Ada
keterangan sbb:
·
وأصبحت
الإنارة بعد القرن التاسع الهجري، تتم بواسطة أسرجة (جمع سراج) توقد بالزيت، موزعة
في أنحاء المسجد.
Penerangan setelah abad ke sembilan hijriyah dengan
lampu minyak yang dibagikan di seluruh
penjuru masjid.
Ada
hadis lagi:
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَتَاهُ سَائِلٌ يَسْأَلُهُ عَنْ
مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ شَيْئًا قَالَ فَأَقَامَ الْفَجْرَ
حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ وَالنَّاسُ لَا يَكَادُ يَعْرِفُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
(مسلم: 614) وفي رواية: حِينَ كَانَ الرَّجُلُ لَا يَعْرِفُ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَوْ
أَنَّ الرَّجُلَ لَا يَعْرِفُ مَنْ إِلَى جَنْبِهِ (أبو داود: 395)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari: bahwa Rosul -shollallohu alaihi wasallam-
pernah di datangi orang yang menanyakan waktu-waktu sholat, dan beliau tidak
menjawabnya. Namun beliau kemudian mendirikan sholat shubuh, ketika muncul
fajar. Ketika itu hampir saja mereka tidak mengenali satu sama lain. (HR.
Muslim: 614) dalam riwayat lain redaksinya: “Ketika itu seseorang tidak
mengenali raut wajah temannya”. Atau dengan redaksi: “Sungguh saat itu
seseorang tidak mengenali siapa yang disampingnya”. (HR. Abu Dawud: 395,
dishohihkan oleh Albani)Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila saat itu, masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terang benderang dengan lampu seperti sekarang ini, maka sudah tentu para sahabat akan mengenali siapakah di sampingnya.
Hadis itu menunjukkan bahwa masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat itu tidak memakai lampu.
عن أبي برزة: وَكَانَ يُصَلِّي
الصُّبْحَ وَمَا يَعْرِفُ أَحَدُنَا جَلِيسَهُ الَّذِي كَانَ يَعْرِفُهُ (أبو
داود: 398)
Abu Barzah mengatakan: beliau -shollallohu alaihi wasallam- dulu sholat
shubuh, sedang salah seorang dari kita tidak mengenali teman duduknya yang
telah ia kenal sebelumnya. (HR. Abu Dawud: 398, dishohihkan oleh Albani)Ibnu Rojab mengatakan: “Hadits ini senada dengan banyak hadits lain…”, lalu beliau menyebutkan banyak hadits diantaranya:
عن حَرْمَلَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَصَلَّيْتُ مَعَهُ الْغَدَاةَ
، فَلَمَّا قَضَى الصَّلاةَ نَظَرْتُ فِي وُجُوهِ الْقَوْمِ مَا أَكَادُ
أَعْرِفُهُمْ
Harmalah mengatakan: Aku pernah mendatangi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-,
lalu aku sholat shubuh dengan beliau. Ketika selesai sholat, aku menatap raut
wajah para jama’ah, dan hampir saja aku tidak mengenali mereka. (Lihat Fathul
Bari, karya Ibnu Rojab, syarah hadits no: 578) (Lihat juga hadits ini dengan
redaksi yang semakna, di Majma’uz Zawaid, hadits no: 1785)Komentarku ( Mahrus ali ):
Karena itulah sejak sepuluh tahun yang lalu, sy tidak pernah menjalankan shalat di masjid yang berkarpet, masjid yang banyak lampunya.
Saya ingin ittiba` saja yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya selama hidupnya ketika menjalankan shalat berjamaah di masjid tanpa lampu. Bila saya menjalankan shalat berjamaah di masjid berlampu, saya tidak punya tuntunan dalam shalat ini. Saya termasuk menjalankan shalat yang tidak sesuai dengan tuntunan jamaah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Orang yang di ridai oleh Allah adalah yang mengikuti para sahabat, bukan menyelisihinya. Allah berfirman:
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ(100)
Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. 100 Tobat
Dalam kitab Subulus salam 108/1 ada keterangan sbb:
·
سبل
السلام (1/ 108)
لأنه
كان مسجده صلى الله عليه وسلم ليس فيه مصابيح
…………., sebab masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tiada lampu – lampunya. Ada hadis sbb:
سنن
أبي داود (1/ 125)
-
حَدَّثَنَا
النُّفَيْلِيُّ، حَدَّثَنَا مِسْكِينٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ
زِيَادِ بْنِ أَبِي سَوْدَةَ، عَنْ مَيْمُونَةَ، مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفْتِنَا فِي
بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ: «ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ» وَكَانَتِ الْبِلَادُ
إِذْ ذَاكَ حَرْبًا، «فَإِنْ لَمْ تَأْتُوهُ وَتُصَلُّوا فِيهِ، فَابْعَثُوا
بِزَيْتٍ يُسْرَجُ فِي قَنَادِيلِهِ»
سنن أبي داود (1/ 125)
[حكم
الألباني] : ضعيف
……………, dari Maimunah budak
yang dimerdekakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , sesungguhnya dia
berkata: Wahai Rasulullah , berilah
fatwa kami tentang baitul maqdis .
Beliau bersabda: Datanglah dan lakukan shalat di sana.
( saat itu negri itu masih
harbi / dikuasai oleh Romawi ) . Bila kamu tidak bisa datang ke sana untuk
menjalankan shalat disitu, maka kirimkan minyak untuk lampu – lampunya. HR Abu
Dawud 125 /1
Al bani menyatakan : Ia
lemah.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kita teliti sanadnya dlm beberapa kitab sbb:
سنن
أبي داود ت الأرنؤوط (1/ 343)
- حدَّثنا النُّفَيليُّ، حدَّثنا مِسكين، عن
سعيد بن عبد العزيز، عن زياد ابن أبي سَوْدة
عن
ميمونةَ مولاةِ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم
السنن
الكبرى للبيهقي (2/ 619)
-
أنبأ
الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، ثنا
أَبُو دَاوُدَ، ثنا النُّفَيْلِيُّ، ثنا مِسْكِينٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ
الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ أَبِي سَوْدَةَ، عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
-
مسند
الشاميين للطبراني (1/ 197)
-
4 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا
الْهَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ
عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ أَبِي سَوْدَةَ، عَنْ مَيْمُونَةَ، مَوْلَاةِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
-
شرح
السنة للبغوي (2/ 342)
-
بَابُ
الْمَسْجِدِ الأَقْصَى
-
456 - أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، أَنَا
الْقَاسِمُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَنَا أَبُو عَلِيٍّ اللُّؤْلُئِيُّ، نَا أَبُو
دَاوُدَ، نَا النُّفَيْلِيُّ، نَا مِسْكِينٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ
الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ أَبِي سَوْدَةَ، عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلاةِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
-
سنن
البيهقى - دار الباز (2/ 441)
-
4114 - أنبأ الحسين بن محمد الروذباري أنبأ محمد بن بكر ثنا أبو
داود ثنا النفيلي ثنا مسكين عن سعيد بن عبد العزيز عن بن أبي سودة عن ميمونة مولاه
رسول الله صلى الله عليه و سلم
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau ditinjau dari segi sanad, maka hadis tsb hanya di riwayatkan oleh
Said bin Abd Aziz. Hadis itu gharib, tidak dikenal. Said bin Abd Aziz
adalah perawi tergolong tingkat 7 kibar
atba ut tabiin, wafat 167H. Jadi masa seratusan tahun setelah baginda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam wafat, hadis itu
masih tidak populer dan masih
hanya Said bin Abd Aziz yang tahu,
lainnya tidak paham hadis itu sampai mati.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan