SANA'A (voa-islam.com) - Seorang pemimpin tertinggi Al-Qaidah Yaman memuji keberhasilan ISIS membebaskan wilayah Irak yang sangat luas dan menciptakan Daulah Islam, dan kemungkinan meningkatkan kerjasama antara dua jaringan kekuatan Islam yang paling aktif di Semenanjung Arabiya, Selasa, 12/82014.
Seorang pejabat senior bidang keamanan dan intelijen Amerika Serikat bulan lalu, sangat prihatin atas kemungkinan kerjasama antara para pejuang al-Qaidah dari Yaman dengan pejuang Islam di Suriah. Di mana ISIS berhasil membebaskan wilayah yang luas dalam melawan rezim Syi’ah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.
“Saya mengucapkan selamat kepada semua Mujahidin, dan kemenangan saudara-saudara kita Mujahidin di semua front medan perang di Irak, dan mencapai kemenangan atas boneka dari Iran”, ucap Ibrahim al-Rubaish, seorang ideolog dan pemimipin tertinggi Al Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) , dalam sebuah video yang diposting melalui online.
“Siapa yang tidak bersukacita karena kemenangan Muslim Sunni, dan kekalahan gengster Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, yang telah menyiksa kaum Sunni?”, tambahnya.
Dengan kekuatan Mujahidin Irak membebaskan Mosul, dan provinsi Anbar yang sangat luas, dan sekarang masuk ke arah Bagdad, memaksa para pendukung al-Maliki, seperti Amerika, Iran, dan Arab Saudi mendepak Nuri al-Maliki, dan menggantikan dengan tokoh Syi’ah dari Partai Da’wah, yaitu Haidar al-Abadi. Al-Abadi disokong Amerika, Iran dan negara-negara Arab, dan al-Abadi ini, nampaknya akan digunakan ‘tunggangan’ mereka menggayang ISIS atau Daulah Islam Irak.
Sekarang para pejuang ISIS yang berubah menjadi Daulah Islam, nampaknya terus mencapai gerak maju menyapu wilayah-wilayah barat laut Irak, sejak bulan Juni, dan kemudian mendeklarasikan “Khalifah” yang mencakup wilayah Irak dan Suriah, dan berada di bawah kekuasaannya.
Awalnya ISIS muncul dari gerakan Al-Qaidah di Irak. Saat para pejuang Islam membebaskan Irak dari penjajahan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) yang menggunakan tangan Amerika, dan dengan kekuatan militer yang dimilikinya, Al-Qaidah, melawan kelompok Syi’ah, yang menjadi boneka Amerika, dan menghancurkan kelompok Sunni.
Sekarang berjalin sebuah aliansi global antara kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) yang menggunakan tangan Amerika Serikat, berkoalisi dengan Iran, dan para pemimpin munafik Arab, bertujuan ingin memerangi kelompok-kelompok pejuang Islam, yang ingin membebaskan negeri-negeri mereka dari cengkeraman kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), dan kaum pengkhianat Syi’ah.
“Kaum Sunni Irak menyadari bahwa hidup secara damai di Irak tidak mungkin ... dan bahwa memerangi para pengkhianat islam, yaitu Syiah rafidhoh adalah kewajiban yang mengikat secara hukum”, kata Rubaish, yang berada di urutan daftarke 85 orang yang paling dicari oleh pemerintah Arab Saudi .
"Situasi yang sama sedang terulang di Yaman dan Teluk. Sunni akan belajar pelajaran dari Irak, dan mengambil tindakan menghadapi Syi’ah rafidhoh?”, tambahnya. Kelompok Syi’ah Houthi di Yaman berkekuatan besar, dan berusaha menguasai ibukota Sana’a.
Banyak kalangan Islam Sunni Islam memuji kemenangan ISIS di Irak ‘terhadap pemerintah al-Maliki yang mereka anggap sebagai sangat dipengaruhi oleh kekuatan Syi’ah Iran.
Memang, sasmpai sekarang ini masih banyak dikalangan Al-Qaidah menahan diri dari berbai’at pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang telah menyatakan dirinya Khalifah. Termasuk pemimpin dan tokoh mujahid Abdurrahman al-Maqdisi dan Abu al-Qatadah di Jordania, masih belum memberikan dukungan atau ba’iatnya kepada Khilafah Abu Bakr al-Bagdadi.
Benarkah Al-Qaidah di Yaman Meniru ISIS Irak?
Diantaranya, seorang analis Yaman mengatakan bahwa para pejuang Mujahidi AQAP mencoba meniru pola ISIS, dan menerbitkan gambar pembunuhan tidak sesuai dengan Syari’ah Islam, seperti tindakan terhadap warga Syiah, tentara, dan orang-orang Kristen dan penganut agama lainnya.
Pekan lalu, kelompok militan Ansar al-Sharia,yang berafiliasi kepada AQAP, menculik 14 tentara pemerintah Yaman, kemudian membunuh mereka, dan beberapa dengan cara menggorok leher mereka. Ini menimbulkan ketakutan yang luar biasa dengan adanya ‘horor’ yang sekarang dipraktekan oleh ISIS, dan diikuti sejumlah pejuang Islam di Yaman.
Desember lalu, beberapa militan tewas, termasuk para staf medis, akibat serangan di kementerian pertahanan di Sana’a. Ansar al-Sharia mengatakan pihaknya membalas serangan tentara Yaman, dan serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika pada kubu di selatan dan timur Yaman.
Saeed Obaid, seorang analis Yaman, mengatakan pekan lalu bahwa pemimpin AQAP, Nasser al-Wuhaishi, tidak mungkin berbai’at kepada Baghdadi, tetapi menambahkan dia bahwa “Ia dapat melakukan kerjasama dengan ISIS, setidaknya secara rahasia”, ucapnya. Memang, secara diam-diam banyak para pejuang gerakan jihad, mereka melakukan kerjsama dengan berbagai kekuatan dalam rangka memerangi kepentingan kafir musyrik.
Pada bulan Mei, aparat intelijen Arab Saudi, yang berbatasan dengan Yaman dan Irak, mengatakan telah menemukan sebuah sel kelompok militan yang memiliki hubungna dengan AQAP dan ISIS.
AQAP dibentuk pada tahun 2009 , gerakan yang merupakan penggabungan dari jaringan yang ada Yaman dan Saudi, kelompok itu didirikan oleh Osama bin Laden. Kelompok AQAP ini mempunyai pengaruh yang sangat luas di seluruh Semenanjung Arabiya, dan terus bergerak membebaskan wilayah-wilayah yang sekarang berada dalam jangkauan kepentingan penguasa-penguasa yang menjadi pelayan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani).
AQAP yang sekarang berperang di Yaman, dan Semenanjung Arabiya itu, merupakan kekuatan jihad yang paling berperan dalam jihad di kawasan yang sangat luas. Kepala CIA Amerika, berusaha terus mengeliminir kekuatan al-Qaidah di Yaman, dan bekerjasama dengan militer Yaman. Namun, nampaknya tidak berhasil dengan efektif.
Sementara itu, Raja Abdullah telah membantu Sekjen PBB, Ban Kii-mon, dalam bentuk dana tunai $ 100 juta dollar kepada UNCCT (United Nation Counter Terorism-Center), dan khusus untuk memerangi ISIS, dan kelompok-kelompok jihad lainnya, yang dianggap mengancam stabilitas negara Arab dan Teluk. Para pemimpin Arab gemetar seperti dalam ‘mimpi buruk’, melihat semakin luasnya pengaruh ISIS di Irak dan Suriah.
Kekuatan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), kaum munafiqin membangun aliansi baru, yang terdiri dari Amerika, Iran, dan Arab, bertujuan melumat dan menghancurkan sampai ke akar-akarnya kekuatan kelompok jihadis, seperti ISIS yang sekarang menguasai Irak dan Suriah.
Mereka gagal melumat Hamas di Gaza, dan menawarkan gencatan senjata. Kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) yang menggunakan tangan Amerika, dan para pemimpin munafiq dari Arab, berusaha dengan menggunakan kekuatan militer secara massif, ingin melumat dan menghancurkan serta meluluh-lantakan Gaza, tetapi gagal total. Zionis-Israel sekarang merengek minta gencatan senjata.
Justru Hamas semakin kuat, dan menjadi contoh bagi para pejuang pembebas Islam, yang ingin memerdekakan negara mereka dari cengkeraman dan konspirasi kaum kafir musyrik, dan munafiqin. Semua konspirasi di Gaza gagal total. Wallahu khairul makiriin. Wallahu’alam. *mashadi
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan