يَزِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ خُصَيْفَةَ ( مْ)
يَزِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ ( مَ دَ)
يَزِيْدُ بِنُ أَبِىْ يَزِيْدَ الْمَصْرَىً
Yazid bin Abdullah bin _khusaifahيَزِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ ( مَ دَ)
يَزِيْدُ بِنُ أَبِىْ يَزِيْدَ الْمَصْرَىً
Yazid bin Abdullah bin Kusait
Yazid bin Abi Yazid Al masri.
أَبُوْ بُرْدَةَ بْنُ أُبَىٍّ مُوْسَىْ الْأَشْعَرِىِّ ( مْ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
أَبُوْ بَكْرِ بْنُ حَفْصِ بْنِ عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِىْ وَقَّاصٍ ( خَ مْ)
أَبُوْ سَلَمَةَ بْنُ عَبِدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ ( خَ مْ سَ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ) .
Abu Burdah bin Abi Musa Ashari (dan merupakan salah satu rekan-rekannya)
Abu Bakar bin Hafsh bin Umar bin Saad bin Abi Waqas
Abu Salamah bin Abd al-Rahman bin Auf (dan merupakan salah satu dari rekan-rekan).
Komentarku (Mahrus ali ):
Murid ‘Urwah yang sekitar 64 orang , semuanya tidak mengerti tentang hadits “sebaik-baik bid’ah adalah ini (sholat Tarawih berjama’ah)”, kecuali Muhammad bin Muslim Al-Zuhri. Jadi dia adalah perawi tunggal dari seluruh perawi di dunia yang meriwayatkan hadits tersebut. Ini suatu keganjilan yang perlu dikaji ulang, bukan sekedar diikuti yang nantinya kita sesat dan oranglain juga sesat. Di kalangan shahabat, hadits itu tidak populer. Istri-istri Rasulullah SAW, Utsman, dan Ali RA sendiri tidak tahu hadits itu, bahkan kebanyakan para shahabat tidak kenal. Ia populer di zaman kita, tidak dikenal di kalangan shahabat.
Jadi bukan Ibn Syihab sj yang tafarrud, tapi Abd Rahman bin Abd Qari dan Urwah juga perawi tunggal dari guru ke murid.
Murid Abd Rahman al Qari perawi tunggal hadis sebaik – baik bid`ah ……….. sebagai berikut:
حُمِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
الْسَّائِبُ بْنُ يَزِيْدَ ( مَ دَ تْ سَ قَ ) ، وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ
عَبْدُ الْرَّحْمَنِ بْنُ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ ( سَ )
عُبَيْدُ الْلَّهِ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ( مَ دَ تْ سَ قَ )
عُرْوَةُ بْنُ الْزُّ بَيْرِ ( خَ مَ دَ تْ سَ )
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِىِّ ( ابْنَهُ )
مُحَمَّدُ بْنُ مُسَلَّمْ بْنِ شِهَابٍ الْزُّ هْرِىِّ ( قَ )
يَحْيَى بْنُ جَعْدَةَ بْنِ هُبَيْرَةَ الْمَخْزُومِىُّ .
Humaid bin Abdul Rahman bin Aufالْسَّائِبُ بْنُ يَزِيْدَ ( مَ دَ تْ سَ قَ ) ، وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ
عَبْدُ الْرَّحْمَنِ بْنُ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ ( سَ )
عُبَيْدُ الْلَّهِ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ( مَ دَ تْ سَ قَ )
عُرْوَةُ بْنُ الْزُّ بَيْرِ ( خَ مَ دَ تْ سَ )
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِىِّ ( ابْنَهُ )
مُحَمَّدُ بْنُ مُسَلَّمْ بْنِ شِهَابٍ الْزُّ هْرِىِّ ( قَ )
يَحْيَى بْنُ جَعْدَةَ بْنِ هُبَيْرَةَ الْمَخْزُومِىُّ .
Assaib bin Yazid . dan dia merupakan salah satu dari rekan-rekan
Abd al-Rahman bin Hormuz al a’raj
Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
Urwah bin Zubair
Muhammad ibn Abd al-Rahman bin Abdul-qari (anaknya)
Muhammad bin Muslim bin Shihab al-Zuhri (s)
Yahya bin Ja`dah bin Hubairah alMakhzumi.
Komentarku (Mahrus ali ):
Abdurrahman Al-Qari yang ketika Umar RA wafat masih berumur 13 tahun -Perawi tunggal, tiada pendukungnya yang meriwayatkan hadis “sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (sholat Tarawih berjama’ah)”-.
Untuk perawi tunggal ini, kebanyakan ulama’ menyatakan menolak.
DR Abu Lubabah At-Thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah di Emirat menyatakan:
وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ
“Menghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya tertolak, dikatakan mungkar, syadz memang ada dalam perkataan kebanyakan ahlul hadits”. (Ulumul Hadits 12/1).
Kelemahan perkataan Umar “sebaik-baik bid’ah adalah ini (sholat Tarawih berjama’ah)” itu bertentangan dengan hadits:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هٰذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ
رَدٌّ
‘Aisyah RA menuturkan: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membuat perkara
yang baru dalam agama kami tanpa petunjuk dari kamu, maka perkaranya itu
ditolak (bid’ah dholalah)!”. (Hadits Riwayat Bukhari, 53, Kitabush Shulukh, 5, Bab jika berdamai dalam masalah dosa, maka perdamaiannya ditolak).
(Allu`lu` wal marjan 537/1 Al-Albani berkata: “Muttafaq ‘alaih”. Lihatlah di dalam kitab karyanya: Misykatul mashobih, nomor hadits: 140).
Disaat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri menyatakan bahwa bid`ah tertolak, masak Umar bin Khatthab menerima bid`ah lalu menyatakan “ Sebaik – baik bid`ah adalah ini shalat tarawih berjamaah “
Umar bin Al khattab tidak mau menyelisihi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, begitu juga para sahabat yang ikut berjamaah . Masak mereka setuju juga berbuat kebid`ahan atas saran Umar itu.
Pada hal sudah di contohkan sebelumnya oleh khalifah Abu bakar yg tidak mengadakan shalat tarawih berjamaah. Para sahabat akan senang ikut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sahabat Abu bakar dari pada ikut Umar bin Al Khatthab yang mengadakan kebid`ahan itu.
Ada juga yang berupaya untuk mempertahanakan diri dan gensi lalu mentakwil perkataan Umar itu dengan bid`ah lughowiyah.
Ketika terdesak , dia menyatakan itu maksudnya bid`ah lughowiyah bukan bid`ah istilahiyah. Menurut sy ini sekadar pembelaan belaka untuk mendukung hadis riwayat Bukhari yang mutafarrid atau tafarrud – tunggal itu.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan