sahabat yg masuk surga berrkata 'ya rob kami tdk melihat sahabat2 kami yg sewaktu di dunia sholat bersama kami.puasa
bersama kami dan berjuang brsama kami ?? maka Alloh swt berfinman " pergilah
k neraka.lalu keluarkan sahabat2 kamu yg di hatix ada iman walaupun hanya sebesar zarroh.ini lemah
ap shohih
Saya jawab:
Wss. Lemah. Karena
nentang ayat ini
(Az-Zumar):19
- Apakah (kamu hendak merubah ketentuan) orang-orang yang telah pasti ketentuan
azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?. Hadis
tadi lemah karena
bertentangan dg ayat
itu.
Hadisnya insya Allah sedemikian :
Ada hadis Ibn Majah sbb:
Hadits ibnumajah 59
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ زَيْدِ
بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَلَّصَ اللَّهُ
الْمُؤْمِنِينَ مِنْ النَّارِ وَأَمِنُوا فَمَا مُجَادَلَةُ أَحَدِكُمْ
لِصَاحِبِهِ فِي الْحَقِّ يَكُونُ لَهُ فِي الدُّنْيَا أَشَدَّ مُجَادَلَةً
مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لِرَبِّهِمْ فِي إِخْوَانِهِمْ الَّذِينَ أُدْخِلُوا
النَّارَ قَالَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِخْوَانُنَا كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا
وَيَصُومُونَ مَعَنَا وَيَحُجُّونَ مَعَنَا فَأَدْخَلْتَهُمْ
النَّارَ فَيَقُولُ اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ مِنْهُمْ
فَيَأْتُونَهُمْ فَيَعْرِفُونَهُمْ بِصُوَرِهِمْ لَا تَأْكُلُ النَّارُ
صُوَرَهُمْ فَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ النَّارُ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ إِلَى كَعْبَيْهِ فَيُخْرِجُونَهُمْ
فَيَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرَجْنَا مَنْ قَدْ أَمَرْتَنَا ثُمَّ
يَقُولُ أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ وَزْنُ دِينَارٍ مِنْ
الْإِيمَانِ ثُمَّ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ وَزْنُ نِصْفِ دِينَارٍ ثُمَّ مَنْ
كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ
فَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْ هَذَا فَلْيَقْرَأْ
{ إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ
أَجْرًا عَظِيمًا }
Pergi & keluarkanlah orang-orang yg kalian kenal dari
mereka.' Maka mereka mendatanginya & mengenali mereka dgn bentuk-bentuk
mereka, bentuk-bentuk mereka tak dimakan oleh api. Di antara mereka ada yg
dimakan api hingga ke sebagian kedua betisnya. Dan ada yg telah dimakan api
hingga ke kedua mata kakinya. Maka mereka pun mengeluarkannya. Kemudian mereka
berseru; 'Wahai Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yg telah Engkau
perintahkan kepada kami.' Kemudian Dia berfirman: 'Keluarkanlah orang yg dalam
hatinya terdapat keimanan seberat satu dinar. Kemudian orang yg dalam hatinya
terdapat keimanan seberat setengah dinar. Kemudian orang yg dalam hatinya
terdapat keimanan seberat biji sawi.' Abu Sa'id berkata:
Barangsiapa tak mempercayai ini, maka hendaklah ia membaca: Sesungguhnya Allah tak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, & jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan & memberikan dari sisi-Nya pahala yg besar. [HR. ibnumajah No.59].
Barangsiapa tak mempercayai ini, maka hendaklah ia membaca: Sesungguhnya Allah tak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, & jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan & memberikan dari sisi-Nya pahala yg besar. [HR. ibnumajah No.59].
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya kutipkan
sebagian artikel dalam blog sbb:
حَدَّثَنِي سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِي حَفْصُ
بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ مرفوعا : حَتَّى إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً
لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ لِإِخْوَانِهِمْ الَّذِينَ فِي النَّارِ يَقُولُونَ رَبَّنَا كَانُوا
يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ فَيُقَالُ لَهُمْ أَخْرِجُوا مَنْ
عَرَفْتُمْ فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا
قَدْ أَخَذَتْ النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ
يَقُولُونَ رَبَّنَا مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ فَيَقُولُ
ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ
فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ
نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ
وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ
فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا
مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي
قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا
كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا وَكَانَ أَبُو
سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَقُولُ إِنْ لَمْ تُصَدِّقُونِي بِهَذَا الْحَدِيثِ
فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ
تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا } فَيَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَفَعَتْ الْمَلَائِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ
الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَيَقْبِضُ قَبْضَةً
مِنْ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًالَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ
عَادُوا حُمَمًا فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ
نَهَرُ الْحَيَاةِ فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ
أَلَا تَرَوْنَهَا تَكُونُ إِلَى الْحَجَرِ أَوْ إِلَى الشَّجَرِ مَا يَكُونُ
إِلَى الشَّمْسِ أُصَيْفِرُ وَأُخَيْضِرُ وَمَا يَكُونُ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ
يَكُونُ أَبْيَضَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّكَ كُنْتَ تَرْعَى
بِالْبَادِيَةِ قَالَ فَيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِي رِقَابِهِمْ الْخَوَاتِمُ
يَعْرِفُهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ
أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلَا خَيْرٍ
قَدَّمُوهُثُمَّ يَقُولُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ فَمَا رَأَيْتُمُوهُ فَهُوَ
لَكُمْ فَيَقُولُونَ رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ
الْعَالَمِينَ فَيَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُونَ يَا
رَبَّنَا أَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُ رِضَايَ فَلَا أَسْخَطُ
عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا
Telah menceritakan
kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Hafsh bin
Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha' bin Yasaar, dari Abu Sa'iid
Al-Khudriy secara marfu’ : “…… Sehingga ketika orang-orang
mu'min terbebas dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya,
tidaklah salah seorang dari kalian yang begitu gigih memohon kepada Allah di
dalam menuntut al-haq pada hari kiamat untuk saudara-saudaranya yang berada di
dalam neraka. Mereka berseru : ‘Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama
kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada
mereka; “Keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui.” Maka bentuk-bentuk
mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka, kemudian mereka mengeluarkan
begitu banyak orang yang telah dimakan neraka sampai pada pertengahan betisnya
dan sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, tidak
tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian
Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan di
dalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka keluarkanlah dia’. Mereka pun
mengeluarkan jumlah yang begitu banyak, kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb
kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya seorangpun yang telah Engkau
perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka
barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan seberat setengah
dinar, maka keluarkanlah dia’. Maka mereka pun mengeluarkan jumlah yang banyak.
Kemudian mereka berkata lagi : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di
dalamnya seorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah
berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka siapa saja yang kalian temukan di dalam
hatinya kebaikan seberat biji jagung, keluarkanlah’. Maka merekapun kembali
mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb
kami, kami tidak menyisakan di dalamnya kebaikan sama sekali”. Abu Sa'iid
Al-Khudriy berkata : "Jika kalian tidak mempercayai hadits ini silahkan
kalian baca ayat : ‘Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun
sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan
melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar’ (QS.
An-Nisaa’ : 40). Allah lalu berfirman : ‘Para Malaikat, Nabi, dan
orang-orang yang beriman telah memberi syafa’at. Sekarang yang belum memberikan
syafa’at adalah Dzat Yang Maha Pengasih’. Kemudian Allah menggenggam satu
genggaman dari dalam neraka. Dari dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang
sama sekali tidak pernah melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk
seperti arang hitam. Allah kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan
surga yang disebut dengan sungai kehidupan. Mereka kemudian keluar dari dalam
sungai layaknya biji yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia
tumbuh (merambat) di bebatuan atau pepohonan mengejar (sinar) matahari.
Kemudian mereka (yang tumbuh layaknya biji) ada yang berwarna kekuningan dan
kehijauan, sementara yang berada di bawah bayangan akan berwarna
putih". Para sahabat kemudian
bertanya : "Seakan-akan engkau sedang menggembala di daerah orang-orang
badui ?”. Beliau melanjutkan : "Mereka kemudian keluar seperti
mutiara, sementara di lutut-lutut mereka terdapat cincin yang bisa diketahui
oleh penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan
Allah masukkan ke dalam surga tanpa amalan yang pernah mereka amalkan
dan kebaikan yang mereka lakukan. Allah kemudian berfirman : ‘Masuklah
kalian ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki’.
Mereka pun menjawab : ‘Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan kepada
kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari penduduk
bumi’. Allah kemudian berfirman : ‘(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan untuk
kalian lebih baik dari ini semua’. Mereka kembali berkata : ‘Wahai Rabb, apa
yang lebih baik dari ini semua!’. Allah menjawab : "Ridla-Ku, selamanya
Aku tidak akan pernah murka kepada kalian” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
302].
Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
أنّ اللهَ تعَالى يخرِجُ مِن النّارِ مَن لَم يعمَل خَيراً قَط
، بِمَحضِ رحمَتهِ ، وهذَا انتِفَاعٌ بِغَيرِ عمَلِهِم
“Bahwasannya
Allah ta’ala mengeluarkan dari neraka orang yang tidak pernah beramal kebaikan
sedikitpun, dengan kemurnian rahmat-Nya. Dan ini bermanfaat tanpa adanya amal
mereka” [Jaami’ur-Rasaail – Al-Majmuu’atul-Khaamishah - , hal. 203. Lihat pula
yang semisalnya dalam Majmuu’ Al-Fataawaa, 16/47].
Al-Haafidh
Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
والمرادُ بقولِه «لُم يعملُوا خَيراً قَط» مِن أعمالِ
الجَوارِح ، وإن كانَ أصلُ التَّوحِيد معَهُم ، ولِهذَا جاءَ في حديثِ الّذِي أمرَ
أهلَه أن يحرِقوُه بعدَ موتِه بالنّارِ إنه «لم يعَمَل خَيراً قَط غيرَ التَّوحِيد»
“Dan yang
dimaksudkan dengan sabda beliau : ‘tidak beramal kebaikan sedikitpun’, yaitu
dari amal-amal jawaarih (anggota badan), apabila ashlut-tauhiid (pokok tauhid)
ada pada mereka. Oleh karena itu ada pada hadits yang mengkisahkan seseorang
yang memerintahkan keluarganya agar membakarnya dengan api setelah kematiannya,
bahwasannya ia tidak beramal kebaikan sedikit pun selain tauhiid” [At-Takhwiif
minan-Naar, 1/259].
Al-Qurthubiy rahimahullah berkata
:
قالَ : «ثمّ هُوَ سُبحانَه بعدَ ذلِكَ يقبِضُ قَبضةً فَيُخرِجُ
قوماًلمَ يعمَلُوا خَيراً قَط ، يُرِيدُ إلاّ التّوحيدَ المجرّدَ عَن الأعمَالِ
“Beliau shalallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kemudian setelah itu Allah menggenggam
satu genggaman, lalu Allah mengeluarkan satu kaum yang belum pernah
melakukan kebaikan sedikitpun’. Maksudnya : Kecuali tauhid yang kosong
dari amal (jawaarih)” [Fathul-Majiid, hal. 48, tahqiq : Muhammad Haamid
Al-Faqiy; Mathba’ah As-Sunnah Al-Muhammadiyyah, Cet. 7/1377].
Al-Haafidh
Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :
فيخرجون أولا من كان في قلبه مثقال دينار من إيمان، ثم الذي
يليه، ثم الذي يليه، [ثم الذي يليه] حتى يخرجوا من كان في قلبه أدنى أدنى أدنى
مثقال ذرة من إيمان ثم يخرج الله من النار من قال يومًا من الدهر: "لا إله
إلا الله" وإن لم يعمل خيرًا قط، ولا يبقى في النار إلا من وجب عليه الخلود،
كما وردت بذلك الأحاديث الصحيحة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم؛ ولهذا قال
تعالى: { ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا
جِثِيًّا }
“Lalu akan
keluar pertama kali (dari neraka) orang-orang yang dalam hatinya terdapat
keimanan seberat dinar, kemudian orang setelahnya, kemudian orang setelahnya.
Hingga keluar dari dari mereka orang yang dalam hatinya terdapat keimanan
seberat dzarrah. Kemudian Allah mengeluarkan dari neraka orang yang pernah
mengucapkan Laa ilaaha illallaah ketika masa hidupnya, meskipun belum pernah
beramal kebaikan sedikitpun. Dan tidaklah tersisa di neraka kecuali orang yang
memang diwajibkan kekal di dalamnya, sebagaimana terdapat dalam hadits shahih
dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman
: ‘Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan
orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut’ (QS. Maryam :
72)” [Tafsiir Ibni Katsiir, 5/256-257].
Komentarku ( Mahrus ali ):
Seorang yang punya iman tapi belum menjalankan kebaikan
sedikitpun, bisa di masukkan ke dalam surga ini kurang pas. Menurut saya, ia
bertentangan dengan ayat:
Allah Ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ
أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
إِلَّا مَنْ تَابَ
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan kecuali orang yang bertaubat.” (QS. Maryam:
59-60).
Dalam ayat lainnya disebutkan,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ
هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un: 4-5).
Juga dalam ayat lain,
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42)
قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43)
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”
Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
shalat” (QS. Al Mudatstsir: 42-43).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah
shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[1]
‘Umar berkata, “Tidak ada bagian bagi seorang pun dalam
Islam jika ia meninggalkan shalat.” Ayyub As Sikhtiyani berkata
seperti itu pula.
Diriwayatkan pula dari Al Jariri, dari ‘Abdullah bin
Syaqiq, dari Abu Hurairah, ia berkata,
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله
عليه وسلم- لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ
الصَّلاَةِ
“Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan
menyebabkan kafir kecuali shalat.”[2] Dikeluarkan oleh Al Hakim dalam mustadroknya dan juga
dikeluarkan oleh Tirmidzi namun tidak disebutkan dari Abu Hurairah.
Ibnu Hazm berkata, “Tidak ada dosa setelah kejelekan yang
lebih parah dari meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan juga dosa
karena membunuh seorang mukmin bukan lewat jalan yang benar.”
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis yang
menjelaskan orang yang punya iman sekalipun tidak menjalankan
sesuatu termasuk tidak salat bisa masuk surga
sangat janggal. Dia kafir karena tinggalkan salat, lalu bagaimana di
safaati. Pada hal di dunia saja,
kita tidak boleh mendoakan orang syirik
dan kafir sebagaimana dalam ayat:
ebih jelas.
ما
كان للنبي والذين ءامنوا أن يستغفروا للمشركين ولو كانوا أولي قربى
“Tidak selayaknya bagi Nabi dan orang-orang
yang beriman memintakan ampunan bagi kaum musyrikin, meskipun mereka itu
kerabat dekat.” (At Taubah: 113).
Ayat ini berkenaan dengan Rasulullah saw saat minta izin
kepada Allah SWT untuk memintakan ampunan buat ibunya yang meninggal sebelum
Rasulullah saw diutus, dan meninggal di atas ajaran kaumnya yang syirik. Allah
SWT golongkan ibunya dalam jajaran kaum musyrikin padahal belum ada dakwah dan
hujjah risaliyyah lagi mereka bodoh. Apa gerangan dengan pelaku syirik akbar
yang mengaku Islam, padahal hujjah ada di sekeliling mereka dan Al Qur’an
mereka baca lagi mereka hafal.
Kalau ada yang berkata: “ Kenapa orang yang mengaku Islam
dan rajin beribadah kepada Allah SWT, tapi dia berbuat syirik akbar karena
kebodohannya dikatakan musyrik?”
Jawab: Di dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang
diperintahkan bukan ibadah kepada Allah, tapi beribadah kepada Allah dan
meninggalkan syirik, yaitu memurnikan ketundukan hanya kepada-Nya. Allah swt
berfirman:
واعبدوا
الله ولا تشركوا به شيئا
“Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan
jangan menyekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (An Nisaa: 36).
Cara pengobatan yang murah
dan halal
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan