Kamis, 4 Zulqaidah 1435 H / 30 Agustus 2014
Mujahid Aktivis Masjid Ditangkap Densus, Keluarganya Butuh Biaya Hidup dan Sekolah, Ayo Bantu!!
KARANGANYAR, Infaq Dakwah Center (IDC) – Hanya bermodal mesin
jahit, Ummu Zakiya harus berjuang sendirian menafkahi dan menyekolahkan
ketiga putrinya. Ia harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi ketiga
putrinya, Zakiya Hanifah (14), Zaina Hamidah (12) dan Mardiyah (6) yang
masih berstatus sebagai santri pesantren dan pelajar sekolah.
Sang suami, Riyanto, ditangkap Tim
Detasemen Khusus 88 di wilayah Karanganyar dengan tuduhan bergabung
dalam Mujahidin Indonesia Barat (MIB ) dan mendukung ISIS. Pria berusia
35 tahun asal Cilacap ini diringkus Densus di ruas jalan Tawangmangu
pada Senin siang (11/8/2014).
Dalam kesehariannya, sama sekali tak ada
tanda-tanda teroris pada aktivis masjid yang berprofesi sebagai
pedagang bakso keliling ini. Warga sekitar juga tidak percaya Riyanto
seorang teroris.
Sehari-harinya ia berjualan bakso kuah
keliling atau biasa disebut dengan “pentol” dengan gerobak yang diangkut
dengan motor. Usai berjualan bakso, Riyanto menghidupkan Masjid
Arrohmah yang dibangun warga sekitar di atas tanah keluarga Ummu Zakiya.
Di masjid samping rumahnya ini, Riyanto menjadi muadzin sekaligus imam
tetap.
...Ummu Zakiya harus berjuang sendiri di tengah situasi yang mencekam. Sang suami hanya meninggalkan gerobak bakso keliling yang kini mangkrak. Satu-satunya ikhtiarnya adalah memaksimalkan usaha jasa penjahit. Itu pun terkendali transportasi karena satu-satunya motor milik suaminya hilang entah kemana...
Di luar aktivitas mencari nafkah dan
menghidupkan masjid, waktu Riyanto dihabiskan untuk keluarga. Ia suka
mendengarkan cerita-cerita islami kepada anak-anaknya. Melalui
kisah-kisah inilah Riyanto berusaha menanamkan akidah tauhid dan
akhlaqul karimah.
Kalau ada waktu agak senggang, Riyanto
mengajak anak-anak dan istrinya jalan-jalan. Tak jauh dari rumahnya ada
Telogo Mardido, lokasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan dari dalam
maupun luar negeri.
Dengan kepribadian Riyanto yang shalih,
rajin beribadah, giat bekerja dan cinta keluarga, Ummu Zakiya sangat
bangga dan bersyukur. Meski ia hidup dalam rumah tangga yang sangat
sederhana dalam ekonomi yang pas-pasan.
“Abi itu seperti ikhwan-ikhwan lain. Ia
sayang kepada keluarga, dekat kepada anak-anaknya, dan tanggung jawab
terhadap keluarga,” ujarnya bangga.
PENGGELEDAHAN YANG MENCEKAM
Dua pekan paska penangkapan Riyanto,
Relawan IDC bersilaturrahim kepada keluarganya pada Sabtu (23/8/2014).
Ditemui Ummu Zakiya, IDC menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako dan
uang tunai.
Ummu Zakiya menceritakan kejadian
mencekam di rumahnya pada Senin malam (11/8/2014). Usai shalat isya, ia
menyiapkan makan malam ala kadarnya untuk ketiga anaknya. Tiba-tiba
terdengar beberapa mobil parkir persis di depan rumahnya. Tak disangka,
ternyata itu mobil polisi bersenjata lengkap yang datang ke rumahnya
untuk melakukan penggeledahan.
“Saya ketika itu membuka pintu sedikit,
ternyata ada laki-laki pada keluar dari mobil bawa senjata laras
panjang. Terus teriak-teriak, “keluar-keluar rumah ini mau digeledah!”
papar Ummu Zakiya.
Tak sempat berbuat apa-apa, Ummu Zakiya
dan ketiga anaknya digelendang keluar, lalu dibawa ke masjid untuk
digeledah. Polisi tak menemukan apapun dalam baju Ummu Zakiya dan ketiga
anaknya.
“Saya nggak sempat ngapa-ngapain
langsung dibawa keluar, anak-anak juga. Saya pikir saya cuma disuruh
minggir aja, ternyata digeledah semua. Saya dibawa ke masjid, digeledah
kantong-kantong saya. Anak-anak juga digeledah,” ungkapnya.
Setelah digeledah, polisi wanita memaksa
Ummu Zakiya dan anak-anaknya untuk difoto. Mulanya Ummu Zakiya menolak
difoto dengan alasan fotonya sudah ada di KTP yang disita polisi. Tapi
polisi menakut-nakuti dengan tuduhan terorisme bila tidak mau difoto.
“Kalau Mbak nggak mau difoto, berarti Mbak terlibat,” kata polisi menakut-nakuti, yang kemudian memotretnya.
Sampai di sini, Ummu Zakiya tidak tahu
apa yang sebetulnya terjadi. Ia juga tidak diberi tahu kalau suaminya
sudah ditangkap Densus. Tiba-tiba seorang polisi menyerahkan bungkusan
kain kepada anak-anak Ummu Zakiya.
“Adik-adik, ini ada titipan dari Abi,”
kata petugas polisi kepada anak-anak Riyanto. Titipan yang dimaksud
adalah bahan-bahan baju untuk dijahit oleh Ummi Zakiya.
Ummu Zakiya mulai curiga, karena
setahunya, Senin pagi sang suami mengantarkan anak sekolah naik motor,
lalu ke pasar untuk kulakan (belanja) kain bahan yang akan dijahit untuk
pakaian anak-anaknya.
Ketika ditanyakan di mana suaminya,
petugas polisi hanya menjawab “Tidak di sini!” Ummi Zakiya tidak diberi
tahu jika suaminya Riyanto telah ditangkap Densus 88.
Di tengah kemelut penggeledahan oleh
polisi bersenjata lengkap, tanpa sengaja Ummi Zakiya mendengar beberapa
petugas kepolisian saling berbicara mengenai keberadaan Riyanto. ia pun
tahu kalau suaminya ditangkap Densus.
“Bu Kapolres sedang lapor ke atasannya, saya mendengarkan, bahwa telah ditangkap Pak Riyanto di Blumbang Tawangmangu,” paparnya.
POLISI BERAKSI MOTOR HILANG TAK ADA KABAR
Saat Riyanto ditangkap, kata Ummu
Zakiya, dia mengendarai sepeda motor sambil membawa belanjaan
bahan-bahan kain untuk dijahit. Namun hingga kini sepeda motor milik
Riyanto belum dikembalikan.
Ummi Zakiya sempat menanyakan soal motor
suaminya kepada polisi. “Bu Kapolres, itu motor di mana? Saya mau
pakai,” tanya Ummu Zakiya kepada Kapolres Karanganyar.
Tapi pertanyaan ini tidak digubris
serius. Kapolres Karanganyar AKBP Martirenni Narmadiana hanya menjawab,
“Nggak usah dipikirin motor itu!”
...Ummi Zakiya menanyakan soal motor suaminya kepada polisi. Kapolres Karanganyar hanya menjawab, “Nggak usah dipikirin motor itu"
MISTERI PISTOL DI RUMAH RIYANTO
Polisi yang melakukan penggeledahan di
rumah Riyanto menyita buku-buku bacaan Islam, uang tunai, satu unit
telepon genggam, flasdisk, kartu perdana, dan buku rekening tabungan.
Beberapa judul buku yang disita antara
lain: Siapakah Syi’ah Itu?, Menjadi Salafi Sejati, Jihad dan
Keutamannya, Hukuman bagi Penghina Islam, Syiah dan Sunni, Children of
Heaven, dan Jihad Para Mujahidin. Buku-buku bacaan Islam ini dianggap
sebagai barang bukti terorisme oleh polisi.
Selain itu, polisi mengklaim menemukan
sepucuk pistol Merk Brown dan 24 peluru. Padahal Ummu Zakiya yang
sehari-hari berada di rumah tidak pernah tahu tentang keberadaan pistol
dan peluru itu ada di rumahnya. “Saya tidak tahu benda-benda itu ada di
rumah,” ujarnya.
Keberadaan pistol dan peluru ini menjadi
misteri, karena waktu polisi menggeledah rumah, Ummu Zakiya dibawa ke
masjid. Ia tidak bisa menyaksikan bagaimana proses penggeledahan yang
dilakukan polisi di dalam rumahnya.
WARGA PERCAYA RIYANTO BUKAN TERORIS
Warga sekitar tak percaya sekaligus
terkejut jika Riyanto disebut-sebut terlibat aksi terorisme. Mereka
mengenal Riyanto sebagai takmir Masjid Arrohmah. Cipto Widodo (45),
warga setempat yang selama ini cukup dekat dengan Riyanto, mengenal
Riyanto sebagai sosok yang baik dan suka bergaul dengan tetangga.
“Dia (Riyanto, ed.) bertugas azan di masjid dan cukup aktif bekerja bakti,” ungkap Cipto.
Petugas Linmas Desa Berjo tersebut
menilai, sama sekali tidak ada yang aneh dengan sikap maupun tutur kata
Riyanto dalam keseharian. Hingga dirinya tak percaya saat tetangganya
itu ditangkap dan dikatakan sebagai teroris.
“Setahu saya Riyanto itu orangnya baik, sering bergaul dengan tetangga,” tambahnya.
Sutarno (60) yang tinggal tak jauh dari
rumah Riyanto mengemukakan hal yang sama. Ia tak percaya tetangganya
tersebut terlibat jaringan teroris. Pria yang juga anggota Linmas itu
mengenal Riyanto sebagai pemuda yang aktif dalam kegiatan masjid dekat
rumahnya. Riyanto kerap menjadi muadzin saat waktu shalat tiba.
“Waktu bulan puasa, dia juga yang membangunkan warga untuk makan sahur,” ucapnya.
SOLIDARITAS KELUARGA MUJAHID
Pasca penahanan sang suami, beban Ummu
Zakiya terlalu berat. Selama ada suami saja, kondisi keluarga Ummu
Zakiya terbilang sangat pas-pasan. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba ia
harus berjuang sendiri di tengah situasi yang mencekam. Sang suami hanya
meninggalkan gerobak bakso keliling yang kini mangkrak di depan rumah,
sementara sepeda motor yang biasa digunakan hilang entah kemana.
Satu-satunya ikhtiarnya adalah
memaksimalkan usaha sebagai penjahit. Itu pun terkendali transportasi
karena satu-satunya motor milik suaminya hilang entah kemana setelah
sang suami ditangkap Densus. Padahal untuk urusan jahit-menjahit,
belanja kain, mengantar anak-anak ke sekolah dll, hanya bisa dilakukan
dengan sepeda motor.
Selebihnya, ia hanya bisa bertawakkal
kepada Allah Ta’ala untuk masa depan keluarga dan ketiga anaknya. Hanya
itu modal berharga Ummu Zakiya untuk mengarungi hidup dan kehidupan.
Seiring dengan uzurnya sang suami di
penjara dan sikap tawakkal Ummu Zakiya kepada Allah, solidaritas kaum
muslimin sangat diharapkan. Berapapun donasi yang disalurkan insya Allah
sangat membantu keluarga dhuafa dan pendidikan para generasi mujahid
itu.
...Solidaritas kaum muslimin sangat diharapkan untuk membantu keluarga dhuafa dan pendidikan para generasi mujahid itu...
Dengan membantu saudara kita yang
tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan barokah, pertolongan dan
kemudahan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan
seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada
hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda
kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
Insya Allah berapapun infaq yang
disalurkan untuk membantu keluarga mujahidin, akan memiliki keutamaan
dan pahala jihad fisabilillah:
“Barangsiapa menyiapkan bekal orang
yang berperang di jalan Allah, maka ia telah berperang. Dan barangsiapa
menjaga dengan baik keluarga orang yang berperang, maka ia telah
berperang” (Muttafaq ‘Alaih dari Zaid bin Khalid RA)
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan beban Ummu Zakiya bisa mengirimkan donasi melalui program Solidaritas Keluarga Mujahidin:
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sering kali kasus penangkapan Densusu 88 ini tanpa melalui pemeriksaan, investigasi
atau jalur hukum yang benar, tapi realitanya
menggunakan jalur hukum yang salah. Jalur hukum yang dipakai adalah
jalur hukum penjajah, bukan pejabat atau aparat yang mengayomi masarakat, mendiskriditkan aktifis muslim untuk menjunjung aktivis kafir.
Argumentasinya di
ada – adakan, bukan apa adanya, di karang – karang , bukan realita. Bila landasannya
realita pasti akan di adakan
tanya jawab di mahkamah sebagaimana
kasus – kasus yang lain. Sistem yang di pakai kehewanan bukan kemanusiaan.
Tiada lain yang bisa menjawab kecuali ayat ini:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً
لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا الْيَهُوْدَ وَالّذِيْنَ أَشْرَكُوْا وَلَتَجِدَنَّ
أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا الَّذِيْنَ قَالُوْا إِنَّا
نَصَرَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا وَإِنَّهُمْ لاَ
يَسْتَكْبِرُوْنَ/ الْمَائِدَة :82.
“Sesungguhnya kamu
dapati orang-orang yang paling besar permusuhannya terhadap orang-orang beriman
ialah orang Yahudi dan orang Musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling
dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan di antara
mereka terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib dan sesungguhnya mereka tidak
sombong.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 82).
Pada ayat ini, Allah
menginformasikan kepada orang beriman tentang musuh-musuh besar mereka yang
akan selalu menyengsarakan dan berusaha menghancurkan mereka, yaitu orang
Yahudi dan orang Musyrik.
وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ
الْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صَدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ…/ أل
عِمْرَان : 118
“Mereka (orang Yahudi) menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
tersembunyi di hati mereka lebih jahat…” (Q.S. Ali Imran [3]: 118).
Densus bergerak sebagai pengalihan issu dugaan kecurangan pilpres atau untuk menarik dana dari luar negri.
Artikel Terkait
Densus
- Cara Densus 88 ciptakan teroris
- Melawan Lupa (6): Hendropriyono, Dalangnya Jokowi & Teroristainment Densus 88
- Waduh!! Terbukti Bersalah Akibatkan Siyono Meninggal, 2 Anggota Densus 88 Hanya Dihukum Ringan ¤
- Pakar Pidana: Anggota Densus 88 Penyiksa Siyono Harus Dipidanakan
- Sidang Etik Densus 88 Dilakukan Tertutup, KontraS: Itu Aneh
- Mabes: 7 anggota Densus akan diadili atas kematian Siyono
- Autopsi Siyono Dilakukan Hari Ini, Diperkirakan Berlangsung 6-7 Jam
- Bubarkan Densus
- Pengamat: Siapa pun yang Meminta Evaluasi Densus 88 dan BNPT Berarti Teroris
- Aksi Umat Islam Geruduk Mapolresta Surakarta Tuntut Pembubaran Densus 88 Diiringi Gerimis
- Solo, Semarang dan Surabaya Gelar Aksi Tuntut Pembubaran Densus 88
- Kasus Tewasnya Siyono, Komisi III akan Panggil Densus 88
- Klaten : Ditangkap Sehat, Dipulangkan Jadi Mayat
- Ditangkap Saat Berzikir, Siyono Akhirnya Meninggal Saat Diperiksa Densus 88
- Mana Densus 88 ??????
- Densus 88 Lakukan Penangkapan Biadab terhadap 3 Aktivis Islam asal Solo
- Salafy di bunuh densus Hamas
- USTADZ ABU YAHYA BADRUSSALAM AKHIRNYA ANGKAT BICARA.
- Biadab! Densus 88 Jadikan Al Qur'an Sebagai Barang Bukti Terorisme
- UST. BASRI, MUDIR MAHAD TAHFIDZ DI MAKASAR DITANGKAP DENSUS DENGAN CARA BIADAB
- Korban salah tangkap di seret di aspal oleh Densus 88
- Densus 88 Tembak Mati Muslim Ketika Shalat, Ketua Pemuda PERSIS Jabar: Kalau Tidak Yahudi ya PKI
- Kristiani kebaktian di jaga Banser, dan orang salat Asar di tembak Densus.
- Densus 88 bikin takut aktivis muslim dan bikin missionaris salib semakin berani
Pemeritahan yang menindas rakyatnya.
BalasHapus