Direktur di PT.
UDAR IDER TBK
Pernah bekerja di: aswaja dan Pasuran Putu Santri NH
Pernah belajar di Universitas Menyan
Indonesia
Tinggal di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
Dari Kota
Bogor · Pindah ke Kota Bandung
pak mahrus ali ituh hehehe karna
menurut nya itu gk di lakukan di masa kanjeng nabi kita hehehe
Asnawi Hakim pak mahrus emang tampil beda hehehe back to sunnah
katanya.. solat mesti beralaskan tanah pake lantai keramik ato marmer mamnu'
apa lg pake sajadah bid'ah gk tau level berapa bidengah nya
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya ini tidak memperdulikan apa yang
saya sampaikan ini beda atau sama dengan ajaran Islam yang membudaya di masarakat.
Memang tuntunan yang asli itu beda
dengan tuntunan yg palsu yg sekarang membudaya dan menjadi tontonan di masaakat
. Itu fakta bukan meng ada – ada hal yg semestinya tidak ada. Saya ingat hadis
:
بَدَأَ الْإِسْلاَمُ
غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing (
terpencil dan jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali
dalam keadaan terasing. Beruntunglah
orang orang yang terpencil . Hadis sahih , Muslim/Iman /145
وَإِنْ
تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ
يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di
muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah). ( 116 Al an`am )
Aulia Arfan
Bahkan saya pernah dgr dari salah seorang ustadz
salafy....tentang keutamaan memberikan penerangan di masjid... Bahkan yg
memasang lampu akan mendapat pahala jariyah...
Komentarku
( Mahrus ali ):
Sy belum
tahu dalilnya. Pendapat spt itu hanya akal – akalan yang menyesatkan bukan
dalil yang mengarah kpd kebenaran.. Ia mengikuti budaya penerangan lampu
di masjid – masjid yang ada didunia ini, bukan
spt masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tanpa lampu . Sy tahu masjid Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tanpa lampu , ada hadis sbb:
عَنْ أَبِي
مُوسَى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَتَاهُ
سَائِلٌ يَسْأَلُهُ عَنْ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ شَيْئًا
قَالَ فَأَقَامَ الْفَجْرَ حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ وَالنَّاسُ لَا يَكَادُ
يَعْرِفُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا (مسلم: 614) وفي رواية: حِينَ كَانَ الرَّجُلُ لَا
يَعْرِفُ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَوْ أَنَّ الرَّجُلَ لَا يَعْرِفُ مَنْ إِلَى جَنْبِهِ
(أبو داود: 395)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari: bahwa Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah di datangi orang yang
menanyakan waktu-waktu sholat, dan beliau tidak menjawabnya. Namun beliau
kemudian mendirikan sholat shubuh, ketika muncul fajar. Ketika itu hampir saja
mereka tidak mengenali satu sama lain. (HR. Muslim: 614) dalam riwayat lain
redaksinya: “Ketika itu seseorang tidak mengenali raut wajah temannya”. Atau
dengan redaksi: “Sungguh saat itu seseorang tidak mengenali siapa yang
disampingnya”. (HR. Abu Dawud: 395, dishohihkan oleh Albani)سبل السلام (1/ 108)
لأنه كان مسجده صلى
الله عليه وسلم ليس فيه مصابيح
…………., sebab masjid Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tiada lampu – lampunya.Imam Dzahabi berkata:
ثم إنه عليه السلام لم يأمرهم بوقود ،
ولا بقناديل في مسجده ، ولا فعله ، وميمونة
لا يدرى من هي ، ولا يعرف لعثمان سماع منها ) 0
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sendiri juga tidak pernah
memerintah untuk menghidupkan lampu di masjid, beliau sendiri juga tidak pernah berbuat.
Mantap
ulasan kang Dodi ElHasyimi
Pernah bekerja sebagai
Hubungan masyarakat di Wilwatikta
Warehouse - WW
Pernah bekerja di: Teknisi
Refill Toner
Jurusan Psikologi di Boro
boro sarjana
Pernah belajar di: SMK
Roudlotul Jannatinna'im
Tinggal di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
Dari Kota
Yogyakarta
Dia menulis :
komentar
paling shohih Mahrus Ali Nanti akan sy tunjukkan bahwa cerita yang di suguhkan
oleh Dodi ElHasyimi adalah lemah, tdk valid, mengkaburkan ajaran Islam, tidak
mecerahkan umat.
Komentarku
( Mahrus ali ):
Benar apa
yg anda katakan.
Munir
El Sasaki menulis:
Saya sich
hanya merasa ada kejanggalan ketika ada satu atau dua orang dimasa kita sàat
ini yg tiba - tiba mempermasalahkan menggunaan lampu saat sholat..
[dari sisi ini saya tanyakan]
Knp ko menggunakan lampu itu (dihukumi bid'ah dholalah..?), yang berarti klw seseorang tdk menggunakan lampu itu maka (ia) mendapatkan pahala yang besar..?
Saya hanya minta agar dimunculkan pendapat salaf, atau minimal penjelasan - penjelasan dari Al A'immah (para ahlul 'ilm) dimasa lampau..
Krn jika hanya mengangkat dalil ini dan itu sebagai hujjah utk membid'ah dholalah kan masalah ini, saya khawatir aja klw (istidlal) dg hujjah yg dimunculkan tdk terarah dg benar (tdk tepat sasaran)
[dari sisi ini saya tanyakan]
Knp ko menggunakan lampu itu (dihukumi bid'ah dholalah..?), yang berarti klw seseorang tdk menggunakan lampu itu maka (ia) mendapatkan pahala yang besar..?
Saya hanya minta agar dimunculkan pendapat salaf, atau minimal penjelasan - penjelasan dari Al A'immah (para ahlul 'ilm) dimasa lampau..
Krn jika hanya mengangkat dalil ini dan itu sebagai hujjah utk membid'ah dholalah kan masalah ini, saya khawatir aja klw (istidlal) dg hujjah yg dimunculkan tdk terarah dg benar (tdk tepat sasaran)
Komentarku
( Mahrus ali ):
Anda
menyatakan:
Saya sich
hanya merasa ada kejanggalan ketika ada satu atau dua orang dimasa kita sàat
ini yg tiba - tiba mempermasalahkan menggunaan lampu saat sholat..
[dari sisi ini saya tanyakan]
Komentarku ( Mahrus ali ):
[dari sisi ini saya tanyakan]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya
umpamakan , adzan yang membudaya di kalangan Syi`ah menggunakan asy hadu anna
aliyan waliyullah.
Lalu ada
orang yang meluruskan , maka kalangan
ulama atau juhala Syi`ah akan protes keras. Mereka tidak
akan setuju. Mereka tidak tinggal diam. Dan mereka akan mengatakan
sebagaimana apa yang di katakan oleh
bapak Munir itu? Di masa spt ini kok baru ada orang yang mengatakan adzan yg
benar adalah tanpa asyhadu anna aliyan
waliyullah. Mengapa ulama – ulama yg dulu kok diam sj,
Mirip juga dengan orang kristen yang menyatakan
bahwa Yesus bukan Tuhan dan bukan anaknya, maka
dengan cepat akan diprotes oleh seluruh pendeta kristen seluruh dunia. Mereka
takkan tinggal diam . Mereka akan menyesatkan pd orang yang meluruskan itu.Pada
hal, hakikatnya pendapat pendeta – pendeta itulah yang sesat dan orang tadi adalah benar.
وَمَا
سَمِعْنَا بِهَذَا فِي ءَابَائِنَا الْأَوَّلِينَ
Dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini
pada nenek moyang kami dahulu". Al qashas 36.Karena itu, jangan ikut perkataan orang kafir dulu atau sekarang tapi ikutilah perkataan orang mukmin yaitu sami`na wa atho`na kepada dalil dari Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ada atau tidak ada ulama yang berfatwa itu bukan persoalan . Yang penting itu dalil.
Lalu bpk Munir mengatakan lagi:
Knp ko
menggunakan lampu itu (dihukumi bid'ah dholalah..?), yang berarti klw seseorang
tdk menggunakan lampu itu maka (ia) mendapatkan pahala yang besar..?
Komentarku ( Mahrus ali ):Apakah memakai lampu di masjid itu boleh dikatakan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu yang tidak memakainya dikatakan bid` ah. Kalau sedemikian ini jelas salah total bukan benar sebagian dan salah sebagian. Ia pendapat yg terbalik.
Jadi ketika kita menjalankan shalat di masjid tanpa lampu itulah yg mengikuti tuntunan. Bila memakainya termasuk bid`ah dholalah dan tiada dholalah hasanah .
Bapak Munir menyatakan lagi:
Saya hanya minta agar dimunculkan pendapat salaf, atau minimal penjelasan - penjelasan dari Al A'immah (para ahlul 'ilm) dimasa lampau..
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kan di muka sudah di tulis pendapat Imam Dzahabi, bc lagi.
Bapak Munir menyatakan lagi:
Krn jika hanya mengangkat dalil ini dan itu sebagai hujjah utk membid'ah dholalah kan masalah ini, saya khawatir aja klw (istidlal) dg hujjah yg dimunculkan tdk terarah dg benar (tdk tepat sasaran)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ini bentuk pelecehan dalil dan menjunjung pendapat ulama. Ini keyakinan yang harus dilenyapkan, bukan dibiarkan bertengger di pikiran dan hati kita. Kita jangan tergolong ayat sbb:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ
وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ(31)
Mereka menjadikan orang-orang
alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka
mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha
Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Tobat 31
Imam Syafii menyatakan:
لَا
تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا.
Dalam masalah agama,jangan ikut orang, sebab mereka mungkin juga salah. Anda menyatakan:
saya khawatir aja klw (istidlal) dg hujjah yg dimunculkan tdk terarah dg benar (tdk tepat sasaran)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Terus apakah memakai lampu waktu shalat itu sudah benar pemahaman hujjahnya dan anda tidak hawatir dengannya? Tunjukkan dalilnya :
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". Namel 64
Di ayat lain, Allah menyatakan:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Shoffat.
Aneh dikasih dalil, malah hawatir keliru, dikasih pendapat ulama , malah yakin benar. Bagaimana bila pendapat itu ternyata salah. Akhirnya anda menyakini kebenaran suatu kesalahan
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan