Jumat, Agustus 15, 2014

Kuburan Raja Fahd





Itulah kuburan raja Fahd tidak di bangun sebagaimana kuburan para wali di Indonesia. Membangun kuburan tetap menyalahi tuntunan sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi  sbb:
وَقَالَ النَّوَوِي فِي شَرْحِ صَحِيْحِ مُسْلِمٍ: (وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ)، فِيْهِ أَنَّ السُّنَّةَ أَنَّ اْلقَبْرَ لاَ يُرْفَعُ عَلَى اْلأَرْضِ رَفْعًا كَثِيْرًا، وَلاَ يُسَنَّمُ، بَلْ يُرْفَعُ نَحْوَ شِبْرٍ وَيُسَطَّحُ، وَهَذَا مَذْهَبُ الشَّافِعِي وَمَنْ وَافَقَهُ، وَنَقَلَ اْلقَاضِي عِيَاضٌ عَنْ أَكْثَرِ اْلعُلَمَاءِ أَنَّ اْلأَفْضَلَ عِنْدَهُمْ تَسْنِيْمُهَا وَهُوَ مَذْهَبُ مَالِكٍ.اه
Imam Nawawi  berkata  dalam syarah sahih Muslim,  (  begiti  juga   tidak boleh kuburan yang tinggi  kecuali kamu  ratakan dengan tanah ).
Dalam hadis  itu  di jelaskan bahwa  menurut sunnah  kuburan  itu  tidak diperkenankan di tinggikan dengan sangat , juga  tidak boleh di bentuk seperti  punuk tapi di tinggikan sekitar satu jengkal lalu di ratakan. Inilah madzhab Syafii dan  orang – orang yang sependapat  dengannya.
Al qadhi Iyadh menukil  dari kebanyakan  ulama  bahwa yang  lebih utama  adalah membentuk kuburan  seperti punuk dan inilah madzhab Imam Malik. [1]
Salat jenazah  di kuburan masih diperbolehkan karena ada hadis:
. Ketika ada penyapu masjid meninggal dunia dan Rasulullah SAW  tidak melakukan  salat Jenazah kepadanya  karena beliau tidak mengerti kematiannya . Beliau bertanya   lalu para sahabat menjawab : Dia meninggal dunia  : Rasulullah SAW  bersabda :
أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي بِهِ دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ أَوْ قَالَ قَبْرِهَا فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا *
Mengapakamu tidak memberitahukan kepadaku  , tunjukkan kuburannya kepadaku . Lalu Rasulullah SAW  pergi ke kuburannya lalu melakukan  salat padanya . [2]
     Jadi bila  ketinggalan salat jenazah datanglah ke kuburan lalu lakukan salat jenazah di kuburan  sebagaimana  tuntunan  di atas.  Rasulullah SAW  memerintah melakukan salat Jenazah dan  kita taat belaka .

Bid`ah di situ:
Bunga di taburkan di kuburan
Gamis yang isbal  adalah  tidak boleh.
Sedekap  dalam salat jenazah adalah bid`ah, tiada hadisnya yang sahih.
Untuk salat jenazah  pakai sepatu atau  sandal   adalah tuntunan bukan bid`ah yang jelek.
Said bin Yazid Alazdi berkata :
سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي نَعْلَيْهِ قَالَ نَعَمْ *
Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra  : Apakah Rasulullah SAW  menjalankan salat dengan mengenakan dua sandalnya ?”. Beliau menjawab :’ya “. [3] 
 Ibnu Abu Aus berkata :
كَانَ جَدِّي أَوْسٌ أَحْيَانًا يُصَلِّي فَيُشِيرُ إِلَيَّ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَأُعْطِيهِ نَعْلَيْهِ وَيَقُولُ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي نَعْلَيْهِ *
Terkadang nenekku melakukan salat , lalu berisarat . Aku memberikan kedua sandalnya ,lalu berkata  :” Aku melihat Rasulullah SAW  menjalankan salat dengan dua sandalnya [4]    Hadis sahih , kata penyusun kitab Zawaid .

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1Waru Sidoarjo Jatim



 






[2] Muttafaq alaih  , Bukhori  458
[3] Muttafaq alaih ,386
[4] HR Ibnu Majah
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan