحَقَّ بِاْلحَقِّ وَالدَّامِغِ لِجَيْشَاتِ اْلأَبَاطِيْلِ كَمَا حُمِّلَ فَاضْطَلَعَ بِأَمْرِكَ لِطَاعَتِكَ مُسْتَوْفِزًا فِي مَرْضَاتِكَ وَاعِيًا لِوَحْيِكَ حَافِظًا لِعَهْدِكَ مَاضِيًا عَلَى نَفَاذِ أَمْرِكَ حَتَّى أَوْرَى قَبَسًا لِقَابِسٍ، آلاَءُ اللهِ تَصِلُ بِأَهْلِهِ أَسْبَابَهُ، بِهِ هُدِيَتِ اْلقُلُوْبُ بَعْدَ خَوْضَاتِ اْلفِتَنِ وَاْلإِثْمِ وَأَبْهَجَ مُوْضِحَاتِ اْلأَعْلاَمِ وَنَائِرَاتِ اْلأَحْكَامِ وَمُنِيْرَاتِ اْلإِسْلاَمِ فَهُوَ أَمِيْنُكَ اْلمَأْمُوْنُ وَخَازِنُ عِلْمِكَ اْلمَخْزُوْنِ وَشَهِيْدُكَ يَوْمَ الدِّيْنِ وَبَعِيْثُكَ نِعْمَةً وَرَسُوْلُكَ بِاْلحَقِّ رَحْمَةً اَللَّهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِي عَدْنِكَ وَاَجْزِهِ مُضَاعَفَاتِ اْلخَيْرِ مِنْ فَضْلِكَ مُهَنَّئَاتٍ لَهُ غَيْرَ مُكَدَّرَاتٍ مِنْ فَوْزِ ثَوَابِكَ اْلمَحْلُوْلِ وَجَزِيْلِ عَطَائِكَ اْلمَعْلُوْلِ اَللَّهُمَّ أَعْلِ عَلَى بِنَاءِ النَّاسِ بِنَاءَهُ وَأَكْرِمْ مَثْوَاهُ لَدَيْكَ وَنُزُلَهُ وَأَتِمَّ لَهُ نُوْرَهُ وَأَجْزِهِ مِنِ ابْتِعَاثِكَ لَهُ مَقْبُوْلَُ الشَّهَادَةِ وَمَرْضِيَُّ الْمَقَالَةِ ذَا مَنْطِقٍ عَدْلٍ وَخُطَّةٍ فَصْلٍ وَبُرْهَانٍ عَظِيْمٍ
   
Dalam shalawat yang diciptakan oleh Sayyidina Ali tersebut terdapat jawaban dan bantahan terhadap kaum Salafi Wahhabi yang menilai syirik membaca shalawat al-fatih, karena di dalamnya terdapat kata al-Fatih yang menjadi sifat dari Rasulallah. Menurut mereka sifat al-fatih hanya milik Allah dan tidak layak di sematkan pada Rasulullah, padahal Sayyidina Ali bin Abi Thalib ternyata juga membuat shalawat yang di dalamnya terdapat pengagungan terhadap Rasulallah dengan memberi sifat beliau dengan al-fatih.

Shalawat Abdullah bin Mas‘ud:
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَبَرَكَاتِكَ وَرَحْمَتِكَ عَلَى سَيِّدِ اْلمُرْسَلِيْنَ وَإِمَامِ اْلمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ إِمَامِ اْلخَيْرِ وَرَسُولِ الرَّحْمَةِ اَللَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ فِيْهِ اْلأَوَّلُوْنَ وَاْلآخِرُوْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Hasan al-Bashri mengatakan, bahwa barang siapa yang ingin meminum minuman dari Telaga Rasulallah dengan gelas yang penuh, maka bacalah shalawat berikut ini:
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَوْلاَدِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ وَأَصْهَارِهِ وَاَنْصَارِهِ وَأَشْيَاعِهِ وَمُحِبِّيْهِ وَأُمَّتِهِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ أَجْمَعِيْنَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   

Shalawat yang diciptakan oleh Imam asy-Syafi’i:
Yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bayan berikut: “Aku bermimpi bertemu Rasulallah. Aku bertanya kepada beliau: ‘Andai engkau memberi manfaat dengan sesuatu kepada putra paman engkau, asy-Syafi’i atau memberinya sesuatu secara khusus?!’ Rasulallah menjawab: ‘Ya, aku telah minta kepada rabb-ku untuk membebaskan hisab baginya.’ Kemudian aku kembali bertanya: ‘Dengan sebab apa?’ Rasulallah menjawab: ‘Karena dia bershalawat kepadaku dengan shalawat yang tidak ada yang menyamainya.’ Aku kembali bertanya: ‘Apakah shalawat tersebut?’ Rasulallah kembali menjawab: ‘Dia bershalawat berikut:

اَللَّّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ اْلغَافِلُوْنَ   

Diceritakan dari Ibnu Abdil Hakam, beliau mengatakan: “Aku bermimpi bertemu dengan Imam asy-Syafi’i dan aku bertanya kepada beliau: ‘Apa yang sudah Allah lakukan kepada engkau?’ Asy-Syafi’i menjawab: ‘Allah telah memberi nikmat dan mengampuni dosa-dosaku serta aku bermalam pertama di dalam surga seperti halnya malam pertamanya sepasang pengantin dan disebar sesuatu di depanku seperti halnya disebar sesuatu di depan sepasang pengantin.’ Aku kembali bertanya: ’Dengan apa engkau mencapai kedudukan seperti itu?’ Beliau menjawab: ’Sebab aku bershalawat di dalam kitab ar-Risalah-ku berikut:

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَعَدَدَ مَا غَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ اْلغَافِلًُوْنَ

 Shalawat Imam asy-Syafi’i tersebut juga dicantumkan oleh Ibnu Qasim al-Ghazzi dalam kitabnya yang terkenal barakah, Fath al-Qarib al-Mujib syarah Abi Syuja’ dan juga dalam Ratib Tahlil.

Dengan keterangan di atas, menyalahkan dan mencela pengamal shalawat Nariyyah (Taziyyah), al-Fatih dan Thibb al-Qulub dengan tuduhan bid’ah karena shalawat tersebut bukan datang dari Rasulallah adalah salah alamat. Sebab, berarti mereka mengatakan juga shahabat Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan ulama-ulama agung di atas merupakan ahli bid’ah yang sesat.

Jika membuat shalawat sendiri adalah bid’ah dan sesat, maka ulama Wahhabi juga sesat. Contohnya adalah shalawat yang dibuat dalam kitab-kitab ulama pegangan mereka yang tidak datang dari Rasulallah:

v  Komisi Fatwa Tetap Kerajaan Arab Saudi (fatwa Wahhabi) dalam mukaddimah dokumen fatwanya menyebutkan shalawat:
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمًُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ  

v  Al-Albani dalam Majmu’ Fatawinya menyebutkan:
   وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الرَّسُوْلِ اْلكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ الصَّادِقِ اْلاَمِيْنِ

v  Ibnu Utsaimin dalam Majmu’ Fatawi Ibni Bazz:
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا وَسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اْلأَمِيْنِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجْمَعِيْنَ

 dan masih banyak lagi sholawat ciptaan dr tokoh2 wahaby..
Posted by Agan Imoot at Senin, November 10, 2003

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Anda menyatakan :
Shalawat nariyyah, begitulah kebanyakan orang menyebutnya. Namun sebenarnya, ada indikasi kuat bahwa shalawat tersebut bukan bernama shalawat nariyyah, tetapi shalawat taziyyah sebagaimana nisbat kepada penciptanya, yaitu Syaikh at-Tazi.

Shalawat nariyyah juga disebut sebagian pengikut faham salafi sebagai shalawat bid’ah, karena tidak pernah dibuat oleh Rasulallah. Dan, jamaah shalawat nariyyah yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat tanah Jawa, juga dianggap sebagai jamaah bid’ah yang sesat karena mengamalkan shalawat bid'ah.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sholawat Nariyah adalah sholawat syirik bukan lagi bid`ah . Kesyirikannya sbb :
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً دَائِمَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ بِوَجْهِهِ
الكَرِيِمِ عَدَ دَ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
Ya  Allah berikan rahmat yang langgeng  dan  kesejahteraan yang sempurna kepada  sayyidina  Muhammad  yang dengannya  segala ikatan lepas (  segala kesulitan akan terselesaikan bukan dengan Allah)  dan segala  kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena  pertolongan , rahmat  atau karunia Allah )  , dan  dengan Nabi Muhammad  segala  cita – cita tercapai , segala kebutuhan  akan di raih  dan  awan menurunkan hujan  dengan nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia  )  sejumlah tiap kedip atau  senafas  dan sebanyak  seluruh apa yang Engkau ketahui
            Aku berkata :”Sholawat  tersebut mengandung kalimat syirik . Kalimat yang kami beri garis adalah  tawassul  kepada Nabi Muhammad SAW .Menurut Ibnu taimiyah , bid`ah tidak sisunahkan . Rasul, seorangpun dari  sahabat , tokoh agama yang layak diikuti tidak menjalankan. Tiada  yang memerintah atau mensunahkan baik Rasul atau sahabat , dan tokoh agama. Bahkan  tidak di kenal baik di kalangan  sahabat , tabiin , tabiut tabiin . Namun  ia  di ada – adakan . Mereka tidak mensunahkan < dan   tiada yang berkata : Ia bid`ah hasanah . sebab  bid`ah hasanah  menurut ulama`  yang membagi bid`ah  harus di anggap baik oleh sebagian ulama`yang layak diikuti lalu ada dalil  yang  mensunahkan  Barang siapa  membuat suatu perbuatan  sebagai ibadah  pada  hal  tidak di wajibkan oleh syariaat atau di sunahkan adalah sesat menurut kesepakatan kaum muslimin .

Anda menyatakan :

Artinya, jika ulama-ulama agung di atas juga menciptakan shalawat Nabi dan menggunakannya dalam beristighatsah kepada Allah, lalu apakah kita dilarang bershalawat menggunakan shalawat yang mereka ciptakan, yang meskipun dilihat dari sisi pahala jelas lebih banyak bershalawat dengan shalawat yang diciptakan oleh Rasulallah langsung?

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Suatu kesyirikan di lakukan oleh orang kecil , papa, miskin terhina di mata masarakat  atau di jalankan oleh kalangan figur yang menjadi idola umat tetap terhina dan harus di hindari , juga tetap di namakan kesyirikan penghapus dosa. Imam Malik pernah menyatakan :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
        Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .


Anda menyatakan :
Beberapa hujjah yang tidak akan terbantahkan tentang diperbolehkannya menciptakan shalawat Nabi sendiri adalah shalawat Sayyidina Ali yang diriwayatkan oleh Salamah al-Kindi yang dinukil dari kitab asy-Syifa’ karya al-Qadhi ‘Iyadh:

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tentang sholawat Ali bin Abu Thalib

اَللَّهُمَّ دَاحِىَ اْلمَدْحُوَّاتِ وَبَارِئَ اْلمَسْمُوْكَاتِ اِجْعَلْ شَرَائِفَ صَلَوَاتِكَ وَنَوَامِى بَرَكَاتِكَ وَرَأْفَةَ تَحَنُّنِكَ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اْلفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَاْلخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَاْلمُعْلِنِ اْلحَقَّ بِاْلحَقِّ وَالدَّامِغِ لِجَيْشَاتِ اْلأَبَاطِيْلِ كَمَا حُمِّلَ فَاضْطَلَعَ بِأَمْرِكَ لِطَاعَتِكَ مُسْتَوْفِزًا فِي مَرْضَاتِكَ وَاعِيًا لِوَحْيِكَ حَافِظًا لِعَهْدِكَ مَاضِيًا عَلَى نَفَاذِ أَمْرِكَ حَتَّى أَوْرَى قَبَسًا لِقَابِسٍ، آلاَءُ اللهِ تَصِلُ بِأَهْلِهِ أَسْبَابَهُ، بِهِ هُدِيَتِ اْلقُلُوْبُ بَعْدَ خَوْضَاتِ اْلفِتَنِ وَاْلإِثْمِ وَأَبْهَجَ مُوْضِحَاتِ اْلأَعْلاَمِ وَنَائِرَاتِ اْلأَحْكَامِ وَمُنِيْرَاتِ اْلإِسْلاَمِ فَهُوَ أَمِيْنُكَ اْلمَأْمُوْنُ وَخَازِنُ عِلْمِكَ اْلمَخْزُوْنِ وَشَهِيْدُكَ يَوْمَ الدِّيْنِ وَبَعِيْثُكَ نِعْمَةً وَرَسُوْلُكَ بِاْلحَقِّ رَحْمَةً اَللَّهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِي عَدْنِكَ وَاَجْزِهِ مُضَاعَفَاتِ اْلخَيْرِ مِنْ فَضْلِكَ مُهَنَّئَاتٍ لَهُ غَيْرَ مُكَدَّرَاتٍ مِنْ فَوْزِ ثَوَابِكَ اْلمَحْلُوْلِ وَجَزِيْلِ عَطَائِكَ اْلمَعْلُوْلِ اَللَّهُمَّ أَعْلِ عَلَى بِنَاءِ النَّاسِ بِنَاءَهُ وَأَكْرِمْ مَثْوَاهُ لَدَيْكَ وَنُزُلَهُ وَأَتِمَّ لَهُ نُوْرَهُ وَأَجْزِهِ مِنِ ابْتِعَاثِكَ لَهُ مَقْبُوْلَُ الشَّهَادَةِ وَمَرْضِيَُّ الْمَقَالَةِ ذَا مَنْطِقٍ عَدْلٍ وَخُطَّةٍ فَصْلٍ وَبُرْهَانٍ عَظِيْمٍ



أَخْرَجَهُ الشَّجَرِي فِي '' اْلأَمَالِي اْلخََمِيَِِْسِيَّةِ'' (1/503) وَاللَّفْظُ لَهُ. وَابْنُ بَطَّةَ الْعَُكْبَرِي فِي ''اْلإِبَانَةِ'' (2/138/1576) مِنْ طَرِيْقِ اْلقَاسِمِ بْنِ اْلحَسَنِ بْنِ يَزِيْدَ الْهَمْذَانِي (1) قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِْيْدٌ بْنٌ هًارٌوْنً.
وًالطًّبْرًَانيِ فِي ''اْلأَوْسَطِ'' (9/43/9089) وَمِنْ طَرِيْقِهِ أَبُو نُعَيْمٍ اْلأَصْبِهَانِي فِي ''عَوَالِي سَعِيْدٍ بْنِ مَنْصُوْرٍ'' (ص54) مِنْ طَرِيْقِ مَسْعَدَةٍ بْنِ سَعْدٍ (وَهُوَ الْعَطَّارُ اْلمَكِّي): نَا سَعِيْدٌ بْنُ مَنْصُوْرٍ.وَاْلآجُرِي فيِ ''الشَّرِيْعَةِ'' (1/215) مِنْ طَرِيْقِ مُحَمَّدٍ بْنِ وَزِيْرٍ(2) اْلوَاسِطِي.

Sholawat Ali bin Abiu Thalib itu diriwayatkan oleh As syajari dalam kitab Al amalil khomisiyah  503/1 redaksinya menurut riwayat As syajari . Ibnu Batthoh al Ukabari juga meriwayatkannya  dlm kitab Al Ibanah  1576/138 / 2 dari jalur al qasim bin Al Hasan bin Yazid al Hamdani berkata : bercerita kepada kami  Yazid bin Harun. ………..
     Imam Thabrani juga meriwayatkannya dalam kitab "al ausath " 9089 /43/ 9 . Abu Nuaim al asbihani juga meriwayatkannya  dari jalur Thabrani  dalam kitab " Awali Sa`id bin Manshur " hal 54 dari jalur Mas`adah bin Sa`d – dia bergelar al atthar al Makki : Bercerita kepada kami Sa`id bin Manshur .
Al aajuri juga meriwayatkan  dalam kitab " As syari`ah " 215/1 dari jalur Muhammad bin Wazir al wasithi .

ثَلاَثَتُهُمْ قَالوُا: حَدَّثَناَ نُوْحٌ بْنُ قَيْسٍ قَالَ: حَدَّثَنَا سَلاَمَةُ الْكِنْدِي قَالَ :(فَذَكَــرَهُ).
Mereka bertiga berkata : " Bercerita kepada kami Nuh bin Qais , lalu berkata  :  Bercerita kepada kami  Salamah al Kindi  ,………. Lalu menyebut sholawat Ali bin Abu Thalib .


وَقاَلَ أَبُو نُعَيْمٍ:
''
تَفَرَّدَ بِهِ نُوْحٌ بْنُ قَيْسٍ, وَرَوَى عَنْهُ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ''
قُلْتُ: وَهُوَ صَدُوْقٌ, وَقَدْ احْتَجَّ بِهِ مُسْلِمٌ فِي ''صَحِيْحِهِ'' وَوَثَّقَهُ بْنُ مَعِيْنٍ وَابْنُ حِبَّانَ وَاْلعَجْلِي وَقَالَ ابْنُ الْمَدِيْنِي: ''لاَبَأْسَ بِهِ''. وَقَالَ الذَّهَبِي: ''حَسَنُ الْحَدِيْثِ''.
Abu Nuaim berkata :
Hanya Nuh bin Qais yang meriwayatkan sholawat Ali bin Abu Thalib. Dari Nuh  di riwayatkan oleh Al Hasan bin Ali .
Aku ( Abu Nuaim ) berkata : " Nuh bin Qais adalah perawi yang selalu berkata benar . Sungguh Imam Muslim menggunakannya sebagai perawi  dalam kitab sahihnya  .
Ibnu Ma`in , Ibnu Hibban , Al ajli menyatakan : Dia perawi terpercaya.
Ibn Al Madini menyatakan : "Dia tidak berbahaya "
Dzahabi menyatakan : "Dia perawi yang baik hadisnya "
Saya ( Mahrus ali ) berkata : "  Ibnu Hajar berkata :
(( وَلَكِنَّ الْخَلِيْلِي يَجْعَلُ تَفَرُّدَ الثِّقَةِ شَاذاً صَحِيْحاً )) .
فِيْهِ نَظَرٌ فَإِنَّ الْخَلِيْلِي لَمْ يَحْكُمْ لَهُ بِالصِّحَّةِ ، بَلْ صَرَّحَ بِأَنَّهُ يَتَوَقَّفُ فِيْهِ وَلاَ يَحْتَجُّ بِهِ وَاللهُ أَعْلَمُ .
Tapi al Khalili menjadikan perawi terpercaya secara  sendirian dalam meriwayatkan hadis , maka hadisnya  di katakan Syadz sahih .
Ibnu Hajar memberikan komentar : " Masih perlu di pertimbangkan lagi , sesungguhnya al Kholili tidak menyatakan hadis tsb sahih, bahkan beliau menyatakan maukuf dan tidak boleh di buat hujjah , wallahu a`lam .

Saya ( Mahrus ali ) berkata : "Jadi hadis sholawat Ali yang di riwayatkan oleh Nuh bin  Qais secara  sendirian  itu tidak bisa di buat pegangan" .
وَاْلعِلَّةُ مِنْ شَيْخِهِ وَهُوَ:سَلاَمَةٌ بْنُ قَيْسٍ الْكِنْدِي, وَهُوَ مَجْهُوْلٌ. ذَكَرَهُ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ (4/300/1308) وَابْنُ حِبَّانَ (4/343/3255).
Illat riwayat sholawat Ali bin Abu Thalib  itu  dari gurunya  yaitu Salamah bin Qais al Kindi  yang tidak di kenal . Demikian Ibn Abi Hatim menyebutkan 1308/300/4 . Dan Ibn Hibban  3255/343/4

Saya ( Mahrus Ali ) berkata  : "Biasanya perawi yang sudah di katakan  majhul  atau tidak di kenal , maka hadisnya palsu . Dan saya sudah mencarinya dalam  kitab biografi perawi – perawi  hadis ternyata Salamah bin Qais al Kindi tidak terdapat di sana . Dia tidak di kenal oleh ulama ahli hadis" .
 وَقَالَ اْلأَوَّلُ:
''
رَوَى عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مُرْسَلَ حَدِيْثِ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, رَوَى عَنْهُ نُوْحٌ بْنُ قَيْسٍ الْحَدَانِي, سَمِعْتُ أَبِي يَقُوْلُ ذَلِكَ.''.
Ibnu  Abi Hatim  berkata : " Salamah meriwayatkan hadis  dari Ali bin Abu Thalib ra  hadis mursal yaitu hadis sholawat kepada Nabi SAW. Lalu  di riwayatkan oleh Nuh bin Qais al Hadani , lalu berkata : "Aku mendengar ayahku berkata seperti itu" .
  Komentarku ( Mahrus ali ) :
              " Jadi hadis sholawat Ali bin Abu Thalib itu lemah sekali . Bahkan palsu ".
قَالَ شَيْخُنَا الْحَافِظُ أَبُو الْحَجَّاجِ اْلِمزِّي: سَلاَمَةُ الْكِنْدِي هَذَا لَيْسَ بِمَعْرُوْفٍ, وَلَمْ يُدْرِكْ عَلِيًّا. كَذَا قَالَ.''.
 Syaikhuna al hafidh Abul Hajjaj al Mizzi berkata : " Salamah al Kindi tidak di kenal dan tidak menjumpai Ali ………. Demikian  beliau berkata :
  
وَقاَلَ اْلعَلاَئِي فِي ''جَامِعِ التَّحْصِيْلِ'' (1/193):
''
قَالَ النَّخْشِبي لاَ يُعْرَفُ سَمَاعُ سَلاَمَةَ عَنْ عَلِيٍّ وَالْحَدِيْثُ مُرْسَلٌ''.
Al ala`I berkata  dlm kitab " Jami`utahshil " 193/1  " .
Annakhsyi  berkata : " Salamah tidak  di kenal untuk mendengar  hadis  dari Ali dan hadisnya mursal ".

Dalam english.islamweb.net di jelaskan :
Tentang sholawat Ibnu masud ,
الحُكْمُ الْمَبْدَئِي: إِسْنَادٌ ضَعِيْفٌ فِيْهِ يَزِيْدٌ بْنُ أَبِي زِيَادٍ اْلهَاشِمِي وَهُوَ ضَعِيْفُ الْحَدِيِْثِ.
Hukum pokok : Sanadnya lemah karena ada perawi  bernama Yazid bin  Abu Ziyad al Hasyimi , dia adalah perawi lemah .
Untuk kalimat sbb :
وَخَازِنُ عِلْمِكَ اْلمَخْزُوْنِ
Penyimpan  ilmuMU yang tersimpan .

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalimat itu apa maksudnya ? Ilmunya Allah yang tersimpan lalu Rasulullah SAW penyimpannya. Pada hal , ilmu Allah yang tersimpan masih banyak , apajah Rasulullah SAW mampu sebagai penyimpannya . Ini pujaan yang melewati batas .

اْلفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَاْلخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ
Pembuka kepada  sesuatu yang tertutup dan pemungkas apa yang mendahului .
Kalimat itu sulit di pahami , apakah maksud Rasulullah SAW sebagai pembuka apa yang tertutup , Apakah  rizeki yang tertutup , rasul bisa membukanya ? Apakah rahmat yang tertutup Rasul  bisa membukanya ?  Ini kalimat yang riskan sekali dalam masalah akidah .
Anda menyatakan lagi :
Hasan al-Bashri mengatakan, bahwa barang siapa yang ingin meminum minuman dari Telaga Rasulallah dengan gelas yang penuh, maka bacalah shalawat berikut ini:
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَوْلاَدِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ وَأَصْهَارِهِ وَاَنْصَارِهِ وَأَشْيَاعِهِ وَمُحِبِّيْهِ وَأُمَّتِهِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ أَجْمَعِيْنَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Hasan al basri kok berani bicara  seperti itu . Mana sanadnya ? Siapa tahu itu omongan orang yang  suka menghindari tuntunan dan senang kepada kebid`ahan . Apalagi  Hasan al Basri berani menjamin kepada pembacanya akan  bisa minum telaga kautsar . Apakah dia memastikan kebenaran perkataannya . Saya mencari pernyataan Hasan Al Basri di kitab – kitab syarah hadis , saya tidak menjumpainya  . Bahkan di internet , saya hanya menjumpai nya  di blog Aswaja. Selain blog aswaja yang mengutip dari Sufi Medan itu saya tidak tahu .

 Setahu  saya  , sholawat seperti itu tiada tuntunannya dan tiada ulama  yang menganjurkan kepada murid – muridnya untuk membaca sholawat seperti itu atau menyatakan nya sebagai  sholawat istimewa. .

Anda menyatakan :
Shalawat yang diciptakan oleh Imam asy-Syafi’i:
Yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bayan berikut: “Aku bermimpi bertemu Rasulallah. Aku bertanya kepada beliau: ‘Andai engkau memberi manfaat dengan sesuatu kepada putra paman engkau, asy-Syafi’i atau memberinya sesuatu secara khusus?!’ Rasulallah menjawab: ‘Ya, aku telah minta kepada rabb-ku untuk membebaskan hisab baginya.’ Kemudian aku kembali bertanya: ‘Dengan sebab apa?’ Rasulallah menjawab: ‘Karena dia bershalawat kepadaku dengan shalawat yang tidak ada yang menyamainya.’ Aku kembali bertanya: ‘Apakah shalawat tersebut?’ Rasulallah kembali menjawab: ‘Dia bershalawat berikut:
اَللَّّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ اْلغَافِلُوْنَ   
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Abu bayan yang menceritakan seperti kisah di atas dalam sebuah mimpi dan mimpi itu tidak bisa di buat  standar kebenaran , apalagi untuk masalah penciptaan sholawat  seperti itu . Mimpi sendiri kadang menyesatkan , bahkan terkadang dari setan.
Anda menyatakan lagi :
Diceritakan dari Ibnu Abdil Hakam, beliau mengatakan: “Aku bermimpi bertemu dengan Imam asy-Syafi’i dan aku bertanya kepada beliau: ‘Apa yang sudah Allah lakukan kepada engkau?’ Asy-Syafi’i menjawab: ‘Allah telah memberi nikmat dan mengampuni dosa-dosaku serta aku bermalam pertama di dalam surga seperti halnya malam pertamanya sepasang pengantin dan disebar sesuatu di depanku seperti halnya disebar sesuatu di depan sepasang pengantin.’ Aku kembali bertanya: ’Dengan apa engkau mencapai kedudukan seperti itu?’ Beliau menjawab: ’Sebab aku bershalawat di dalam kitab ar-Risalah-ku berikut:
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Itu juga bukan landasan karena masih berupa mimpi dan mimpi sendiri tiada  ulama yang membuatnya hujjah . Kebenaran kisah tsb dari Ibnu Abdil hakam juga masih perlu bukti yang akurat dan saya tidak menjumpai nya. Kenyataannya  Imam  Syafii  tidak membaca sholawat tersebut tiap hari . Beliau hanya menulisnya dalam akhir kitabnya .


Anda menyatakan lagi :
Dengan keterangan di atas, menyalahkan dan mencela pengamal shalawat Nariyyah (Taziyyah), al-Fatih dan Thibb al-Qulub dengan tuduhan bid’ah karena shalawat tersebut bukan datang dari Rasulallah adalah salah alamat. Sebab, berarti mereka mengatakan juga shahabat Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan ulama-ulama agung di atas merupakan ahli bid’ah yang sesat.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Tentang kesyirikan sholawat nariyah , Thibbul qulub , al Fatih dan  munjiyat , anda perlu baca buku saya mantan kiyai NU menggugat sholawat dan dzikir syirik . Untuk sholawat Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Mas`ud atau Imam Syafii , maka masih di ragukan , dan belum tentu dari figur itu bahkan ada kesan bikinan pendusta / ahli bid`ah atau syiah . Mbah jenggot sendiri   tidak menunjukkan refrensinya dan kurang akurat sekali . kembalilah kepada sholawat yang sesuai dengan tuntunan.

Anda menyatakan lagi :
Komisi Fatwa Tetap Kerajaan Arab Saudi (fatwa Wahhabi) dalam mukaddimah dokumen fatwanya menyebutkan shalawat:
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمًُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ  

v  Al-Albani dalam Majmu’ Fatawinya menyebutkan:
   وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الرَّسُوْلِ اْلكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ الصَّادِقِ اْلاَمِيْنِ

v  Ibnu Utsaimin dalam Majmu’ Fatawi Ibni Bazz:
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا وَسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اْلأَمِيْنِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجْمَعِيْنَ

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Itu kalimat hanya dalam hutbah / kata pengantar dalam buku , bukan untuk di baca atau  di wiridkan dan mereka juga tidak memerintah  untuk membaca sholawat seperti itu .



Artikel Terkait

64 komentar:

  1. kosong ga da yg nanggepin...ni aku ksih ocehan dikit biar ga kosong. Bla bla bla bla bleh bleh weleh weleh.....
    Oke thanks.

    BalasHapus
  2. berhati hati lah sodaraku seiman, bisa jadi seandainya tulisan mu ini benar, tetepi tidak di barengi dg kesantunan dan kesabaran bisa jadi merugikan dirimu juga...syayidina rosul itu sabar teliti dan halus hati nya, tulisan mu ini di baca oleh banyak orang...bisa jadi sebagian yg baca itu marah karena tulisan mu ini dan bisa jadi cita cita mu untuk ibadah dg tulisan2 mu ini juga kandas karena memancing kemarahan sodara2 seiman yg lain

    BalasHapus
  3. Oh itulah tanggapan para penentang risalah sejak dulu dan di manapun juga berada. Keterangan dari kalangan salafi dan Muhammadiyah akan membikin geram ahli bid`ah dan menggembirakan kepada orang – orang yang komitmen mengikuti dalil dan tulisan ahli bid`ah pun juga membikin sakit hati kalangan ahli hadis dan menggembirakan budak setan dan hawa nafsu . Allah telah menyatakan :
    إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
    Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,

    Tapi tulisan ahli bid`ah itu bila menggembirakan ahli bid`ah tidak mendapat pahala , bahkan dapat dosa karena isinya mengikuti adat, budaya , tradisi, kultur, menyenangkan hawa nafsu orang banyak sebagaimana ayat :
    إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى
    Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.

    وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخَْرُصُون
    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
    Para nabi itu tulus , rela di sakiti karena Allah , menyenangkan orang yang patuh kepadaNya dan membikin geram orang – orang yang hidupnya mengikuti hawa nafsu , tradisi leluhur dan orang banyak .

    BalasHapus
    Balasan
    1. http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/shalawat/allsub/172/dasar-hukum-dan-dalil-dalil-shalawat.html

      Hapus
    2. http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/shalawat/allsub/172/dasar-hukum-dan-dalil-dalil-shalawat.html

      Hapus
  4. ane dukung ente Kyai.. singkirkan TBC ( Takhayul, Bid'ah, Churofat ) dari umat Islam,.. Selamatkan aqidah anak cucu kita. Jangan jadikan Adat sebagai agama, tapi perlakukan Agama menjadi adat kita, Terkadang banyak sekali yang menyanyikan / membaca sholawat itu tidak tahu maksudnya serta mereka tidak tahu bahwa Rasulullah tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Marilah kita kembali pada ajaran Qur'an dan Sunnah secara lurus..! Syukron

    BalasHapus
  5. Jazakallohu khairan , semoga kita di beri hidayah lagi ke jalan yang lurus

    BalasHapus
  6. Mereka para Ahlul Bid'ah kalau diberi keterangan tentang Ulama-Ulama Salaf akan banyak menghina dan menghujat. tapi mau dibilang AHLUSSUNNAH memang aneh. Teruskan! Perjuangan Pak Kyai memerangi TBC di Indonesia. Syukron

    BalasHapus
  7. Semoga Allah memberikan keberkahan hidupmu dalam melewati jalan menuju keselamatan di akhirat

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum ........saya dukung anda pak, semoga Allah memberikan kekuatan serta kesehatan untuk senantiasa berdakwah. Saya banyak belajar dari blog Bapak, karena saya belajar agama kurang baca dulunya, bbelajar hanya katanya. Doakan saya pak agar Allah memudahkan saya dalam memahami ilmu agama yang haq sesuai Quran dan sunah. Wassalam

    BalasHapus
  9. Semoga Allah menunjukkan anda ke jalan yang di ridaiNya , di mudahkan ke sana , di beri berkah , amin .

    BalasHapus
  10. Hadis yang anda temukan dalam kitab al adzkar itu adalah lemah sekali bukan hadis hasan apalagi sahih , tidak bisa di buat pegangan untuk diri sendiri apalagi untuk umum. bacalah di artikel ini :
    MANTAN KYAI NU: Hancurlah dalil bid`ah hasanah
    03 Agt 2011

    BalasHapus
  11. Pak Ustaz, saya dulu waktu SMA pernah disuruh ikut acara nama acaranya kalau tidak salah istigosahan atau apa begitu. Lalu di dalamnya kami diberi kertas berisikan tulisan arab, dikomando, lalu membacanya bersama-sama. Di dalam tulisan itu ada baris-baris banyak sekali, tiap barisnya ada tulisan x3 atau x11 begitu, Pak. Itu dibaca bersama-sama. Saya waktu itu sama sekali tidak mengerti mengapa kami disuruh begitu dan mengapa harus baca ini itu arabnya.

    Itu berjalan 3 tahun, Pak. Memang sih teman-teman saya membacanya lancar sekali namun saya ini tidak lancar baca arab jadi ya hewes-hewes saja. Nah, ketika kelas 3, saya diberi kertasnya yang tidak cuma arab melainkan ada terjemahan Bahasa Indonesianya. Saya baca...persis sama artinya dengan makna Shalawat Narriyah ini. Seketika itu (pas kelas 3) saya langsung melotot dan jadi bingung. Saya langsung merasa itu syirik. Tetapi saya jadi bimbang karena yang menyuruh adalah guru agama. Mosok guru agama ngejak syirik, Rek? Itu sebenarnya apa, Pak? Saya yakin kalau saya tidak membacanya dan tidak mengimaninya sedikit pun apalagi saya termasuk gemar bolos istogosahan. Saya sejak saat itu enggan ikut istigosahan. Apakah saya dapat pahala atau tambah dosa, Pak? Apa yang mesti saya lakukan?

    Ade Malsasa Akbar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prinsip dasar yang harus kita pegang teguh: (1) Jika ada amalan yang ternyata bukan berasal dari Nabi Muhammad SAW, harus kita tinggalkan! (2) Jika ada amalan yang ternyata menjadi pro kontra, harus kita tinggalkan atau setidak-tidaknya kita tangguhkan. (3) Masih banyak amalan yang datangnya dari Nabi Muhammad SAW yang autentik yang tidak atau belum kita amalkan.

      Hapus
  12. Ya, benar begitu , kadang seorang guru suka dengan ajaran golongan dan tidak mengerti bahwa ajaran tersebut berbahaya untuk dirinya bahkan di anggap bermanfaat lalu di ajarkan kepada murid- muridnya . Karena itu , jangan ikut padanya supaya kamu bisa lepas dari kesyirikan dan Allah tahu bahwa kamu bukan golongan mereka . Ikutilah ajaran yang berdalil, bukan ajaran budaya lingkungan , kamu akan terhindar dari kesesatan.

    BalasHapus
  13. Alhamdulilllah. Saya senang sekali, Pak. Saya ikuti kata-kata bapak.

    BalasHapus
  14. Assalammualaikum...
    Mohon buka Link ini: http://majelisrasulullah.org/
    disitu sudah ada Buku Kenalilah Akidahmu. Mohon di baca, di resapi, dicermati, jangan baru Pintar Tilawah, terjemahan langsung membid'ahkan. Afwan klw tulisan ana agk kasar....

    BalasHapus
  15. Link Habib Munzir adalah link ahli bid`ah bukan link ahlis sunnah, saya sudah tahu. Baca artikel saya yang mengkeritisi Habib munzir sbb:
    MANTAN KYAI NU: Sifat wajib dua puluh ajaran sesat
    02 Jun 2011
    Di dalam jawaban Habib Munzir sendiri telah di katakan dengan tegas masih terdapat kekurangan dan kelebihan pada akidah sifat wajib atau muhal bagi Allah dua puluh itu . Komentarku : Dan memang tidak ada dalilnya . ...

    MANTAN KYAI NU: Jawabanku untuk Ketua Lembaga Dakwah ...
    04 Agt 2011
    ... taroweh tanpa doa seperti tersebut diatas. ... 12 Agustus 2011 14:46 • Abu alifah mengatakan... Untuk buku kenalilah aqidahmu karya habib munzir baca bantahanya olh ust firanda di www.firanda.com.semoga bermanfaat, ...
    MANTAN KYAI NU: Malam 17 Ramadhan bukan malan turunnya al ...
    12 Agt 2011
    Tidak layak bagi LDII Provensi Banten , Habib Munzir Al Musawwa , KOARMABAR memperingati Nuzulul Qur'an 1429 H , karena jelas tiada dalilnya dan termasuk menyebarkan bukan mengubur kebid`ahan yang di senangi ...

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah,,,,,,,,,,do'aku menyertai perjuangan ustadz dalam memberantas TBC, smg ALLAH SWT akan slu melimpahkan RAHMAT & HIDAYAHNYA kpd ustadz & klrga ustadz . teruskan perjuanganmu ustadz !

    BalasHapus
  17. Semoga Allah memberi kekuatan anda berpegangan dengan jalan yang lurus

    BalasHapus
  18. ass..pak kyai mahrus yg berilmu tinggi....sy hanyalah org awam dlm hal ilmu agama..tp sy hanya heran sj pak yai yg berilmu tinggi kok bs mengatakan sholawat munjiyat syirik..kl diterjemahkan sholawat tsb adalah sbb : Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keuarganya. Semoga dengan itu Engkau selamatkan kami dari segala macam bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau hindarkan kami dari segala kejahatan, Engkau tingkatkan derajat kami, dan engkau sampaikan tujuan kami baik dalam hidup kami atau sesudah mati kami”.... menurut sy sholawat tsb adalah doa yg berisi permohonan kpd Allah SWT yg diawali dgn bersholawat kpd Rasullulloh SAW..sebagimana yg beliau perintahkan dlm hadist beliau..bahwa di dalam setiap memulai doa wajid diawali dgn bacaan sholawat...dan dlm sholawat munjiyat tsb..bukankah isinya adalah permohonan (doa) yg ditujukan kpd Allah SWT ..tdk kpd selain Allah SWT...dan pd sebagian kalangan di akhior sholawat munjiyat ditambahkan bacaan innaka 'alla kulli syai'in qodir...dlm sholawat tsb semua permohonan terkabulnya hanya disandarkan pada kekuasaan Allah SWT semata... jadi yg syirik yg mana pak kyai...kl pak kyai mengatakan bid'ah.. apakah krn doa (sholawat tsb)tdk pernah diamalkan Rosululloh.... apakah kita tdk boleh berdoa/ bermunajad dgn bahasa atau redaksional kita bahasanya...sepanjang doa tsb msh dalam lingkaran akidah... yg intinya bahwa tempat meminta dan yg punya kekuasaan mengabilkan doa hanyalah Allah SWT...gmn pak kyai????????????

    BalasHapus
  19. ass...pak Kyai..sy rasa komentar yg dipublikasikan di blog..nya pak kyai harusnya bukan hanya yg sependapat dgn pak kyai...tp jg yg berbeda pendapat dgn pak kyai.... dan sy rasa umat islam sdh capek pak kyai dgn perdebatan masalah bid'ah... mari kita lihat..bgm,n umat islam tertinggal dgn umat ..lain...mrk sdh sampai ke bulan ..dan menjelajah planet mars...kita hanya ribut masalah bid'ah... kados pundi meniko pak kyai ??????

    BalasHapus
  20. ass...wr.wb mhn maaf pak Kyai..kl komentar sy sgt tidak sopan... sebagai org awam sy..hanya capek.. dgn berbagi pertikaian dan perbedaan pendapat yg bs mengarah pd permusuhan dan perpecahan bagi sesama umat islam...mhn maaf pak Kyai...

    BalasHapus
  21. Untuk Erwin Hariyono!
    Kita ini amar ma`ruf bukan mengajak perpecahan, tapi mari berbagi ilmu yang merujuk kepada dalil. Apakah kekeliruan saudara kita yang membahayakan nya di akhirat ini dibiarkan terus, dan akan mempengaruhi kepada saudara kita yang komitmen kepada al quran dan hadis. Jadi jangan ditanggapi negatif tapi buang negatif dipikiran anda lalu ambillah segi positifnya.

    BalasHapus
  22. Untuk Erwin Hariyono
    Kamu bacalah lagi disini:
    MANTAN KYAI NU: Dzikir dan sholawat syirik yang membudaya
    02 Jan 2012
    Dan bacalah bukunya Mantan kiyai Nu menggugat sholawat dan dzikir syirik. Sholawat munjiyat itu bila di baca" bihi" syirik, karena dengan sebab nabi segala bencana bisa di singkirkan. Bila di baca " Biha " dengan sholawat segala kebutuhan tercapai, maka su`ul adab dlm membaca sholawat. Sebab mau baca sholawat dengan sarat bencana terhindar dan kebutuhan tercapai. Bila sholawat itu baik, mesti sudah dijalankan oleh para sahabat dan para tabiin. Ternyata mereka tidak menjalankan. Dan ikut mereka lebih baik.

    BalasHapus
  23. Assalamu'alaikum Pak Kyai.....
    Kenapa masih saja membahas bid'ah, sementara kita sehari-hari memakai barang-barang dan melakukan sesuatu yang tidak pernah dipakai dan dilakukan Rosulullah, apakah Rasulullah pernah pakai komputer, pakai HP, naik motor atau mobil, nonton televisi dan lain sebagainya yang awalnya adalah budaya orang-orang non muslim, katanya barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu....
    Benar saudara Erwin Hariono orang lain sudah sampai bulan, tapi kita masih berkutat masalah bid'ah yang sebenarnya kita secara sadar atau tidak setiap hari telah melakukan bid'ah...
    Dan mohon kepada Pak Kyai untuk mengubah nama blog Pak Kyai, karena tidak langsung menyakiti hati orang-orang NU, apakah itu tujuan Pak Kyai?

    BalasHapus
  24. Untuk MTs Hidayatullah Pundenarum
    kamu tidak mengerti bid`ah dan sunnah, makanya komentarmu ini bukan dari orang ahlus sunnah tapi dari ahli bid`ah yang fanatik kepada keb id`ahannya bukan fanatik kepada sunnah Rasul. Bacalah disini lagi :
    MANTAN KYAI NU: Internet dan laptop bid`ah menurut orang bodoh
    25 Jul 2011
    Untuk mantan kiyai NU sebagai nama blog karena saya di kenal dengannya dan saya memang mantan kiyai NU bukan mantan LDII atau MUhammadiyah, harap di pahami bukan niat menyakiti atau menggembirakan orang lain.

    BalasHapus
  25. Sayang sekali sungguh banyak orang yg ingin disebut ahlus sunnah, namun ketika dihadapkan dengan sunnah itu sendiri mereka tidak mau menerima.
    Apa2 yg di dapati dari Alloh (Al Qur'an) dan Rosul (Al Hadist) maka terimalah.
    Kalo masalah hp, laptop, internet, itu kan urusan dunia, sedang yg kita permasalahkan disini adalah urusan ibadah.
    Tolong sekali lagi wahai saudaraku, kalo membantah itu pake dalil, jangan asl ngomong. Ingat kita ini bukan anak TK.

    BalasHapus
  26. Kalo (pengen) ngaku ahlus sunnah, ya harus mencontoh generasi awal umat ini yg lebih tahu tentang islam ini bagaimana. Merekalah generasi terbaik islam, Insya Alloh.

    BalasHapus
  27. sholawat itu yang membuat syrik dan bid'ah adalah redaksinya yang mengandung tawasul pd nabi atau org2 sholeh dn pujian yg berlebihan. jika dlm buku2 ulama wahabi terdapat hal2 semacam itu ya jangan d pakai... bukankah kita d beri otak untuk berpikir. jgn krn fanatik anda menjadi buta dan membenarkan yg salah atau menyalahkan yg benar. jk dlm blog ini terdapat kesesuaian dg Al Qur'an dan sunah ya jgn di salahkn tp koreksilah diri tp jika anda memiliki dalil yg lebih benar ya kemukakan. gampang to !!

    BalasHapus
  28. Kenapa Kyai Makrus tidak hadir waktu di undang Debat "Sunni VS Wahhabi" Di IAIN Surabaya?

    BalasHapus
  29. Kamu kedaluwarsa ngurus itu, bacalah disini:
    http://mantankyainu.blogspot.com/2011/08/mengapa-saya-tidak-datang-di-debat.html

    BalasHapus
  30. Duh bolo konco...prio wanito....
    Ojo mung ngaji syare'at bloko....
    Gur pinter dongeng nulis lan moco...
    Tembe mburine...bakal sangsoro....

    Akeh kang apal....Qur'an Hadist e...
    Seneng Ngafirkeh marang liyane...
    Kafir e dewe Ga' di gatekke...
    Yen isih kotor...ati akale...

    Gampang kabujuk...Nafsu angkoro...
    Ing pepaese Gebyare ndunyo....
    Iri lan meri sugi e tonggo...
    Mulo atine...peteng lan Nisto...

    Ayo sedulur...Jo nglale ake...
    Wajib e ngaji sak pranatane...
    Nggo ngandelake iman Tauhid e...
    Baguse sangu...mulyo matine...

    Kang aran sholeh...bagus atine...
    Kerono mapan sari ilmune...
    Laku torekot lan ma'rifate...
    Ugo hakekot...manjing rasane...

    Alqur'an kodhim...wahyu minulyo...
    Tanpo tinulis iso diwoco...
    Iku wejangan guru waskito...
    Den tancep ake ing njero dodo...

    Kumantel ati...lan pikiran...
    Mrasuk ing badan kabeh njeroan...
    Mukjizat rosul dadi pedoman...
    Minongko dalan...manjing e iman...

    Kelawan Alloh...Kang maha Suci...
    Kuduh rangkulan rino lan wengi...
    Di tirakati di riadhoi...
    Dzikir lan suluk jo nganti lali...

    Urip e ayem...rumongso aman...
    Dununge roso tondo yen iman...
    Sabar nerimo snajan paspasan..
    Kabeh tinakdir saking pengeran...

    Kelawan konco...dulur lan tonggo...
    Kang podo rukun ojo daksio...
    Iku sunnah e rosul kang mulyo...
    Nabi muhammad...panutan kito...

    Ayo nglakoni...sekabeane...
    Alloh kang bakal ngangkat drajate...
    Senajan ashor toto dhohire...
    Ananging mulyo makom drajat e...

    Lamun palastro...ing pungkasane...
    Ora kesasar roh lan sukmane...
    Den gadang Alloh syuargo manggone...
    Utuh mayite...ugo ules...

    Ya roshulalloh..salam mun'alaika...
    Ya rofi'asyaaniwaddaarojii....
    'Athfataiyajii rotal'alaami...
    Ya Uuhailaljudiwalkaromi.....

    BalasHapus
  31. Untuk iwottt Baca disini: Syi`ir menyesatkan

    BalasHapus
  32. josss!!! dakwah dengan tegas... panjang umur n sehat selalu pak Ali..

    BalasHapus
  33. wahh, malah bingung... ya Allah berikanlah selalu rahmatMu, hidayahMu, barokahMu.... selamatkan kami di dunia dan akherat nanti.. amiin.

    BalasHapus
  34. pak, ali yang terhormat tolong jangan merusak arti sholawat kalau ilmu anda belum cukup.
    SHOLAWAT KO,DIBULAK BALIK GITU.menyesatkan

    BalasHapus
  35. Untuk cimulangcimaling
    Apakah kamu mengerti ulasan saya di atas? Saya yakin anda belum paham, jangan bosan bosan membacanya

    BalasHapus
  36. semoga kita tetap istiqomah daalam memberantas TBC, amin.

    BalasHapus
  37. Dari Abdullah bin Abu Thalhah dari ayahnya
    radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Bahwasanya
    Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada
    suatu hari datang dengan wajah gembira, lalu
    kami berkata : "Sesungguhnya kami melihat
    kegembiraan di wajah engkau". Beliau bersabda : "Sesungguhnya datanglah Malaikat
    kepadaku. Ia berkata : "Wahai Muhammad,
    bukankah menjadikan engkau ridha,
    bahwasanya tidaklah seseorang membaca
    shalawat (memohon rahmat) atasmu
    melainkan Aku melimpahkan rahmat atasnya sepuluh kalinya, dan tidak seorangpun
    memohon keselamatan atasmu, melainkan
    Aku memberikan keselamatan atasnya
    sepuluh kalinya". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i)

    BalasHapus
  38. “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang
    hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukha ry-Muslim dari ‘Umar bin Khoththo b radhiallahu ‘anhu)

    BalasHapus
  39. Untuk giegusti
    Anal yang syirik harus di buang, jangan di jalankan lalu diniati baik. Kerjakan yang baik saja. Jangan kerjakan kesyirikan nanti amal perbuatanmu terhapus. Sama dengan kamu korupsi dengan niat baik, kamu akan di ketawakan orang

    BalasHapus
  40. Belajar yang rajin lagi kang sebelum belajar dakwah,..saya do'akan sampeyan bisa menjadi pintar dalam menuntut ilmu seperti saat ini, dan nanti kalau sudah pintar bisa menjadi ustadz yang berguna untuk diri sampeyan dan keluarga khususnya, dan untuk ummat yg lain pada umumnya,...

    BalasHapus
  41. UNtuk Mas Anies
    Belajar lagi, jangan belajar di guru ahli bid`ah, tambah sesat bukan tambah benar. Biar anda tidak berbahaya bagi umat, dirimu dan keluargamu. Ngaku benar, hakikatnya salah. Di benarkan, malah menyesatkan.

    BalasHapus
  42. bacalah buku MEMBONGKAR KEBOHONGAN BUKU MANTAN KYAI NU MENGGUGAT SHALAWAT.....
    di sana telah terbongkar banyak kebohongan anda (H.mahrus ali)dan kekurangan anda.

    BalasHapus
  43. Untuk KAVIN MAULANA AHMAD
    Buku Membongkar tersebut sudah di jawab, bacalah buku karya saya : Sesat tanpa sadar". Buku LBMNU itu penuh dengan kedustaan, sepi dari kejujuran, hadisnya banyak yang palsu sepi dari hadis sahih.

    BalasHapus
  44. saya benar-benar jadi bingung,saya dulu waktu smp tiap pagi baca shalawat munjiyat,terus saya shalawat waktu tasyahud pake sayyidina,terus saya pake wabihamdihi ketika sujud dan ruku apakah itu termasuk bid'ah? mohon penjelasannya

    maklum saya masih awam

    BalasHapus
  45. UNtuk reza anggara
    Ya, benar, semua itu bid`ah.

    BalasHapus
  46. afwan, ane fakir dalam ilmu agama. tapi setahu ane dari guru-guru dimana ane belajar mengaji. sholawat nariyah yang ditulis di atas telah banyak diedit sehingga artinya pun jadi mengkultusnya rasulullah. padahal tidak seperti itu dari makna sholawat nariyah tsb. alafwu

    BalasHapus
  47. Assalamu'akaikum pak Kyai...
    Saya orang awam, dan ada yang ingin saya tanyakan kpd pak Kyai, perihal;
    Saya pernah membaca sebuah hadits tentang "Tujuh langit dan tujuh malaikat penjaga," saya sangat menyukainya, apakah hadits tsb shahih pak Kyai?
    Terimakasih

    BalasHapus
  48. Untuk sensualculture
    Maaf , saya belum menjumpai hadis tsb.

    BalasHapus
  49. Adam jordan
    Ibadah itu harus mencontoh muhammad maka berpeganglah pada hadis2 shohih karena jika tdk dia bisa terkena ancaman hadist rasulullah yg berbunyi barang siapa mengatakan sesuatu dari kami sementara saya tdk pernah mengatakan itu maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya didalam api neraka. Ulama nu kebanyakan pake hadist lemah bahkan ada yg palsu.

    BalasHapus
  50. Ibadah itu harus mencontoh nabi muhammad maka berpeganglah pada hadist2 shohih. Apabila tdk maka akan terkena ancaman seperti dalam hadist nabi berkata barangsiapa mengatakan sesuatu dari saya sementara saya tdk pernah mengatakan itu maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya didalam api neraka. Ulama nu banyak berdalil pake hadist lemah bahkan ada yang palsu.

    BalasHapus
  51. Subahanllah.. dukung penuh Pak yai.!!! semoga ALLOH membalas amal ibadah anda dalam meluruskan aqidah. tegar dalam sunah.
    percayalah meski banyak kecaman tapi lebih banyak yang ingin kebenaran.

    BalasHapus
  52. Tiadalah Umat ini akan baik apabila tidak mencontoh persis seperti generasi awal yaitu Rasulullah, Shahabat, Tabi'in, Tabi,ut Tabi'in...
    Pesan terakhir Rasulullah : Bertakwalah pada Allah dengan sebenar2nya takwa, Patuhilah pemimpinmu walaupun kamu dipimpin seseorang dari habasyah, Sepeninggalku kamu akan melihat umat ini berpecah belah dan kembalilah pada Al qur'an dan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rosyiddin..gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham selayaknya tali kekang kuda, dan jauhilah BID'AH, Karena setiap BID'AH adalah sesat dan Kesesatan tempatnya adalah di neraka...Kita ikuti saja pesan terakhir rasulullah untuk sahabatnya dan umat2nya yang setelahnya beres to...

    BalasHapus
  53. Hantam teruz kyai biar puas para pengikutmu !!!

    BalasHapus
  54. terimakasih kiyai....,alhamdulillah skrng lebih jelas dn terang....,selama ini saya sbagai awam hanya mengikuti tanpa tau ilmunya...,sodara2 seiman....tanggapi semua dg hati yg bersih...maksud kyai sungguh baik terhadap sodara sesama muslim...meluruskan penyimpangan yg tlah kita lakukan selama ini yg kita sangka baik...ternyata tidak dicontohkan nabi muhammad saw dn kandungannyapun tidak sesuai dg syariat islam...,satu hal yg mau saya tanyakan kyai....jika ada doa atau sholawat yg diajarkan alim ulama yg tidak contohkan nabi...dalam artian nabi tidak pernah berdoa dn bersholawat seperti itu...,namun kandungannya tidak menyalahi syariat apa dibolehkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah kamu tahu bahwa doa itu tidak ada kesyirikannya? Lebih baik ikuti sj doa yang ada tuntunannya

      Hapus
  55. saya setuju dg kyai terimaksih pembelajarannya....selama ii asal mengikuti saja tanpa tau ilmunya...,saatnya kembali ke alquran dn alhadist

    BalasHapus
  56. mau bid'ah mau ga,mau syirik mau tauhid bukan tangan manusia yang memutuskan dgn dalil ataupun apa. klo di amal berbuah alias nyata bermanfaat ya tak amal sampai qiyamat,tapi klo ga nyata dan ga bermanfaat walupun sohih haditsnya ya ga tak amal alias lewaaat bro' ga tak pakai.ibadah jangan hanya menunggu pahala akherat.di duniapun juga harus bs dpt bukti buahnya.entu yang ane maksud

    BalasHapus
  57. Untuk hikmatul qur'an
    Kebenaran itu benar bila telah didukung al quran, bukan akal - akalan, nafsu atau ajaran ahli bid`ah

    BalasHapus
  58. Asslamualikum...
    Bid'ah memang sdh mendarah daging dinegeri kita. Inilah tanda akhir zaman seperti sdh disampaikan oleh rosullulah pd 1400th yg lalu. Cukupkanlah diri kita dengan alquran dan hadist yg sohih. Islam itu telah sempurna dan telah menjadi agama yg di ridhoi allooh swt. Tinggalkanlah perbuatan yg sia-sia yg tdk ada tuntunanya dr rosullulloh, sehingga kita tdk akan menyesal diakhirat nanti.
    Wassalamualaikum...

    BalasHapus
  59. Pak ustad
    Saya ini orang awam yg lg mau belajar ilmu agama. Tetapi saya ini sibuk dgn pekerjaan saya sehingga saya pulang kerja sampai larut malam. Kalo saya belajarnya hanya lewat internet atau baca buku agama boleh tidak?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan