Selasa, Mei 03, 2011

PANJI GUMILANG PEMIMPIN TERTINGGI NII


Pemimpin tertinggi atau presiden dalam Negara Islam Indonesia (NII) disebut sebagai khalifah atau Imam. Saat ini khalifah NII dipegang oleh Panji Gumilang, pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Demikian disampaikan mantan anggota NII Bachtiar.
“Semua anggota (NII) tahu, pemimpin NII gadungan ini pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang atau Abdussalam atau Syamsul Alam,” ujar Bachtiar Rivai.
Meski mengatasnamakan Islam, menurut Bachtiar, NII justru tidak menjalankan ajaran Islam dengan benar. Bahkan, para pengikutnya diminta mengumpulkan sejumlah dana dengan cara apa pun berdalih sedekah.
“Pengumpulan dana menggunakan cara apa pun, bahkan meski bertentangan dengan Syariat Islam, seperti mencuri atau menipu,” ujar Bachtiar yang juga pernah menjabat sebagai Camat di NII.

Jadi konsekuensinya, kata Bachtiar, anggota NII harus membiayai aparat negaranya dengan cara apa pun. Sebab Selain presiden, NII juga memiliki sejumlah kementerian, gubernur, bupati, camat, lurah, hingga ketua RW dan ketua RT yang harus digaji

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Cara  dana seperti itu jelas haram , sebab dana itu di ambil dengan cara berdusta  yang di larang dalam Islam . Allah menyatakan :
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. ( Annakhel 105 ).
أَلِيمٌ قُلْنَا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْ خَابُوا وَخَسِرُوا فَقَالَ الْمَنَّانُ وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
  Tiga orang , Allah tidak melihat kepada mereka  di hari kiamat , dan tidak mengampun dosanya . Mereka mendapat siksaan yang amat pedih . Kami berkata :” Siapakah mereka  wahai Rasulullah ! Sungguh mereka sia – sia dan rugi . Rasulullah SAW  bersabda : “Orang yang suka mengungkit – ungkit pemberian , orang yang menurunkan kainnya  hingga di bawah mata kaki dan orang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu [1]

PP Al zaitun 





[1] Muttafaq alaih . 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan