- Bekerja di Ahlussunah Waljama'ah
Pernah bekerja di: aswaja dan Ketawa
Merinding Ala Syiah
Pernah belajar di sma1
Angkatan 1994
Dia
menulis sbb:
Di
Fathul Bariy diterangkan bahwa pada Jaman Sayyidina Umar Ra Masjid diperluas,
disekelilingnya diberi dinding dan dipasang lampu-lampu di dindingnya :
ورفع المصابيح على الجدر
( dikutip scr ringkas )
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalimat :
وَرَفَعَ الْمَصَابِيحَ عَلَى الْجُدُرِ
Dan lampu –lampu di tinggikan di dinding – dinding masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Itu tercantum dalam kitab Fathul bari 147/7
dimana Ibnu Hajar mengutip info itu dari al Fakihi tanpa
sanad. Jadi tidak bisa di benarkan, boleh disalahkan karena tanpa
sanad itu. Berita tsb spt berita burung, tidak bisa dibuat pegangan, lepaskan saja. Bila kita percaya
kpd berita spt itu kita salah
karena kita percaya kpd berita yang tdak akurat. Lalu kita akan bertentangan
dengan hadis sbb:
عَنْ أَبِي
مُوسَى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَتَاهُ
سَائِلٌ يَسْأَلُهُ عَنْ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ شَيْئًا
قَالَ فَأَقَامَ الْفَجْرَ حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ وَالنَّاسُ لَا يَكَادُ
يَعْرِفُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا (مسلم: 614) وفي رواية: حِينَ كَانَ الرَّجُلُ لَا
يَعْرِفُ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَوْ أَنَّ الرَّجُلَ لَا يَعْرِفُ مَنْ إِلَى جَنْبِهِ
(أبو داود: 395)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari: bahwa Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah di datangi orang yang
menanyakan waktu-waktu sholat, dan beliau tidak menjawabnya. Namun beliau
kemudian mendirikan sholat shubuh, ketika muncul fajar. Ketika itu hampir saja
mereka tidak mengenali satu sama lain. (HR. Muslim: 614) dalam riwayat lain
redaksinya: “Ketika itu seseorang tidak mengenali raut wajah temannya”. Atau
dengan redaksi: “Sungguh saat itu seseorang tidak mengenali siapa yang
disampingnya”. (HR. Abu Dawud: 395, dishohihkan oleh Albani)سبل السلام (1/ 108)
لأنه كان مسجده صلى
الله عليه وسلم ليس فيه مصابيح
…………., sebab masjid Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tiada lampu – lampunya.
Dodi
ElHasyimi menulis :Demikian juga diterangkan
dalam kitab Akhbaarul Makkah karya Imam Al Faakihaniy
أخبار مكة للفاكهي (2/ 150)
-
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ صَالِحٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُمَرَ الْوَاقِدِيِّ قَالَ: " [ص:158]
كَانَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ جِدَارًا مُحَاطًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، حَتَّى كَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , فَضَاقَ
عَلَى النَّاسِ، فَوَسَّعَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ الْمَسْجِدَ , وَاشْتَرَى
دُورًا فَهَدَمَهَا، وَهَدَمَ مَا قَرُبَ مِنَ الْمَسْجِدِ حِينَ أَبَوْا أَنْ
يَبِيعُوا، وَأَعْطَاهُمْ أَثْمَانَ الدُّورِ بَعْدَ ذَلِكَ، ثُمَّ أَحَاطَ
عَلَيْهِ بِجَدْرٍ قَصِيرٍ دُونَ الْقَامَةِ , وَرَفَعَ الْمَصَابِيحَ عَلَى
الْجَدْرِ , وَجَعَلَ الرَّدْمَيْنِ؛ رَدْمَ أَجْيَادَ , وَرَدْمَ أَعْلَى مَكَّةَ
- Komentarku ( Mahrus ali ):
Atsar yang
menyatakan bahwa lampu – lampu di gnatungkan di masjid itu dari
Muhammad bin Umar al waqidi .
Bukan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , bukan tabiin . Lalu
bagaimana dia bisa menyatakan bahwa
masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam punya lampu – lampu yg di gantungkan. Jadi sanadnya terputus, tidak runut. Ia lemah sekali, bukan atsar yang sahih, tidak
boleh dibuat pedoman, tapi tinggalkan saja. Bila dibuat pedoman, kita akan tertipu karena kita berpegangan kepada atsar
yang sanadnya terputus. Sanadnya tidak bersambung sampai sahabat. Dalam Mausuah ruwatil hadis ada keterangan
sbb:
-
ــ محمد بن عمر بن واقد
الواقدى الأسلمى ، أبو عبد الله المدنى القاضى ، مولى عبد الله بن بريدة الأسلمى (
نزيل بغداد )
-
- المولد : 130 هـ
- الطبقة : 9 : من صغار أتباع التابعين
- الوفاة : 207 هـ بـ بغداد
- روى له : ق
- مرتبته عند ابن حجر : متروك
مع سعة علمه
- مرتبته عند الذهبـي : قال
البخارى و غيره : متروك
-
6175
- Muhammad bin Umar bin Waqid al Waqidi al aslami – Abu abdillah
al madani al Qadhi – maula Abdullah bin
Buraidah al aslami - penduduk Baghdad.
Dilahirkan
pada 130 H.
Tingkatan ke 9 dari
yunior pengikut tabiin
Wafat pada tahun : 207 H Baghdad
Martabatnya
menurut Ibn Hajar : Ditinggalkan oleh ulama sekalipun ilmunya luas
- Martabatnya menurut Dzahai: Imam Bukhari dan
lainnya menyatakan: Dia ditinggalkan oleh ulama.[1]
Jadi kisah adanya lampu di masjid
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
dikisahkan oleh al Waqidi yg pendusta itu tidak benar, salah total dan bertentangan dengan hadis sahih
riwayat Muslim di atas yang menjelaskan
masjid dlm keadaan gelap.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan