Buku ilmiyah dikatakan rapuh
Idrus ramli
menyatakan lagi :
Meskipun apa
yang disampaikan oleh Mahrus dalam
buku-bukunya sangat rapuh secara ilmiah, namun tetap saja
membuat resah tokoh-tokoh masyarakat dan para kyai. Mereka
khawatir sebagian masyarakat bisa terpengaruh dengan buku-
buku yang telah ditulisnya. Sebab dengan liciknya, Mahrus
selalu menulis embel-embel mantan Kyai NU dalam semua
bukunya. Kekhawatiran tersebut menggugah Tim LBM
NU Jember untuk menulis bantahan terhadap buku Mahrus
Ali yang pertama yang berjudul Mantan Kyai NU Menggugat
S ha lawat & Dykir Syirik.[1]
buku-bukunya sangat rapuh secara ilmiah, namun tetap saja
membuat resah tokoh-tokoh masyarakat dan para kyai. Mereka
khawatir sebagian masyarakat bisa terpengaruh dengan buku-
buku yang telah ditulisnya. Sebab dengan liciknya, Mahrus
selalu menulis embel-embel mantan Kyai NU dalam semua
bukunya. Kekhawatiran tersebut menggugah Tim LBM
NU Jember untuk menulis bantahan terhadap buku Mahrus
Ali yang pertama yang berjudul Mantan Kyai NU Menggugat
S ha lawat & Dykir Syirik.[1]
Komentarku ( Mahrus
ali):
Lihat saja
orang yang ingin mempertahankan kesalahan, bukan menerima kebenaran selalu
memberikan komentar yang dusta, bukan jujur. Buku saya yang sudah dikatakan
oleh banyak kalangan baik tingkat
sarjana atau doktor dan dikomentari oleh mereka dengan suka rela untuk memberi
dukungan bukan menyangkal. Lalu
dikatakan tidak ilimiyah sebagaimana
layaknya buku – buku ahli bid`ah. Ini lucu yang sangat aneh dikatakan
oleh orang penuntut ilmu apalagi anggota
tim LBMNU jember.Lihat contoh sebagian komentarnya:
Pengantar
KH. Mu'ammal Hamidy, Lc*
KH. Mu'ammal Hamidy, Lc*
* Pimpinan
pesantren Tinggi Ilmu Fiqih dan Da'wah Ma'had Ali, Bangil - Pasuruan
Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Keluarga Sakinah di Majalah "Yayasan Dana
Sosial al-Falah", (Masjid alFalah, Surabaya).
Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Keluarga Sakinah di Majalah "Yayasan Dana
Sosial al-Falah", (Masjid alFalah, Surabaya).
Mengawal
Islam dari pencemaran ajaran bid'ah, syirik dan
kufur kepada Allah taala adalah suatu keniscayaan bagi orang yang dikaruniai Allah ilmu agama atau yang lazim disebut alim .
Karena itu, tidak mengherankan kalau setiap awal seratus tahun,
dibangkitkan-orang/kelompok yang peka dalam masalah ini.
Orang/kelompok tersebut dinamakan "Mujaddid". Demikian,
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya.
kufur kepada Allah taala adalah suatu keniscayaan bagi orang yang dikaruniai Allah ilmu agama atau yang lazim disebut alim .
Karena itu, tidak mengherankan kalau setiap awal seratus tahun,
dibangkitkan-orang/kelompok yang peka dalam masalah ini.
Orang/kelompok tersebut dinamakan "Mujaddid". Demikian,
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya.
سنن أبي داود - (ج 11 / ص 362)
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ
سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
Artinya
Sesungguhnya Allah akan membangkitkan di kalangan
umrmat ini pada setiap penghujung seratus tahun (satu abad) orang
yang rnemperbaharui agamanya, (HR. Abu Daud)
umrmat ini pada setiap penghujung seratus tahun (satu abad) orang
yang rnemperbaharui agamanya, (HR. Abu Daud)
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kalimat tsb
menunjukkan dan memberi kesan bahwa buku : “ Mantan kiyai NU menggugat
shalawat dan dzikir syirik “ untuk
memerangi kesyirikan dan kebid`ahan sehingga penyusunnya dikesankan sebagai mujaddid. Lihat beliau melanjutkan lagi perkataannya sbb:
Dalam
riwayat lain berbunyi:
Artinya Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada setiap
penghujung seratus tahun(satu abad), orang yang mengajari
manusia tentang keagamaan mereka (HR. Ahmad)
penghujung seratus tahun(satu abad), orang yang mengajari
manusia tentang keagamaan mereka (HR. Ahmad)
Keagamaan
yang akan diajarkan oleh Mujadid terebut
adalah keagamaan yang mumi (puritan), karena pada waktu itu
agama ini terkontaminasi oleh herbapni anasiryang merusaknya atau paling tidak
adalah keagamaan yang mumi (puritan), karena pada waktu itu
agama ini terkontaminasi oleh herbapni anasiryang merusaknya atau paling tidak
mengaburkannya, -misal bidah, syirik dan
kufur kepada Allah. Dan itu tidak mustahil, karena manusianya
kufur kepada Allah. Dan itu tidak mustahil, karena manusianya
terpengaruh
oleh budaya yang mengelilinginya
tak ubahnya agama Nabi Ibrahim yang tauhid berubah menjadi
watsaniyah - penyembahan berhala, agama Nabi Musa yang
tauhid berubah menjadi Yahudi dengan kesyirikannya, dan
agama Nabi Isa yang juga tauhid berubah menjadi Nashrani
yang tidak terlepas dari kesyirikannya, adalah disebabkan
terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran dari luar, Syaikh
Mubarak Muhammad dalam Risalahnya Asy-syirku wa Madhahiruhu,
watsaniyah - penyembahan berhala, agama Nabi Musa yang
tauhid berubah menjadi Yahudi dengan kesyirikannya, dan
agama Nabi Isa yang juga tauhid berubah menjadi Nashrani
yang tidak terlepas dari kesyirikannya, adalah disebabkan
terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran dari luar, Syaikh
Mubarak Muhammad dalam Risalahnya Asy-syirku wa Madhahiruhu,
mengatakan
bahwa eksistensi Islam
pun akan seperti Yahudi
dan Nashrani jika Islam ini tidak benar-
benar dikawal dari anasir-anasir yang merusaknya, antara lain
adalah kesyirikan. Mantan kiyai NU menggugat shalawat dan dzikir syirik. 4
benar dikawal dari anasir-anasir yang merusaknya, antara lain
adalah kesyirikan. Mantan kiyai NU menggugat shalawat dan dzikir syirik. 4
Lihat
saran DR HM Roum Rawi MA kepada saya sebagai penulis buku sbb:
Dan kepada
penulis buku ini, mudah-mudahan ia tetap
istiqamah untuk tetap memberikan pencerahan kepada para
pembaca yang budiman, agar memperoleh jalan ibadah yang
benar sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, Muhammad
istiqamah untuk tetap memberikan pencerahan kepada para
pembaca yang budiman, agar memperoleh jalan ibadah yang
benar sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, Muhammad
Dan kepada penerbit
La tasyuk press yang sesuai dengan mottonyn:
Laa Tusyrik Billah (Jangan sekali-kali melakukan syirik kepada Alkah),
agar terap konsisten semata-mata hanya karena Allah Li 'lai
Laa Tusyrik Billah (Jangan sekali-kali melakukan syirik kepada Alkah),
agar terap konsisten semata-mata hanya karena Allah Li 'lai
Kalirnatillahi.
Akhirnya
semoga kita diselamatkan dari kemusyrikan sekecil
apapun dan Allah selalu membimbing kita semua ke jalan yang
apapun dan Allah selalu membimbing kita semua ke jalan yang
benar,
melalui kitabnya aLQuraii dan Sunnah Rasul-Nya, karena
Beliau telah berpesan:
Beliau telah berpesan:
صحيح مسلم - (ج 6 / ص 245)
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنْ اعْتَصَمْتُمْ
بِهِ كِتَابُ اللَّهِ
"Dan
Sungguh aku telah meninggalkan esuatu
yang kamu tidak
akan sesat bila kamu berpegangan kepadanya yaitu ktiabullah
akan sesat bila kamu berpegangan kepadanya yaitu ktiabullah
alQut' an dan Sunnah
rasulNya ( Al hadis ).
Billahit -Taufiq
wal HidayEih war-Ridha wal Inayah
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Prof DR HM Roem Rowi MA
Komentarku ( Mahrus
ali):
Kesan
saya dari pernyataan tsb, sang doktor berharap saya bisa memberikan pencerahan
kepada umat, lalu bagaimana Idrus menyatakan buku saya ini membikin resah
mereka. Ini suatu penilaian ngawur yang hanya dilandasi kebencian atau
mendukung kesalahan ajaran golongannya dan menyalahkan ajaran kebenaran
golongan lain,.Ini fanatisme golongan yang sangat di larang bukan
diperintahkan. Allah berfirman:
وَأَقِيمُوا
الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya
serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. Rum
31-32
Di
ayat lain, Allah mengingatkan kepada Nabi
jangan sampai ikut kepada
golongan sbb :
إِنَّ
الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa
golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya
urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan