Dodi ElHasyimi menulis :
Siapa yang PERTAMA KALI MEMASANG LAMPU DI MASJID ????
Beliau adalah seorang Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Tamim bin Aus Ad Daariy radhiyallahu 'anhu.Sebelum masuk Islam beliau adalah seorang pendeta panutan umat Nasrani, pemberi nasehat dan ahli ibadah ahli Palestina di jamannya. Masuk Islam pada tahun 9 H.
وهو
أول من أسرج السراج في المسجد
Beliau adalah tokoh yang pertama kali menyalakan LAMPU DI
MASJID.Keterangan bisa dibaca di kitab Jamiul ' Ushul fii Ahaaditsil Rasuul karya Al Imam Ibnu Atsiir dan kitan Ma'rifatush Shahabah karya Al Imam Abu Nu'aim Al Ashbihaniy (lihat gambar)
Apakah BELIAU SEORANG AHLI BID'AH DHOLALAH ????
#TARIKH SALAFUS SHALIH aseli pake SHOD....!!!
Gambar no 30
معرفة الصحابة لأبي نعيم الأصبهاني
(4/ 138، بترقيم الشاملة آليا)
، وأول من أسرج
السراج في المسجد
Komentarku ( Mahrus ali ):
Maaf Kalimat arab saya kutip scr
ringkas sekedar keperluan belaka.
Kalimat spt ini:
وأول من أسرج السراج في المسجد
Dan dia ( Tamim addari ) permulaan
orang yang memberi lampu di masjid .
Kalimat tsb tanpa sanad, juga bukan
hadis. Ia tertulis di kitab “ Ma`rifatus
shahabah li abi nuaim al asbihani” 138 /4
dan kitab” Jami ul ushul “ 238 / 12 tanpa sanad.
Info sedemikian ini tidak bisa dibuat landasan karena tiada
sanadnya. Tapi lepaskan saja untuk menghurmati ilmu hadis yaitu musthalah dan
menghindari berpegangan dengan cara
kebodohan. Bila di buat pegangan,
maka kita berpegangan kpd suatu yang
rapuh, tidak valid. Menurut ilmu
musthalah , ia lemah sekali.
أَوَّلُهَا( الْصَّحِيْحُ) وَهُوَ
مَااتَّصَل إِسْنَادُهُ وَلَمْ يُشَذَّ
أَوْيُعَلْ
Permulaan pembagian hadis adalah
sahih – yaitu hadis yang sanadnya bersambung , tidak syadz , juga tidak ada
illatnya . Syarah Al Baiquniyah karya
Ibn Utsaimin
Sekarang kita telusuri
sanadnya sbb:
المسجد تميم الداري
المعجم
الكبير للطبراني (2/ 49)
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، ثنا أَبُو كُرَيْبٍ، ثنا مُعَاوِيَةُ
بْنُ هِشَامٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ إِيَاسٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: «أَوَّلُ مَنْ أَسْرَجَ فِي
الْمَسْجِدِ تَمِيمٌ الدَّارِيُّ»
……….., dari Abu Hurairah ra berkata: Permulaan orang yang memberikan
lampu ke masjid adalah Tamim ad dari .
مجمع الزوائد ومنبع الفوائد (9/ 385)
ص.654
16068- وعن أبي
هريرة قال: أول من أسرج في المسجد تميم الداري.
%رواه الطبراني
وفيه خالد بن إلياس وهو متروك.
……., dalam kitab Majmauz zawa
id wa manba`ul fawaid 385/9 hal 654
terdapat keterangan : Hadis
tsb riwayat Thabrani , tapi sanadnya
terdapat Khalid bin Ilyas yang matruk ( ditinggalkan oleh ulama ) .
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis tersebut sangat lemah.
Nama Khalid bin Ilyas sbb:
ــ
خالد بن إلياس ، و يقال : إياس ، ابن صخر بن أبى الجهم : عبيد بن حذيفة بن
غانم بن عامر القرشى العدوى ، أبو الهيثم المدنى
الطبقة
: 7 : من كبار أتباع التابعين
Beliau tingkat ke 7 dari senior kibar pengikut tabiin
مرتبته
عند ابن حجر : متروك الحديث
مرتبته
عند الذهبـي : ضعفوه
·
Menurut Ibn Hajar , hadis riwayat Khalid bin Ilyas
di tinggalkan.
·
Menurut Dzahabi : Para ulama
melemahkannya . [1]
Jadi atsar tentang permulaan orang yang memberikan lampu kpd masjid Tamim
ad dari adalah lemah sekali,tidak sahih atau hasan.
Abdul Syahid Bekerja di
Usaha
Dakwah
Pernah belajar di Khuruj
Fisabilillah/Dakwah dan Tabligh
Pernah belajar di: Madrasah
Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta
Tinggal di Kuala
Lumpur
Dari Kuala
Lumpur
Dia menulis :
Ckckckck...kalo
lampu dipasang dimasjid dan ini pun dikatakan bid'ah dholalah...mending tinggal
di hutan aja sekalian mas broo...nnti akan dtg lg gak boleh mandi junnub pakai
air keran,gak boleh pergi haji pakai kapal terbang...khikhikhi....lucu ana dgn
kaum yg satu ini
Arsal Khalid menulis
: jawablah masalah lampu tersebut pakai dalil jangan
pakai otak bengkok atau cerita2 yang sumbernya tidak jelas,,,,,,,,,
Komentarku ( Mahrus ali ):
Benar apa yg di sampaikan oleh Bapak
Arsal Khalid. Menjawab masalah ilmiyah
harus dengan ilmu, bukan dengan
kebodohan spt jawaban bapak Abdul Syahid
tadi. Bertanyalah dg ilmu dan jawablah dengan ilmu, jangan dijawab dg
kebodohan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan sahabat berjamaah tanpa lampu, mereka masih masih bisa hidup di perkampungan yang
insani / humanistik. Bahkan termasuk generasi
terbaik, tidak seburuk generasi
era sekarang. Saya ingat hadis sbb:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ»
Artinya,“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada
masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang
hidup pada masa berikutnya.” (HR. Bukhari (2652), Muslim (2533))
Anda
bilang:
...nnti akan dtg lg gak boleh mandi junnub pakai air keran,gak
boleh pergi haji pakai kapal terbang...khikhikhi....lucu ana dgn kaum yg satu
ini
Komentarku
( Mahrus ali ):
Untuk
keran dan kapal terbang itu masalah sarana bukan sariat. Harus
dibedakan, jangan disamakan.
Sariat tidak boleh berobah mulai dulu sampai sekarang, dimanapun anda
berada berlndaskan hadis sbb:
"مَنْ
أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" رَوَاهُ
الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang siapa yang bikin perkara baru
dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya maka tertolak . HR
Bukhari dan Muslim .
.
Untuk
sarana boleh berobah, tidak wajib tetap klasik dan primitif. Pilihlah yg terbaik, tercanggih
dan
modern. Untuk apa pilih klasik bila bisa mendapat yang tercanggih. Itu
kebodohan bukan orang yg bersariat.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan