Alfitri Abu Aufa Jurusan Pendidikan Islam di UIN SUSKA RIAU
Pernah belajar di: al azhar
univercity dan MAK Raudhatul Ulum
Tinggal di Kota Pekanbaru
@
Mahrus Ali:
Kira-kira bagamana menurut anda tentang biografi sahabat Nabi berikut yang dilansir oleh Ibn al-Atsir. Sahabat ini sengaja menyalakan lampu di mesjid Nabi saat Nabi masih hidup, bahkan lampunya pakai minyak. Hasilnya, Nabi memberikan apresiasi kepada sahabat ini. Silahkan simak teks berikut ini:
Kira-kira bagamana menurut anda tentang biografi sahabat Nabi berikut yang dilansir oleh Ibn al-Atsir. Sahabat ini sengaja menyalakan lampu di mesjid Nabi saat Nabi masih hidup, bahkan lampunya pakai minyak. Hasilnya, Nabi memberikan apresiasi kepada sahabat ini. Silahkan simak teks berikut ini:
سراج أبو مجاهد
ب د ع: سراج أَبُو مجاهد اليمني من أهل اليمن.
روى عنه ابن ابنه علي بْن مجاهد بْن سراج، قال: وكان اسمه فتحًا، قال: قدمنا عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ونحن خمسة غلمان لتميم الداري، وكانت تجارتهم الخمر، فلما نزل تحريم الخمر عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أمرني فشققتها، وانه أسرج في مسجد النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قنديلًا بزيت، وكانوا لا يسرجون فيه إلا بسعف النخل، فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " من أسرج مسجدنا "، فقال تميم: غلامي هذا، فقال: " ما اسمه؟ " فقال: فتح، فقال النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " بل اسمه سراج "، قال: فسماني رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سراجًا
ب د ع: سراج أَبُو مجاهد اليمني من أهل اليمن.
روى عنه ابن ابنه علي بْن مجاهد بْن سراج، قال: وكان اسمه فتحًا، قال: قدمنا عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ونحن خمسة غلمان لتميم الداري، وكانت تجارتهم الخمر، فلما نزل تحريم الخمر عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أمرني فشققتها، وانه أسرج في مسجد النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قنديلًا بزيت، وكانوا لا يسرجون فيه إلا بسعف النخل، فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " من أسرج مسجدنا "، فقال تميم: غلامي هذا، فقال: " ما اسمه؟ " فقال: فتح، فقال النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " بل اسمه سراج "، قال: فسماني رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سراجًا
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya
menjumpai atsar tersebut di kitab “ Asadul ghobah . Cet. Al Ilmiyah 410/2
Sanadnya
tdk lengkap, sanadnya kurang banyak. Jadi
tidak bisa di katakan sahih. Apalagi perawinya bernama Ali bin
Mujahid bin Siraj itu setahu sy perawi yang saya tdk menjumpai ulama ahli hadis yang menyatakan dia terpercaya.
Sy tidak mengerti komentar ulama tentang dia –
pendusta , orang yg selalu berkata benar, atau pendusta. Jadi bagi sy dia masih
majhul , tidak diketahui tautsiq dan
jarhnya. Karena itu, ia dari segi sanad
masih belum bisa dibuat pegangan, lepaskan saja. Bila dipakai untuk pegangan, hujjah, maka sangat rapuh karena sanadnya kurang lengkap
dan perawinya majhul. Pada hal adis sahih itu harus memiliki sanad yang kuat.
Dalam kitab al baiquniyah di katakan
:
أَوَّلُهَا( الْصَّحِيْحُ) وَهُوَ
مَااتَّصَل إِسْنَادُهُ وَلَمْ يُشَذَّ
أَوْيُعَلْ
Permulaan pembagian hadis adalah
sahih – yaitu hadis yang sanadnya bersambung , tidak syadz , juga tidak ada
illatnya . Syarah Al Baiquniyah karya
Ibn Utsaimin.
Saya juga tidak menjumpai ulama ahli hadis dulu maupun sekarang di lingkungan arab atau
di kalangan ajam yang menyatakan
hasan atau sahih pada atsar tersebut.
Hadis tsb juga bertentangan dengan
hadis sahih dimana para sahabat setelah salat subuh masih gelap dan tidak
mengetahui siapakah teman di
sampingnya karena keadaan gelap
sebagaimana akan diterangkan nanti.
|
|
|||
رد: سؤال عن حديث الشاب الذي أضاء
المسجد بمصباح الزيت
السلام عليكم و رحمة الله و بركاتـه
لم أجد مـُعقباً ؟ و لكني بحثت ، و أكثر ما وجدت أن الشيخ الألباني و الإمام ابن حجر قد ضعفا الأثر ، و لا علم لي من غيرهما أيضاً قد ضعفه ، جزاكم الله خيراً
Abu Yahya al muslim
menulis :
Jawaban atas pertanyaan tentang hadis pemuda
yang memberi lampu pada masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dengan lampu minyak .
Saya sendiri tidak menjumpai ulama yang memberikan komen padanya.
Tapi aku mencari . Dan
kebanyakan apa yang saya temukan
adalah Syaikh al Bani dan Imam Ibn Hajar melemahkan atsar itu (
kisah itu ). Dan aku tidak tahu selain
keduanya yang melemahkan atsar itu.
Semoga Allah membalas anda kalian dengan baik.
|
@ Mahrus
Ali:
Sekedar tawaran informasi, bagaimana menurut anda tentang pernyataan imam az-Zarkasyi berikut ini:
Sekedar tawaran informasi, bagaimana menurut anda tentang pernyataan imam az-Zarkasyi berikut ini:
يستحب فرش المساجد وتعليق القناديل
والمصابيح , ويقال : أوّل من فعل ذلك عمر
ابن الخطّاب رضي اللّه عنه لمّا جمع النّاس على أبي بن كعب في صلاة التّراويح
, ولمّا رأى علي رضي اللّه عنه اجتماع النّاس في المسجد على الصّلاة
والقناديل تزهر وكتاب اللّه يتلى: قال : نوّرت مساجدنا نوّر اللّه قبرك
يا بن الخطّاب
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pernyataan Imam Zarkasyi di sunatkan untuk memberi
hamparan pada masjid dan menggantungkan lampu tanpa dalil. Ia sekedar perkiraan yang salah bukan
keyakinan berdasarkan dalil yang benar.
Ia menyelisihi tuntunan dimana
masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlantaikan tanah tanpa
tikar.
Abu Said AlKhudri ra berkata
:
جَاءَتْ سَحَابَةٌ
فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ السَّقْفُ وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ فَأُقِيمَتِ
الصَّلَاةُ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسْجُدُ فِي الْمَاءِ وَالطِّينِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ *
Ada
awan lalu menurunkan hujan hingga air mengalir dari atap yang terdiri dari
pelepah kurma
. Qamat di bacakan ,aku
melihat Rasulullah SAW bersujud ditanah
yang berair,aku melihat tanahnya menempel ke dahinya .Muttafaq alaih
Mengapa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam tidak melakukan
shalat di atas tikar. Pada hal tanahnya
berlumpur di masjid saat itu. Sedang kita berani menjalankan shalat berkarpet tiap hari sekalipun tanahnya tidak
berlumpur.
.
وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ
بَسَطَ سَجَّادَةً فَأَمَرَ مَالِكٌ بِحَبْسِهِ فَقِيلَ لَهُ : إنَّهُ عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ فَقَالَ : أَمَا عَلِمْت أَنَّ بَسْطَ السَّجَّادَةِ
فِي مَسْجِدِنَا بِدْعَةٌ .
Sungguh
telah di kisahkan bahwa Abd rahman bin Mahdi ketika datang ke Medinah menggelar
sajadah , lalu Imam Malik memerintah agar di tahan ( dipenjara ) . Di katakan
kepadanya : “ Dia adalah Abd Rahman bin mahdi “
Imam
Malik menjawab :” Apakah kamu tidak mengerti bahwa menggelar
sajadah dimasjid kami adalah bid`ah “.
Para sahabat adalah generasi terbaik dan tdk menghampari masjidnya dengan tikar, lalu bagaimana
bisa sang Imam Zarkasyi menyatakan sunah menghampari masjid yang jelas
menyelisihi generasi salafnya. Ingatlah hadis :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Orang yang terbaik diantaramu adalah masaku kemudian orang – orang setelah mereka lalu generasi
sesudahnya Muttafaq alaih
Tentang
kisah permulaan orang yang memberikan lampu di masjid adalah Umar bin Al
Khatthab tidak memiliki data yang
akurat. Karena itu, Imam Zarkasyi
menyatakan : Wa yuqal , ini sighat
tamridh artinya masih belum valid, masih boleh dikatakan lemah,
tidak sahih. Datanya tidak akurat, tapi masih kira – kira saja.
Dan ini tdk bisa dibuat landasan.
. ويبدو لي أن عمر بن
الخطاب رضي الله عنه زاد من عدد المصابيح في المسجد حيث الحاجة تتطلب
ذلك ولا سيما المصلون يتأخرون في المسجد ليلا، فقد ذكر بعض المؤرخين،
أن أول من جعل في المسجد المصابيح عمر بن الخطاب رضي الله عنه،
عندما جمع الناس في صلاة التراويح على إمام واحد ثم استمر المسجد
يضاء بالقناديل والزيت بعد ذلك، وتم تخصيص مبلغ من المال لقاء قيامه
بإيقاد القناديل.
Tampak padaku bahwa Umar bin al Khatthab ra menambah jumlah lampu di masjid karena sangat dibutuhkan.
Apalagi ketika orang – orang yang menjalankan shalat datang ke masjid terahir
di waktu malam .
Sebagian ahli sejarah permulaan orang yang menjadikan
beberapa lampu untuk masjid adalah Umar
bin Al Khatthab ra ketika beliau mengumpulkan orang – orang yang
menjalankan shalat tarawih dipimpin satu imam. Setelah itu, masjid
terus di beri lampu minyak . Dan telah dihususkan biaya untuk untuk Umar karena
menghidupkan lampu di masjid ini
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bila saya
percaya bahwa permulaan orang yang memberi lampu masjid nabawi adalah umar bin
Khatthab, maka saya tidak punya landasan
yang kokoh. Kisah tersebut di atas hanya
kisah tanpa sanad dari perawi pendusta atau terpercaya. Karena itu kisah spt
itu adalah kisah yang tidak boleh dibuat pegangan, tapi harus dilepaskan saja.
Validitas
kisah itu masih di ragukan, dan sama sekali tidak meyakinkan. Mungkin kisah
itu tidak ada, lalu di ada – adakan oleh
seseorag pendusta atau bisa di percaya.
Belum jelas, sebab ia dikisahkan tanpa
menghurmati ilmu riwayat yaitu menggunakan sanad. Ia dikisahkan dengan
kebodohan tanpa ilmu riwayat.
Bagaimana
bila kisah itu salah, dan Umar ra tidak memberi lampu untuk masjid sama sekali.
Atsar yang
lemah itu juga tercantum dalam kitab Washfu al masjid al nabawi al syarif
karya Doktor Khalid Muhammad
Hamid.
https://www.facebook.com/taibanet.page/posts/345160845599093
Komentarku
( Mahrus ali ):
Tapi
sayang kisah itu dibiarkan tanpa komentar lemah, hasan atau sahih hingga mengkaburkan pembaca , tidak mencerahkan,
malah menggelapkan, tidak mengarahkan kepada kebenaran, malah menuju kepada
sesuatu yang tidak valid.
Pernah belajar di UNIVERSITY
KEHIDUPAN
Pernah belajar di: kehidupan
Tinggal di Surabaya,
Indonesia
Dari Kota Surabaya
menulis :
hidupkan
sunnah yg ditinggalkan, lanjut terus mbah yai
Komentarku
( Mahrus ali ):
Itulah
tugasmu dan sy , bukan mematikan sunnah. Tapi menghidupkan sunah yang telah
dimatikan banyak orang. Atau kita
gali sunah yang tlh dikubur ahli bid`ah.
Rosydin
Abdurrahman menulis : Semoga pak mahrus ali senantiasa mendapatkan ridhoNya!
Jujur saya sangat kagum dg anda
Jujur saya sangat kagum dg anda
Komentarku
( Mahrus ali ):
Begitu
juga anda .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan