Rabu, Agustus 27, 2014

Pesan bagus dari rikrik aulia rahman dari bandung


assalamu'alaikum.. ana rikrik aulia rahman dari bandung, apakah ini benar akun Mahrus Ali mantan kyai NU yang bukunya banyak tersebar itu?

Saya jawab: Ya benar.

Dia kirim inbox lagi:
cerita nya begini pak kyai, kami dr grup majelis sama' yg anggotanya dr berbagai negara sedang mengumpulkan riwayat dr murid-murid syaikh alfadani, kebetulan ust mahrus ali ini punya ijazah riwayah dari alfadani dan termasuk ahlus sunnah. jadi rencana nya kita mau kirimkan istid'a ijazah ammah kepada kyai. mungkin nanti ada teman kami yg akan kesana menyampaikan istid'a itu.

Saya  jawab : Silahkan.

Dia kirim inbox lagi:

ana semangat mempelajari ilmu riwayah, apakah benar, pak Kyai pernah bertemu dengan Syaikh Yasin Fadani?

Saya jawab:
Benar.

Dia kirim pesan lagi :
masya Allah.. meriwayatkan darinya?

Saya jawab:
Ya.


Dia kirim pesan lagi:
dan silsilah riwayat al-fadani, terkenal disisi ahli riwayat, insyaAllah Ta'ala

InsyaAllah kami akan menelusurinya, kalau boleh tahu, siapa teman Kyai yg dimaksud?

Saya jawab:
pergilah ke tempat saya, nanti saya tunjukkan


Dia kirim pesan lagi:
seandainya boleh, ana berkunjung juga akan meminta riwayat dari kyai, seandainya ana termasuk syarat kyai

Saya jawab: Silahkan.
Tapi silsilah riwayatnya kayaknya hilang, karena saya kurang perhatian tentang hal itu.Namun bisa tanya kepada teman saya yang ikut ngaji dengan Syaikh Yasin


Dia kirim pesan lagi :
tidak apa Kyai, mungkin suatu saat ana berkunjung ke tempat kyai. Ana juga dahulu mantan islam jamaah lalu hijrah kepada sunnah.


Dia kirim pesan :
bolehkah diceritakan bagaimana perjumpaan itu, dan apa saja yg pak kyai dengar dari syaikh yasin? seandainya tidak memberatkan

Saya jawab:

maaf lagi sibuk dan sulit sekali dikisahkan lewat tulisan
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1Waru Sidoarjo Jatim


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan