By Asqi Resnawan on 6:52 AM
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengaku menghabiskan dana Rp10 miliar untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2014 lalu. Dana itu digunakan untuk membayar biaya pengacara.
Menurut Komisioner KPU Arief Budiman, biaya yang dikeluarkan untuk membayar Adnan Buyung Cs tidak dihitung per orang. Namun, pengacara dibayar berdasarkan kasus yang menjadi perkara sengketa.
"Pengalaman pileg (pemilu legislatif) kasus daerah itu Rp20 juta (per kasus). Untuk pilpres ini kisaran di bawah Rp10 miliar," ujar Arif di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Arief mengatakan, saat membayar pengacara di Pileg 2014 lalu, KPU merogoh kocek sekira Rp5-6 miliar. Anggaran tersebut diambil dari pagu anggaran Pemilu 2014.
Seperti diketahui, menjadi pihak termohon pada Pileg dan Pilpres 2014, KPU menggunakan Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution Cs. Tim Adnan tersebut bertugas membantu KPU selama proses Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di MK.(gebraknews)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengaku menghabiskan dana Rp10 miliar untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2014 lalu. Dana itu digunakan untuk membayar biaya pengacara.
Menurut Komisioner KPU Arief Budiman, biaya yang dikeluarkan untuk membayar Adnan Buyung Cs tidak dihitung per orang. Namun, pengacara dibayar berdasarkan kasus yang menjadi perkara sengketa.
"Pengalaman pileg (pemilu legislatif) kasus daerah itu Rp20 juta (per kasus). Untuk pilpres ini kisaran di bawah Rp10 miliar," ujar Arif di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Arief mengatakan, saat membayar pengacara di Pileg 2014 lalu, KPU merogoh kocek sekira Rp5-6 miliar. Anggaran tersebut diambil dari pagu anggaran Pemilu 2014.
Seperti diketahui, menjadi pihak termohon pada Pileg dan Pilpres 2014, KPU menggunakan Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution Cs. Tim Adnan tersebut bertugas membantu KPU selama proses Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di MK.(gebraknews)
Artikel Terkait
Jokowi
- SIMAK PERNYATAAN PANGLIMA TNI KEADAAN NKRI
- Pertemuan rahasia di Istana
- Sri Bintang: "Jokowi Kalap Ditekan Polit-Biro RRC"
- Tidak adail Jokowi
- Mahasiswa: Penegakan Hukum Era Jokowi seperti Jaring Laba-Laba, Hanya Menjerat yang Lemah
- Bungkamnya Media Nasional atas aksi unjuk rasa Mahasiswa di Istana Negara, Pertanda apa?
- Aktivis Malari: Sungguh menjijikkan rezim sekarang ini, selalu berpihak kepada cukong dan para taipan
- Muhammadiyah Pertanyakan Pertemuan "Haram" Hakim MK dengan Presiden
- Pengamat: Sumber pembiayaan pemerintah Jokowi mulai roboh, untuk bayar utang sudah tak sanggup
- SBP: Jokowi sengaja biarkan mafia Cina tak bayar pajak, dananya dipakai untuk proyek apartemen guna menampung jutaan Cina yang masuk dari RRC
- "DEFISIT ANGGARAN: SOEHARTO-ROUSEFF-PETRUK"
- HEBOH….!! Permadi SH: Presiden Jokowi Akan Lengser Di Tahun 2016
- Dikritik Gak Mau, Didoain Kepanasan, Terus Maunya Apa
- Doa Jokowi di dengar kata Husni Kamil yg teمah mennggal
- SURVEI INI TERNYATA Mayoritas Rakyat Indonesia Inginkan Presiden Jokowi Berhenti Sampai Disini
- Inilah Perda Bernafaskan Islam yang Dihapus Presiden Jokowi
- Perda Islami Dihapus, Jokowi Rezim Anti Islam dan Pro Kapitalis!
- Pengamat: TNI terus dihina & dilecehkan Rezim Jokowi, kesabaran para Jenderal senior akan habis
- Dua Sejoli Jokowi-Ahok adalah Bencana Bagi NKRI Dan Sarana Cukong Jarah NKRI"
- Duh, Muncul Petisi Desak Jokowi Tes DNA dengan Sujiyatmi
- Jokowi Temui Politikus Cina, Bahas Kerja Sama dengan Partai Komunis Cina
- SBY Sindir Revolusi Mental Jokowi Mirip Ajaran Komunisme
- Rezim Jokowi-JK Menyengsarakan Rakyat Dengan Timbunan Utang
- Ngakunya Tiga Bank BUMN Pinjam ke China untuk Infrastruktur, Ternyata Buat 47 Perusahaan Ini
- Uang Jajan Anak Jokowi Capai 5Miliar/Bulan Ini Pengakuan Kaesang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan