Rabu, Juni 03, 2015

Kran bisnis dibuka oleh pemerintah untuk pengusaha cina bukan pengusaha pribumi

Satu hari sebelum berangkat ke Arab Saudi saya melakukan pertemuan dengan seorang pengusaha dalam bidang kelistrikan yg menjadi mitra dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pengadaan generator listrik untuk seluruh kota dan kabupaten di provinsi Papua.
Ia adalah pengusaha dari China, seperti yg sudah saya duga.
Banyak hal yg kami bicarakan, saya berpura-pura saja pro atas kebijakan pemerintah pusat sekarang yg melakukan 'China-isasi' dalam segala bidang agar tahu sejauh mana peta dan langkah strategis yg sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah secara G to G dengan pemerintah China, maupun B to B, atau pun C to C atau apa pun.
Salah satu hasil obrolan, terungkap bahwa memang keran 'bisnis' berkedok investasi membangun infrastruktur yg dibuka pemerintah Indonesia dengan (katanya) pemerintah dan pengusaha China begitu luar biasa. Teknisnya adalah mereka membangun perseroan terbatas baru, yg kantornya cukup di ruko-ruko kecil di bilangan Jakarta. Cukup untuk syarat administrasi pedirian PT saja.
Setelah itu, dengan modal 'katebelece' berupa kartu nama berisikan bukti bahwa ia dan perusahaan barunya telah mendapatkan rekomendasi dari Posko Pemenangan Presiden pada pilpres lalu, mereka melakukan ekspansi ke daerah-daerah.
Menyedihkan memang. Namun bagaimana lagi. Memang demikian adanya.
Saya jadi mewajari jika suatu ketika saat Presiden mengadakan kunjungan ke Papua, Gubernur Papua lebih memilih untuk tugas lain ke luar Papua. Bukan tidak ingin bertemu dan menjamu Presiden sebagai atasannya, namun lebih ke tidak ingin menemui para cukong asing (China) yg turut serta bersama rombongan kenegaraan untuk kemudian melakukan deal-deal bisnis setelah pertemuan bisnis berlangsung.
Singkat cerita, saat saya berpamitan, saya bertukar kartu nama dengan pengusaha China itu. Dia meminta saya melakukan pendekatan dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe, agar proyek pengadaan generator listrik di Papua lancar. Saya tersenyum saja. Tidak mengiyakan.
Saat pengusaha China ini mengambil kartu nama dalam dompet kartu namanya, tak sengaja ia menjatuhkan salah satu kartu nama berwarna merah kotak-kotak. Terbaca sepintas dari kartu nama yg jatuh tersebut ber-kop Relawan Jokowi dengan salah seorang nama tercantum di atasnya.
Saya pura-pura bertanya, kartu nama apakah gerangan? Ia menjawab sambil tertawa, "This is my magic card..."
Saya senyum asam pahit saja...
***
Duhai Allah... Selamatkanlah bangsa Indonesia...

‪#
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan