Minggu, 01/05/2011 14:28 WIB
Otak dan Tubuh Manusia Memang Diprogram untuk Makan Enak
Irna Gustia - detikHealth
Jakarta, Jangan merasa bersalah jika Anda selalu ingin makan enak. Ilmuwan menemukan bahwa otak dan tubuh manusia memang diprogram untuk makan makanan enak.
Makanan enak didefinisikan sebagai makanan yang bercitarasa manis, gurih, berlemak dan asin. Beberapa orang kadang mengaku punya 'gigi manis' atau 'gigi garam' karena selalu ingin makan makanan enak.
Keinginan orang untuk makan makanan tertentu yang enak disebut para ahli seperti mengidam. Ini adalah sesuatu yang menimbulkan sensasi luar biasa dan membuat orang berpikir bagaimana caranya mendapatkan makanan itu.
"Penting untuk diingat orang makan itu tidak hanya karena lapar tapi juga karena hasrat," kata Professor Andrew Hill, Kepala unit akademik psikiatri dan ilmu perilaku di Leeds University seperti dilansir dari Dailymail, Minggu (1/5/2011).
Para ahli percaya munculnya keinginan yang kuat untuk makan pada makanan yang diinginkan atau mengidam, terkait dengan bahan kimia di otak dan kebutuhan dari tubuh.
Contohnya jika ingin sekali makan salmon itu karena tubuh sedang memerlukan lemak omega 3. Saat ingin makan tuna karena tubuh sedang butuh garam, saat ingin makan daging karena tubuh sedang butuh protein.
Para ahli melihat keinginan yang kuat untuk makan makanan enak sangat erat kaitannya dengan perilaku mengidam. Saat mengidam, tubuh kadang tidak mau tahu apakah perut sudah kenyang atau tidak. Sehingga banyak orang terkecoh ingin terus makan lagi.
Hal ini terkait dengan keluarnya hormon-hormon tertentu dari tubuh terutama hormon stres. Stres selalu muncul dalam kehidupan manusia kapan saja dan usia berapa pun.
Penjelasan mengidam ini lebih kompleks ketimbang hanya sekedar perut lapar. Saat perut kosong, tubuh akan melepaskan hormon ghrelin yang akan berkomunikasi dengan pusat otak hipotamulus. Dengan begitu orang jadi tahu bahwa ini sudah waktunya makan.
Jika rasa lapar itu sudah dijawab dengan makan, maka sebagai bentuk kepuasannya tubuh akan melepaskan hormon leptin yang diproduksi sel lemak dan akan melepaskan insulin yang diproduksi pankreas.
Sebaliknya saat mengidam maka ada beberapa bahan kimia di otak yang bereaksi. Pertama adalah pelepasan dopamin, yakni zat kimia di otak yang berhubungan dengan konsentrasi. Dopamin ini akan lepas ketika melihat atau mengalami sesuatu yang baru.
Dopamin ini kemudian akan bekerjasama dengan zat kimia lain yakni opioid yang memberikan rasa nikmat atau kesenangan. Kerjasama dua otak ini membuat orang ingin kesenangan dan melakukannya lagi.
Akibat reaksi dua zat kimia di tubuh itu, orang akan terus mencari makanan enak dan mengabaikan masalah gizi dan kesehatan makanannya.
"Orang diprogram untuk menikmati makanan berlemak dan gula, dan lalu otak akan memberitahu kita untuk mencari makanan itu," kata ahli psikologi Dr Leigh Gibson dari Roehampton University.
Namun munculnya keinginan untuk makan enak, menurut para ahli juga sangat dipengaruhi juga oleh kondisi mental yang dikaitkan dengan stres atau ketidakbahagiaan.
Saat sedang stres misalnya orang akan mencari makanan yang manis atau berlemak. Hal ini karena saat stres tubuh akan memproduksi hormon kortisol. Jika hormon ini keluar dia akan meningkatkan kadar gula dalam darah, karena sedang membutuhkan energi lebih banyak.
Itulah mengapa saat sedang stres orang cenderung mencari makanan yang tinggi gula seperti kue-kue dan permen.
Namun para ahli mengingatkan keinginan untuk makan enak harus diimbangi dengan banyak bergerak dan kendali dari diri agar tidak berlebihan, sehingga makanan tersebut tidak menumpuk menjadi lemak jahat di tubuh.
Makanan enak didefinisikan sebagai makanan yang bercitarasa manis, gurih, berlemak dan asin. Beberapa orang kadang mengaku punya 'gigi manis' atau 'gigi garam' karena selalu ingin makan makanan enak.
Keinginan orang untuk makan makanan tertentu yang enak disebut para ahli seperti mengidam. Ini adalah sesuatu yang menimbulkan sensasi luar biasa dan membuat orang berpikir bagaimana caranya mendapatkan makanan itu.
"Penting untuk diingat orang makan itu tidak hanya karena lapar tapi juga karena hasrat," kata Professor Andrew Hill, Kepala unit akademik psikiatri dan ilmu perilaku di Leeds University seperti dilansir dari Dailymail, Minggu (1/5/2011).
Para ahli percaya munculnya keinginan yang kuat untuk makan pada makanan yang diinginkan atau mengidam, terkait dengan bahan kimia di otak dan kebutuhan dari tubuh.
Contohnya jika ingin sekali makan salmon itu karena tubuh sedang memerlukan lemak omega 3. Saat ingin makan tuna karena tubuh sedang butuh garam, saat ingin makan daging karena tubuh sedang butuh protein.
Para ahli melihat keinginan yang kuat untuk makan makanan enak sangat erat kaitannya dengan perilaku mengidam. Saat mengidam, tubuh kadang tidak mau tahu apakah perut sudah kenyang atau tidak. Sehingga banyak orang terkecoh ingin terus makan lagi.
Hal ini terkait dengan keluarnya hormon-hormon tertentu dari tubuh terutama hormon stres. Stres selalu muncul dalam kehidupan manusia kapan saja dan usia berapa pun.
Penjelasan mengidam ini lebih kompleks ketimbang hanya sekedar perut lapar. Saat perut kosong, tubuh akan melepaskan hormon ghrelin yang akan berkomunikasi dengan pusat otak hipotamulus. Dengan begitu orang jadi tahu bahwa ini sudah waktunya makan.
Jika rasa lapar itu sudah dijawab dengan makan, maka sebagai bentuk kepuasannya tubuh akan melepaskan hormon leptin yang diproduksi sel lemak dan akan melepaskan insulin yang diproduksi pankreas.
Sebaliknya saat mengidam maka ada beberapa bahan kimia di otak yang bereaksi. Pertama adalah pelepasan dopamin, yakni zat kimia di otak yang berhubungan dengan konsentrasi. Dopamin ini akan lepas ketika melihat atau mengalami sesuatu yang baru.
Dopamin ini kemudian akan bekerjasama dengan zat kimia lain yakni opioid yang memberikan rasa nikmat atau kesenangan. Kerjasama dua otak ini membuat orang ingin kesenangan dan melakukannya lagi.
Akibat reaksi dua zat kimia di tubuh itu, orang akan terus mencari makanan enak dan mengabaikan masalah gizi dan kesehatan makanannya.
"Orang diprogram untuk menikmati makanan berlemak dan gula, dan lalu otak akan memberitahu kita untuk mencari makanan itu," kata ahli psikologi Dr Leigh Gibson dari Roehampton University.
Namun munculnya keinginan untuk makan enak, menurut para ahli juga sangat dipengaruhi juga oleh kondisi mental yang dikaitkan dengan stres atau ketidakbahagiaan.
Saat sedang stres misalnya orang akan mencari makanan yang manis atau berlemak. Hal ini karena saat stres tubuh akan memproduksi hormon kortisol. Jika hormon ini keluar dia akan meningkatkan kadar gula dalam darah, karena sedang membutuhkan energi lebih banyak.
Itulah mengapa saat sedang stres orang cenderung mencari makanan yang tinggi gula seperti kue-kue dan permen.
Namun para ahli mengingatkan keinginan untuk makan enak harus diimbangi dengan banyak bergerak dan kendali dari diri agar tidak berlebihan, sehingga makanan tersebut tidak menumpuk menjadi lemak jahat di tubuh.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Boleh saja makan – makanan yang enak , asal halal , tidak ada MSGnya , atau vitsinnya . Boleh makan enak , tapi jangan sampai berlebihan . Allah berfirman :
.يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [1]
Makan – makanan yang di produksi China itu biasanya mengandung glatin babi , karena itu hindarilah dan ikutilah bulettin dari MUI atau blog halal guide yang banyak menjelaskan tentang makanan – makanan yang kritis kehalalannya karena mengandung banyak glatin babi . Bila anda tidak mau baca dlm halal Guid MUI atau brosur dari LPPOM maka anda akan menyantap makanan yang menurut anda halal , hakikatnya haram. Dan ini yang tidak kita inginkan.
LPPOM MUI pernah menyatakan :
Karena banyaknya pemanfaatan lemak untuk keperluan sehari-hari, menggugah sebuah lembaga di Penang, Malaysia Consumer Association of Penang, Malaysia melakukan penelitian. Dalam penelitiannya, lemak hewan tidak hanya digunakan untuk pembuatan kue, tapi dipakai juga untuk membuat susu bubuk. Lemak hewan juga dipakai sebagai bahan untuk pembuatan sabun. Salah satu bahan yang berasal dari lemak hewan yang sering dipakai adalah mono gidliserida dan gliseran.
Saya sendiri juga punya naskah tentang makanan halal dan haram tapi belum di terbitkan karena belum adanya penerbit yang siap untuk menerbitkannya. Jumlah halamannya 350 .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan