Di tulis oleh H Mahrus ali
19-03-2008
ABU TOMANG menulis :
buat Nahdliyyin-Nahdliyyat, santae bro...!!!
KH Muammal Hamidy, Penulis Kata Pengantar pada buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, hadir dalam debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) kemarin. Namun, saat itu juga, ia mengakui jika dirinya tak paham dan tak menguasai masalah.
Muammal mengakui ada yang salah dalam menulis kata pengantar. Ia mencontohkan perihal ber-tawassul (berdoa melalui perantara) yang dinilai H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) sebagai perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Padahal, para ulama ternama yang menjadi rujukan umat Islam dunia hingga sekarang, juga pernah melakukannya.
Alumus pertama Jami’ah Islamiyah, Madinah, Arab Saudi, itu, akhirnya mengakui jika dirinya salah. Tak hanya itu. Ia pun mencabut keterangan yang ada dalam buku itu dan menganggapnya tidak pernah ada serta menandatangani pernyataan kesalahan itu.
Kesalahan lain yang dilakukan Muammal adalah ia mengakui kalau belum membaca seluruh isi buku itu. Padahal, dalam keterangan sebelumnya, ia mengakui kalau sudah membaca semuanya.
Mengetahui hal itu, Abdul Basith, pemandu acara tersebut, akhirnya menghentikan debat terbuka yang tak berimbang itu.
Sebelumnya, pokok bahasan pada debat terbuka itu hanya difokuskan pada dua hal: tawassul dan istighosah. Hal itu dilakukan lantara Muammal memang diketahui tak terlalu menguasai masalah.
Hampir seluruh dasar-dasar yang disampaikan Muammal dibantah KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jatim.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalau saya memantau dari awal hingga akhir debat antara KH Muammal vs LBM Jember itu lewat vcd , saya bisa menyimpulkan bahwa LBM Jember saat itu tidak memenangkan debat di aula pasca Sarjana IAIN Surabaya itu . Setahu saya , berkali – kali dalil yang di sampaikan oleh KH Abdullah Syamsul arifin itu sudah di nyatakan lemah oleh Pak Muammmal, tapi tidak di gubris. Karena itu, Pak Muammal tidak menyatakan tawassul pada mayat atau minta- minta pada orang mati di perbolehkan . Pak Muammal tetap menyatakan di larang bertawassul dengan mayat atau minta minta padanya. Karena keduanya itu barang baru dan tidak di contohkan oleh Rasulullah SAW .Dan saya tidak mengetahui para sahabat menjalankannya. Jadi belum bisa di katakan saat itu ,Muammal di nyatakan kalah.
Dalil yang di pakai oleh KH Abdullah Syamsul arifin sbb:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ خَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقِيْلَ لَهُ : اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ (صلى الله عليه وسلم) ، فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ ".
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya kaki Ibnu Umar mati rasa,lalu di katakan kepadanya : Sebutlah orang yang paling kamu cintai , lalu dia b ilang : Ya Muhammad SAW seolah dia lepas dari tali HR Bukhari dalam kitab al adabul mufrad.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Al albani menyatakan hadis tsb lemah , Dhoif adabul mufrad 148/964 dari Abd Rahman bin Sa`d berkata : ………………….. Ia juga lemah , Al kalimut thoyyib 236 , bahkan ada yang dari Mujahid , tapi palsu , lihat di al kalimut thoyyib 173/1. Bahkan dalam al adzkar linnawawi 305/1 di katakan lemah sanadnya . Sanadnya menurut Ibnus sunni sbb :
حَدَّثَنيِ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمِ اْلأَنْمَاطِي ، وَعَمْرُو بْنُ الْجُنَيْدِ بْنِ عِيْسَى ، قَالاَ : ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَدَّاشٍ ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ بْنِ عَيَّاشٍ ، ثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ السُّبَيْعِي ، عَنْ أَبِي شُعْبَةَ ،
Muhammad bin Ibrahim Al anmathi menceritakan kepadaku dan Amar bin Al Junaid bin Isa berkata : Muhammad bin Khaddast bercerita kepada kami , lalu berkata : Abu bakar bin Ayyasy , lalu berkata : Abu Ishak Assuba`I dari Abu Syu`bah .
وَ قَالَ الْحَاكِمُ أَبُو أَحْمَدَ : لَيْسَ بِالْحَافِظِ عِنْدَهُمْ .
وَقَالَ ابْنُ سَعْدٍ.........
وَ كَانَ ثِقَةً صَدُوْقًا عَارِفًا بِالْحَدِيْثِ وَ اْلعِلْمِ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَثِيْرَ الْغَلَطِ .
Al Hakim Abu Ahmad berkata : Dia ( Abu bakar bin Ayyasy ) bukan hafizh menurut mereka .
Ibnu Sa`d berkata : "Abu bakar bin Ayyasy perawi terpercaya , alim terhadap hadis dan ilmunya banyak hanya saja sering keliru ". Perawi Muhammad bin Khaddasy tidak di cantumkan oleh Ibnu Hajar dan Adz dzahabi dalam kitab Tahdzibnya . Dan dia bukan murid Abu bakar bin Ayyasy .
Lalu siapakah yang menyatakan hadis tsb sahih . Lalu siapakah para sahabat selain Ibnu Umar yang melakukan seperti itu. Sayang disini Tim Penulis LBM NU cabang Jember tidak mencantumkan sanadnya sehingga bisa di lacak pengakuan hadis tsb sahih atau tidak . Dari sanad akan ketahuan identitas perawi – perawinya .
Imam Bukhari , Muslim tidak mencantumkan hadis tsb dalam kitab sahihnya , Nasai , Abu dawud , Ibnu Majah dan Imam Ahmad tidak meriwayatkan hadis tsb. Saya mencarinya di kitab Sunan Tirmidzi , tapi saya tidak menjumpainya .
Seorang penyair berkata :
وَإِنْ مَذِلَتْ رِجْلِي دَعَوْتُكِ أَشْتَفِي... بِدَعْوَاكِ مِنْ مَذْلٍ بِهَا فَيَهُونُ
Bila kami kebas ( tidak bisa bergerak ) aku memanggilmu ( kekasihku ) , aku berkeinginan sembuh dengan memanggil namamu dari kaki yang tidak bisa bergerak lalu bisa ringan penyakitnya. Jadi penyakit sembuh karena memanggil nama kekasih itu tiada landasan nya dari Al Quran dan hadis . Ia hanya perkataan seorang penyair . Dan kalimat orang yang paling kamu cintai dalam hadis lemah itu tidak harus nabi Muhammad SAW , mungkin juga kekasihnya yang bukan nabi , baik lelaki atau perempuan.
Orang – orang yang hobby tawassul itu mirip dengan orang – orang syi`ah . DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :
وَالتَّوَسُّلُ بِالنَّبِي وَأَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ مَشْرُوْعٌ فِي حَيَاةِ النَّبِي وَبَعْدَ وَفَاتِهِ.
Tawassul dengan nabi dan ahlul baitnya adalah di syariatkan baik waktu Nabi SAW hidup atau setelah meninggalnya فَلَقَدْ رَوَى الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومُوْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah yang menyatakan wasilah adalah imam – imam yang ma`shum dari kalangan ahlul bait as.
Saya katakan : Saya tidak tahu dalilnya dari al Quran maupun hadis .
Bila banyak ulama besar yang melakukan tawassul pada mayat atau minta – minta kepada orang – orang mati , nabi , wali, dukun , maka saya hanya bisa menyatakan , manakah dalilnya yang sahih dari hadis atau al Quran . Bila ada , saya bisa ikut mereka . Bila tidak ada , maka dikatakan bid`ah . Bahkan bisa dikatakan syirik , karena termasuk minta – minta kepada selain Allah . Pendapat Imam Syafi`I sendiri menurut beliau suruh buang bila bertentangan dengan dalil yang sahih dan hal ini tidak samar lagi bagi orang yang mendalami ilmu agama atau orang yang ilmunya masih sederhana.
Lebih jelas bacalah buku sesat tanpa sadar sbb:
http://www.islamuda.com/?imud=forum&menu=baca&id=1209
Tafsir Thobari
304/12 ,
Nihayatul arib 125/2 Kitab mihwariyah
– haditsus tsaqalain fil aqidati wal ahkam , karya DR Sholahuddin