Wahai Syabab HT, Wahai kalian yang enggan
berjihad! Sekali lagi kami katakan bahwa Khilafah Islamiyyah telah
tegak berdiri, kokoh dengan pilar-pilarnya yang menghujam bumi. Tak
tergoyahkan meskipun koalisi kaum munafikin dan kafir salibis yang tak
henti-hentinya menghujani bumi khilafah Islamiyyah dengan bom-bom dari
pesawat tempurnya dan tak henti-hentinya menuduh dengan berbagai tuduhan
keji yang tak terbukti supaya umat islam lari dan menjauhi, Khilafah
tetap tegak berdiri, bahkan wilayahnya semakin melebar dan melebar dan
Bai’at dari seluruh penjuru bumi silih berganti untuk sang Khalifah
Syaikh Mujahid al-Imam al-Mujaddid, keturunan Ahlul Bait, Ibrahim bin
Awad bin Ibrahim bin Ali bin Muhammad al-Badri al-Qurasy al-Husaini
al-Baghdadi hafizhahullah.
Pada ahad 01 Ramadhan 1435 H (29/06/14),
ISIS (Islamic State of Iraq and Syam) dibubarkan & Khilafah
Islamiyyah dideklarasikan. Beberapa pekan lagi akan genap 1 tahun.
Alhamdulillah !! Telah banyak prestasi yang ditorehkan Khilafah
Islamiyyah dalam menegakan Syariat Islam selama hampir 1 tahun ini di
wilayah yang telah berhasil dikuasainya dimana kaum muslimin bisa dengan
leluasa mengamalkan semua apa yang diajarkan oleh Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam. Hudud telah diterapkan, jizyah telah dilaksanakan dan
kuil-kuil syirik serta kuburan telah diratakan. Alhamdulillah.
Bukan perjuangan yang mudah dan bukan
pula waktu yang sebentar. Khilafah Islamiyyah tegak berdiri diatas
kucuran darah para syuhada yang mengorbankan jiwa dan raganya untuk
menegakan agama Alloh subhanahu wa’ataala.
Ingatlah, “Apabila ada dua khalifah yang dibaiat, maka bunuhlah yang paling terakhir dari keduanya.” [HR. Muslim No.3444].
Sekilas mengenai Perang Tabuk, Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam beserta para mujahidin meninggalkan Madinah
menuju Tabuk yang wilayahnya berjarak 800 km dari Madinah. Perjalanan
ini memakan waktu hingga 20 hari. Medan yang mereka lakoni juga sangat
sulit. Selain keterbatasan bahan makanan, kaum muslimin juga harus
menghadapi panasnya gurun pasir yang diatas rata-rata. Perang ini
bahkan dijuluki “Pasukan Jaisyul Usrah” yang artinya pasukan yang dalam
keadaan sulit.
Sesampainya di Tabuk, Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam tidak menemukan satu pun kaum musrikin.
Pasukan Bizantium (Romawi Timur) dan para sekutunya merasa takut dan
gentar setelah mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam
menyerukan jihad fie sabilillah dengan menggalang 30 ribu pasukan.
Musuh-musuh Islam berpencar ke batas-batas wilayahnya.
Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam didatangi oleh Yuhanah bin Rubbah dari Ailah untuk menawarkan
perjanjian perdamaian dengan beliau dan siap menyerahkan jizyah kepada
beliau. Rasulullah menulis selembar surat perjanjian dan memberikan
kepada mereka yang kemudian mereka pegang. Akhirnya peperangan pun tidak
jadi terjadi setelah 30 hari meninggalkan Madinah.
Wahai syabab HT, Wahai kalian yang enggan berjihad!
Apakah orasi-orasi, rapat-rapat dan
pawai-pawai yang kalian lakukan selama ini dengan jumlah puluhan ribu
orang itu menggetarkan musuh-musuh Islam dan menggoncangkan singgasna
Thaghut? yang kalian samakan seperti Perang Tabuk diatas? sungguh sangat
jauh berbeda, lebih pantasnya disebut Pawai Tabuk ketimbang Perang
Tabuk.
Dalam perang tabuk Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam menyerukan jihad fie sabilillah dengan mengangkat
senjata bukan mengangkat pengeras suara.
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Bukankah Allah berfirman: “Dan perangilah
mereka sampai tidak ada fitnah, dan jadilah seluruh dien (agama) ini
milik Allah” (Al-Anfal (8):38) Bukankah kalian telah mengetahui firman
Allah ini: “Dan bunuhlah kaum musyrikin itu dimana saja kamu menjumpai
mereka, dan tawanlah mereka, dan kepunglah mereka dan intailah mereka di
tempat-tempat pengintaian” (At-Taubah (9):5).
Bukankah Allah telah berfirman :”Dan
perangilah mereka kelak Allah akan mengadzab mereka dengan tangan-tangan
kamu, dan menghinakan mereka dan Allah menolong kalian atas mereka, dan
menyembuhkan dada-dada orang beriman, dan menghilangkan panas hati
mereka.” (At-Taubah (9):14) Dan Allah memberi ampunan bagi siapa yang
dikehendaki
Bukankah Allah Jalla Wa-‘Alla berfirman:
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)
kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada
mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam
keadaan tunduk (At-Taubah (9):29)
Bukankah Allah berfirman:
Hai Nabi, berjihadlah (melawan)
orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah
terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat
kembali yang seburuk-buruknya. (At-Taubah (9):73, At-Tahrim (66):9) ?!
Bukankah Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, perangilah
orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui
kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.(At-Taubah (9):123)!!?
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Allah Jalla Wa’Alaa berfirman:
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman
kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram,
kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah;
dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta
benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan
itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (At-Taubah (9):19-20)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai
daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(At-Taubah (9):24)
Hai orang-orang yang beriman, apakah
sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang)
pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?
Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan
kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk
berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan
digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat
memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.(At-Taubah (9):38-39)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan
merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan
dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.(At-Taubah (9):41)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Dan jika mereka mau berangkat, tentulah
mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak
menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka,
dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang
tinggal itu. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka
tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan
bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan
kekacauan di antaramu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat
suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang
yang zalim.” (At-Taubah (9):46)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut
berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang
Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi
berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu
lebih sangat panas (nya)”, jikalau mereka mengetahui. Maka
hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.(At-Taubah (9):81-82)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Bukankah kalian tahu kisah tentang Tiga
orang yang tidak ikut berjihad dalam perang Tabuk yang kalian samakan
dengan orasi-orasi kosong kalian? Apa dosa mereka? Dan apa kesalahan
mereka yang menyebabkan mereka tercela? Tidak lain, dosa mereka adalah
karena mereka tidak berjihad! Mereka tidak berjihad, renungkanlah oleh
kalian, mereka itu adalah sahabat radhiyallahu ‘anhum, termasuk golongan
manusia terbaik, mereka ikut berperang bersama nabi Muhammad sallallahu
alaihi wasallam dalam sebagian peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam, apa gerangan balasan mereka? Balasan mereka
adalah ; Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memboikot mereka selama
Lima puluh malam, padahal mereka sendiri bertaubat kepada Allah akan
tetapi Allah tidak memberi mereka taubat kecuali setelah Limapuluh
malam!! Sesungguhnya masalah ini adalah teramat penting. Maka
tanyakanlah pada diri-diri kalian, dan hisablah diri-diri kalian sebelum
dihisab oleh Allah di hari akhir kelak.
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Zaid bin
Aslam dari ayahnya, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda
: Jihad akan tetap menjadi sesuatu yang menarik hati, selagi air
tercurah dari langit. Akan datang masanya kepada manusia, orang-orang
yang dianggap quraa (mengerti agama) akan berkata kepada mereka :
“Sekarang bukan zamannya Jihad”,
barangsiapa menjumpai zaman seperti itu, maka Jihad di waktu itu adalah
sebaik-baik Jihad. Sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam: “Apa ada orang yang berkata seperti itu?”, “Ada” yaitu
orang-orang yang Allah telah melaknatnya, juga malaikat, bahkan sekalian
manusia melaknatnya”, jawab Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.
Wahai kalian yang enggan berjihad!
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan” (Al-baqarah (2):195). Maksudnya
‘kebinasaan’ dalam ayat ini adalah : meninggalkan jihad dan sibuk dengan
diinar (harta)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Tahukah kalian siapakah mu’min yang
sebenarnya? Mereka itu adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah: “Dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah,
dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni`mat) yang
mulia.” (Al-Anfal (8):74)
Wahai kalian yang enggan berjihad!
Khilafah Islamiyyah telah tegak,
hentikanlah orasi kosongmu itu dan berbai’atlah kepada sang Khalifah
jangan kalian jatuhkan diri kalian dalam kebinasaan dan kerugian.
Wallahu A’lam
(Ibrahim)
Artikel Terkait
PENDIRI HT DAN HTI AJA TAK MAMPU MENDIRIKAN 'KHILAFAH' DI KAMPUNGNYA SENDIRI!
BalasHapusSistem kekhilafahan setelah era kepemimpinan keempat Khalifah yakni pasca Khaliafah Ali Bin Abi Thalib kalau mau JUJUR sudah tidak sesuai lagi dengan tuntunan era sahabat Nabi Muhammad SAW karena pengangkatan sang khalifahnya sudah berdasarkan dinasti keturunan.
Kalau kita baca riwayat pendiri HT maka jelas bahwa keturunan beliau adalah penggawa dari sistem kerajaan bukan khilafah walaupun lebelnya khilafah. ya apa lagi sang tokoh pendiri ini dari turunan ulama hidupnya dilingkaran istana jadi sangat kental dengan budaya feodalnya. Wajar jika beliau mendirikan organisasi sebesar HT ini tidak mampu mendirikan sistem kekhilafahjan di kampungnya sendiri.
Tokoh pendirinya adalah alumni dari Al Azhar yang sampai detik ini lembaga pendidikan ini tidak berhasil mencetak tokoh intelektual yang mampu untuk dijadikan sebagai seorang tokoh 'KHALIFAH' di Mesir saja. Terbukti sampai detik ini Mesir yang katanya dikenal dengan sebutan NEGERI SEJUTA ULAMA itu malah kini semakin menjadi sekuler dan liberal bahkan cendrung kembali keotoritas militer murni.
Ada pendapat seperti ini: Imam al-Hafizh an-Nawawi as-Syafi’i dalam Syarh an-Nawawî ‘ala Shahîh Muslim mengatakan:
“Dan mereka (para ulama kaum muslimin) telah sepakat bahwasanya wajib bagi kaum muslimin mengangkat seorang khalifah. Kewajiban ini berdasarkan syara’ bukan akal. Adapun yang diriwayatkan dari al-’Ashamm bahwasanya dia mengatakan: tidak wajib, atau dari selainnya, yang mengatakan wajib berdasarkan akal, bukan syara’, maka dua pandangan itu adalah bathil ”.
Lalu, apa pendapat ulama di atas tidak berlawanan dengan hakikat dan makna dari ini:
Dan Dia lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (penguasa-penguasa, ada yang jadi raja, sultan, presiden, gubernur dll.) di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 6:165).
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (penguasa, ada yang jadi raja, sultan, presiden, gubernur dll.) di muka bumi. Barang- siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. (QS. 35:39).
Coba simak info ini:
Taqiyyuddin An Nabhani adalah seorang Ulama, Mujtahid, hakim pengadilan (Qadhi) di Palestina dan lulusan Al Azhar. Beliau hafidz Quran sejak usia 15 tahun. Ia adalah cucu dari ulama besar pada masa Khilafah Utsmaniyah, Syeikh Yusuf An-Nabhani.
Hizbut Tahrir berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya serta untuk mendirikan kembali sistem
kekhilafahan.
Hizbut Tahrir merupakan jemaah politik, bukan jemaah kerohanian (seperti tarekat), bukan badan ilmiah (seperti lembaga agama atau badan penelitian), bukan institusi pendidikan (akademik), dan bukan pula pertubuhan sosial (yang bergerak di bidang sosial dan kema¬syarakatan). Idea-idea Islam menjadi jiwa, inti dan sekaligus rahsia kelangsungan kelom¬poknya.
http://kafihidonis.blogspot.com/2015/02/mengenal-hizbut-tahrir-indonesia.html