Nafisha Alwie Internship di Tehran University of Medical Sciences
Menulis : Tidak menjalankan sunnah apakah menjadi syarat
kesalahan yang berat? Sini aja dulu pak "kyai" Mahrus
Ali..
Saya ko makin aneh sm njenengan ini, masalah sunnah jd serius ampe segininya.. Tidak ada ketetapan sesuatu itu menjadi salah jika tidak mengikuti sunnah!
Wagu jeeeee...
Saya ko makin aneh sm njenengan ini, masalah sunnah jd serius ampe segininya.. Tidak ada ketetapan sesuatu itu menjadi salah jika tidak mengikuti sunnah!
Wagu jeeeee...
Komentarku
( Mahrus ali ):
Anda
menyatakan:
Tidak
menjalankan sunnah apakah menjadi syarat kesalahan yang berat? Sini aja dulu
pak "kyai" Mahrus
Ali..
Komentarku
( Mahrus ali ):
Siapa yang
menyatakan masalah shalat jamaah di
waktu gelap merupakan masalah sunnah sj.
Bila masalah ringan mengapa para sahabat
setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, masih
membudayakan shalat tanpa lampu.
Mengapa
mereka tidak membawa lampu ke masjid. Para sahabat tidak berani membawa lampu ke masjid,
lalu kita berani tanpa landasan hadis .
Intinya,
kita tinggalkan tuntunan. Ini namanya ikut hawa nafsu orang banyak.
Saya ingat
ayat ini:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ
الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di
atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat
itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui..
Jatsiyah 18
Anda menyatakan lagi:
Saya ko makin
aneh sm njenengan ini, masalah sunnah jd serius ampe segininya..
Komentarku
( Mahrus ali ):
Maunya? kita pakai lampu sj ketika shalat berjamaah agar menyelisihi sunnah ?
Kita juga
menyelisihi para sahabat.
Anda
menyatakan lagi:
Anda
menyatakan:
Tidak ada ketetapan sesuatu itu menjadi salah
jika tidak mengikuti sunnah!
Wagu jeeeee..
Wagu jeeeee..
Komentarku
( Mahrus ali ):
Salah itu
terjadi bila kita meninggalkan sunnah untuk menegakkan kebid`ahan.
Memakai
lampu dalam berjamaah
itu bid`ah, bukan sunnah. Bila dipaksa
untuk di katakan sunnah makai
lampu ketika berjamaah, kita tetap salah dan tdk punya dalil.Sebab Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat tdk pernah pakai lampu ketika
berjamaah. Sy ingat hadis:
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Orang yang terbaik diantaramu adalah masaku kemudian orang – orang setelah mereka lalu generasi
sesudahnya Muttafaq alaih
Kita ikuti sj prilaku generasi terbaik, dan tidak
mengikuti prilaku generasi terjelek. Sayang
sekali bila kita tinggalkan prilaku para sahabat untuk mengikuti perilaku orang sekarang dan tdk ngerti ajaran Islam yg asli , tapi
pandai dengan ajaran Islam yg palsu.
- Maintenance Engineer,Sales & Marketing Manger di Tounetsu Thai
Pernah bekerja di: PT.
Daya Radar Utama dan CONSOLIDATED
CONTRACTORS INT'L CO./TCCC
Jurusan Elektro di ITATS
Pernah belajar di: SMK
SEMEN GRESIK
Tinggal di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
Dari Kabupaten
Gresik · Pindah ke Doha
Menulis :
Bisa saja
kita niru Salaf ... Tapi Nabi sudah dawuh, kita ini sudah ummat akhir zaman ...
tsumma yaluunahum tsumma yaluunahum .... makin bobrok, makin pekok, dan makin
mbuh gak weruh
Komentarku ( Mahrus ali ):
Benar apa yg anda katakan. Dan
kita tdk ikut orang – orang yg bobrok,
kita ikut mereka yang menegakkan sunnah ketika
manusia mengubur sunnah. Kita mencintai sunnah , ketika manusia senang
kebidahan dan anti sunnah. Dan nauudzu billah
kita menjadi penegak kebid`ahan untuk menumbangkan sunnah. Tp kita
berupaya untuk menjadi da `I sunnah ,
bukan da `I bid`ah.
لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى
يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ وَهُمْ
كَذَلِكَ
Senantiasa ada sekelompok ummatku yg menang ( tampak tinggi
) atas kebenaran, tak akan membahayakannya orang yg merendahkannya hingga hari
Kiamat sedangkan mereka tetap seperti itu. Namun dalam hadits Qutaibah tak
disebutkan, Sedangkan mereka tetap sepperti itu. [HR.
Muslim No.3544].
التوضيح
لشرح الجامع الصحيح (3/ 348)
قَالَ
البخاري: هم أهل العلم (1). وقال أحمد: إن لم يكونوا أهل الحديث فما أدري من هم
(2)؟
قَالَ عياض: وأراد أحمد بأهل الحديث
أهلَ السنة والجماعة ومن يعتقد مذهبهم (3).Imam Bukhari berkata: Mereka itu ahlul ilmi ( ulama ) kitab Imarah 1920.
Imam Ahmad berkata: Bila mereka bukan ahli hadis, maka saya tidak mengerti siapa mereka itu ? ( Syaraf Ashabul hadis (43) hal 61
Iyadh berkata: Imam Ahmad bermaksud ahli hadis adalah ahlus sunnah wal jamaah dan orang yang berakidah dengan madzhab mereka. 356 . Ikmal mu`lim .
·
Bekerja di
THOLIBUL
ILMI
Pernah belajar di Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya (UNTAG)
Pernah belajar di: SMK 3
KIMIA MADIUN
Tinggal di Kota
Surabaya
Dari Kabupaten
Ponorogo
Menulis
: Kira2 setelah keramik dan lampu apa
lagi ya?
Pernah belajar di MAN
Tambak beras jombang
Angkatan 2000
Tinggal di Kota
Semarang
Dari Kota
Semarang
Menulis :
Ya masih
banyak, misalnya masalah warna pakaian, pilihan makanan dan minuman,
pengobatan, cara bersiwak dan alatnya, model potongan rambut, metode dakwah dan
lain-lain.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Masih
banyak sekali yg belum saya sampaikan, ia masih terpendam di dada dan ada yang sdh di file
dokumen. Sy sampaikan bertahap, bukan sekaligus. Sy ingat ayat:
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً
كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
Berkatalah
orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan
Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).[1]
Basuki Akhmad menulis
: Sudah jelas bahwa lampu listrik, toa, kaset
murotal itu semua "bid'ah" ga ada di jaman Nabi. #urusandunia
Komentarku ( Mahrus ali ):
Seluruhnya itu masalah
dunia, tiada sunnah dan
bid`ahnya. Ia tdk boleh dikatakan
sunnah, juga tdk boleh dikatakan bid`ah.
Ia bukan sariat, tapi sarana. Dan beda sekali antara sariat dan sarana. Untuk sarana boleh
bertambah dan untuk sariat tidak boleh bertambah atau
dikurangi setelah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
Ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam hidup sariat bertambah atau menghapus yang lalu ( mansukh ).
Tapi setelah wafatnya, sariat tdk boleh ditambah. Pegangilah hadis ini:
من أَحْدَثَ فِي
أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan
agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak [2] ( Bila
ingin amal perbuatan di terima lakukan amalan yang berdalil)
Allahpun juga berfirman:
وَأَنَّ هَذَا
صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.[3]
Endy Achmad
El-Qorsyi'iy menulis lagi : Tapi mbah Mahrus
menyatakan, Lampu bisa masuk urusan agama
Komentarku
( Mahrus ali ):
Lampunya
urusan dunia.
Shalat
berjamaah tanpa lampu urusan agama bukan
dunia lagi.
Karena
itu, shalat berjamaah tanpa lampu cocok dg tuntunan.
Shalat
berjamaah memakai lampu yg terang menyelisihi tuntunan , cocok dengan tontonan,
bid`ah bukan sunnah lagi. Bila tdk begitu
tunjukkan dalilnya.
قُلْ
هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu( dalilmu
), jika kamu memang orang-orang yang benar". Namel 64Di ayat lain, Allah menyatakan:
أَمْ
لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah
kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Shoffat.
Abi
Sabil
Pernah belajar di sma darmapatra
Tinggal di Kota Bekasi
Dari Pangkalansusu,
Sumatera Utara, Indonesia. Dia menulis : Teruskan
kyai utk menyingkap kebenaran..kami mendengar..kami patuhi ..insyaallah
Komentarku ( Mahrus ali ):
Insya Allah, saya akan terus berjalan dlm
menyingkap kebenaran dan semoga Allah memberikan hidayah pdmu ke jalan lurus.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan