·
وروى
صاحب الاستيعاب عن سراج غلام
تميم الداري قال: (قدمنا على النبي صلى الله
·
عليه
وسلم ونحن خمسة غلمان لتميم الداري- فأمرـ ني- يعني
تميم- فأسرجت المسجد بقنديل فيه زيت،
وكانوا لا يسرجون إلا بسعف النخل، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
من أوقد مسجدنا؟ فقال تميم: غلامي هذا، فقال: ما اسمه؟ فقال: فتح،
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم- بل اسمه سراج- فسماني رسول
الده صلى الله عليه وسلم سراجا)
Pengarang kitab al isti`ab meriwayatkan tentang
lampu dari pemuda Tamim al dari
berkata: Kami datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , Kami
terdiri lima
lima budak Tamim ad dari . Lantas Tamim memerintah aku (
Siraj ) , lalu aku memberikan lampu ke masjid dengan minyaknya.
Mereka tidak memakai lampu kecuali dengan pelepah kurma.
Lantas Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Siapakah yang memberikan lampu masjid
kami ?
Tamim
berkata: Budakku ini .
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Siapakah namanya ?
Dia
menjawab: Fath “
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Namanya adalah Siraj
Jadi, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memberi nama padaku siraj.
فقد رواه القرطبي في المجلد السادس صفحة
274
Qurthubi meriwayatkan
dalam jilid ke 6 hal 274.
روى سعيد بن زبان،
حدثني أبي عن أبيه عن جده عن
أبي هند قال : حمل تميم الداري معه من الشام إلى
المدينة قناديل
وزيتا ومقطا
، فلما انتهى إلى المدينة وافق ذلك يوم الجمعة فأمر غلاما له يقال له
أبو البراد فقام فشد المقط وهو بضم الميم وسكون القاف وهو الحبل وعلق القناديل
وصب فيها الماء والزيت وجعل فيها الفتل ، فلما غربت الشمس أسرجها ، فخرج
رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إلى المسجد فإذا هو يزهر ، فقال : من
فعل هذا ؟ قالوا تميم يا رسول الله ، قال : نورت الإسلام نور الله عليك في
الدنيا والآخرة ، أما إنه لو كانت لي ابنة لزوجتكها ، فقال نوفل بن الحرث
بن عبد المطلب : لي ابنة يا رسول الله تسمى أم المغيرة بنت نوفل ، فافعل
فيها ما أردت ، فأنكحه إياها على المكان...اهـــ
Said bin
Zaban bercerita , ayahku bercerita
kepadaku dari ayahnya dari kakeknya dari Abu Hindin berkata:
Tamim al dari dari Syam ke Medinah
dengan membawa lampu, minyak dan sumbu. Ketika sampai di Medinah yang
bertepatan pada hari Jumat . beliau memerintah budak yang bernama Abu al Barrad. Dia berdiri lalu mengikat tali
dengan kuat. Dia menggantungkan lampu ,lalu di diberi air dan minyak dan
dikasih sumbu. Ketika matahari terbenam
, maka lampu itu dihidupkan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke masjid
tahu – tahu lampu itu bersinar.
Beliau
bertanya : Siapakah yang melakukan ini ?
Mereka
menjawab: Tamim wahai Rasulullah
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Engkau telah memberikan cahaya pada
Islam, maka semoga Allah memberikan
cahaya padamu di dunia dan
akhirat .
Ingat !
seandainya aku punya putri, maka aku akan kawinkan denganmu .
Naufal bin
Al harts bin Abd Mutthalib berkata: Aku
punya anak perempuan wahai Rasulullah !
namanya Ummul mughirah bint Naufal. Aku
akan melakukan sebagaimana apa yang engkau kehendaki, lalu dikawinkan
dengannya di tempat itu.
وهو ضعيف كما أشار ابن حجر في الإصابة 4/18
وعلته سعيد بن زبان
Hadis tsb lemah sebagaimana di isaratkan oleh Ibn Hajar dlm kitab al Ishobah 18/4. Sebabnya karena ada perawi bernama Said bin Zaban
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya
sendiri tidak mengetahui ulama yang
menyatakan tsiqah padanya . Jadi dalam hal
ini dia ( Said bin Zaban ) layak
di golongkan dengan perawi majhul –
kabur, tidak populer di kalangan ulama
ahli hadis, tapi samar sekali, tidak diketahui identitasnya - pendusta atau dipercaya
menurut mereka bukan menurut ahli sejarah.
Jadi hadis tsb juga boleh
dikatakan hadis palsu.
|
|||
رد: سؤال عن حديث الشاب الذي أضاء
المسجد بمصباح الزيت
السلام عليكم و رحمة الله و بركاتـه
لم أجد مـُعقباً ؟ و لكني بحثت ، و أكثر ما وجدت أن الشيخ الألباني و الإمام ابن حجر قد ضعفا الأثر ، و لا علم لي من غيرهما أيضاً قد ضعفه ، جزاكم الله خيراً
Abu Yahya al muslim
menulis :
Jawaban atas pertanyaan tentang hadis pemuda
yang memberi lampu pada masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dengan lampu minyak .
Saya sendiri tidak menjumpai ulama yang memberikan komen padanya.
Tapi aku mencari . Dan
kebanyakan apa yang saya temukan
adalah Syaikh al Bani dan Imam Ibn Hajar melemahkan atsar itu (
kisah itu ). Dan aku tidak tahu selain
keduanya yang melemahkan atsar itu.
Semoga Allah membalas anda kalian dengan baik.
|
Komentarku
( Mahrus ali ):
Saya juga tidak menjumpai ulama ahli hadis dulu maupun sekarang di lingkungan arab atau
di kalangan ajam yang menyatakan
hasan atau sahih pada atsar tersebut.
Hadis tsb juga bertentangan dengan
hadis sahih dimana para sahabat setelah salat subuh masih gelap dan tidak
mengetahui siapakah teman di
sampingnya karena keadaan gelap
sebagaimana akan diterangkan nanti.
|
. ويبدو لي أن عمر بن
الخطاب رضي الله عنه زاد من عدد المصابيح في المسجد حيث الحاجة تتطلب
ذلك ولا سيما المصلون يتأخرون في المسجد ليلا، فقد ذكر بعض المؤرخين،
أن أول من جعل في المسجد المصابيح عمر بن الخطاب رضي الله عنه،
عندما جمع الناس في صلاة التراويح على إمام واحد ثم استمر المسجد
يضاء بالقناديل والزيت بعد ذلك، وتم تخصيص مبلغ من المال لقاء قيامه
بإيقاد القناديل.
Tampak padaku bahwa Umar bin al Khatthab ra menambah jumlah lampu di masjid karena sangat dibutuhkan.
Apalagi ketika orang – orang yang menjalankan shalat datang ke masjid terahir
di waktu malam .
Sebagian ahli sejarah permulaan orang yang menjadikan
beberapa lampu untuk masjid adalah Umar
bin Al Khatthab ra ketika beliau mengumpulkan orang – orang yang
menjalankan shalat tarawih dipimpin satu imam. Setelah itu, masjid
terus di beri lampu minyak . Dan telah dihususkan biaya untuk untuk Umar karena
menghidupkan lampu di masjid ini
Komentarku
( Mahrus ali ):
Bila saya
percaya bahwa permulaan orang yang memberi lampu masjid nabawi adalah umar bin
Khatthab, maka saya tidak punya landasan
yang kokoh. Kisah tersebut di atas hanya
kisah tanpa sanad dari perawi pendusta atau terpercaya. Karena itu kisah spt
itu adalah kisah yang tidak boleh dibuat pegangan, tapi harus dilepaskan saja.
Validitas
kisah itu masih di ragukan, dan sama sekali tidak meyakinkan. Mungkin kisah
itu tidak ada, lalu di ada – adakan oleh
seseorag pendusta atau bisa di percaya.
Belum jelas, sebab ia dikisahkan tanpa
menghurmati ilmu riwayat yaitu menggunakan sanad. Ia dikisahkan dengan
kebodohan tanpa ilmu riwayat.
Bagaimana
bila kisah itu salah, dan Umar ra tidak memberi lampu untuk masjid sama sekali.
Atsar yang
lemah itu juga tercantum dalam kitab Washfu al masjid al nabawi al syarif
karya Doktor Khalid Muhammad
Hamid.
https://www.facebook.com/taibanet.page/posts/345160845599093
Komentarku
( Mahrus ali ):
Tapi
sayang kisah itu dibiarkan tanpa komentar lemah, hasan atau sahih hingga mengkaburkan pembaca , tidak mencerahkan,
malah menggelapkan, tidak mengarahkan kepada kebenaran, malah menuju kepada
sesuatu yang tidak valid.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan