Al bani berkata dalam kitab al silsilah al sahihah
السلسلة الصحيحة - (ج 1 / ص 180)
السلسلة الصحيحة - (ج 1 / ص 180)
الطائفة الثانية : و هم المقلدة الذين يؤثرون اتباع كلام المذهب على كلام النبي
صلى الله عليه وسلم ، مع وضوح ما يؤخذ منه ، فإذا قيل لأحدهم مثلا : لا
تصل سنة الفجر بعد أن أقيمت الصلاة لنهي النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك
صراحة لم يطع و قال المذهب : يجيز ذلك ، و إذا قيل له : إن نكاح التحليل
باطل لأن النبي صلى الله عليه وسلم لعن
فاعله ، أجابك بقوله : لا بل هو جائز في المذهب الفلاني ! وهكذا إلى مئات
المسائل ، و لهذا ذهب كثير من المحققين إلى أن أمثال هؤلاء المقلدين ينطبق
عليهم قول الله تبارك و تعالى في النصارى ( اتخذوا أحبارهم و رهبانهم
أربابا من دون الله ) كما بين ذلك الفخر الرازي في " تفسيره " .
Golongan ke tiga. Yaitu orang – orang yang bertaklid yang mendahulukan
perkataan madzhab dari pada perkataan Nabi SAW yang jelas.
Umpamanya,bila dikatakan kepada salah seorang dari mereka: Jangan melakukan salat sunat fajar setelah salat didirikan, karena Nabi SAW melarangnya. Dia tidak akan taat, lalu bilang : Madzhab kami memperbolehkannya.
Bila dikatakan kepadanya: Nikah tahlil tidak sah, karena Nabi SAW melaknat orang yang menjalankannya. Dia akan menjawab: Tidak , ia diperkenankan menurut madzhab fulan. Demikianlah sampai ratusan masalah.
Karena itu sebagaian ahli tahkik bahwa perumpamaan orang – orang sedemikian ini cocok dengan firman Allah tabaraka wataala tentang kaum Nasrani :
Umpamanya,bila dikatakan kepada salah seorang dari mereka: Jangan melakukan salat sunat fajar setelah salat didirikan, karena Nabi SAW melarangnya. Dia tidak akan taat, lalu bilang : Madzhab kami memperbolehkannya.
Bila dikatakan kepadanya: Nikah tahlil tidak sah, karena Nabi SAW melaknat orang yang menjalankannya. Dia akan menjawab: Tidak , ia diperkenankan menurut madzhab fulan. Demikianlah sampai ratusan masalah.
Karena itu sebagaian ahli tahkik bahwa perumpamaan orang – orang sedemikian ini cocok dengan firman Allah tabaraka wataala tentang kaum Nasrani :
اتخذوا أحبارهم و رهبانهم أربابا من دون الله
Mereka mengkat pendeta dan rahib – rahibnya sebagai Tuhan – tuhan
selain Allah. ……………….. sebagaimana dijelaskan oleh al fahr arrazi dalam
tafsirnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan