Minggu, Juni 14, 2015

Jawabanku untuk Roy Anwar Ardha Topan Dodi ElHasyimi






Roy Anwar menulis :
Kencingi sumur zam-zam, niscaya engkau kan terkenal.
Fenomena Syaadz alias Orang Awwam Berlagak Pakar

 
  Ardha Topan Mas abu khanza..pak yai MA mengadakan fatwa baru haramnya jamaah pakai lampu...sampeyan di blok to sama mbah mahrus??

  Ardha Topan Mas Ferdi Ansa doi kan pernah ditanya..kalau okan teri nyembelihnya pakai silet ??
4 jam · Suka · 1
 
  Dodi ElHasyimi Pak Yai Mahrus Ali itu WAHABI SALAFI yachhh Mas Ardha Topan ???
 
  Ardha Topan Pak Mahrus Ali Aswaja dzahiri mbah
 
  Roy Anwar Ciri Komunitas dan Ciri Individu harus clear dulu baru bisa diklaim bahwa orang tsb adalah Eksponen Komunitas tsb
 
  Ardha Topan Aku malah curiga ada invicible hand dibalik beliau..yai MA hanya sbg Maskot doank..peran dia hanya sebagai Mandarin dalam film ironman3
 
Dodi ElHasyimi Dulu Wahabi mania (pasca menerbitkan buku mantan kyai NU) sangat menyanjung sang kyai... Tapi sekarang udah pada berlepas diri ma beliau..... Kacian sekaliiiiii

Komentarku ( Mahrus ali ):
Maaf , sy sebetulnya menganggap orang – orang yang saya sebut di bawah ini:
Roy Anwar
,, sebagai orang berilmu, tahu – tahu di suguhi artikel yang sifatnya ilmiyah, malah di tanggapi dengan kebodohan. Ilmunya lenyap tinggal kebodohannya yang bersarang di dadanya . Akalnya hilang tinggal emosinya yang di kedepankan untuk membahas atau menilai masalah ilmiyah. Ini yang mengacaukan umat, kasihan sekali.
Mestinya masalah ilmiyah  itu harus di jawab dengan ilmu, bukan kebodohan, dengan pikiran yang waras, bukan pikiran yang sakit, dengan manhaj thalibul ilmi bukan  dengan   cara orang jalanan.
Apa yang saya sampaikan tentang tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  dalam berjamaah tanpa lampu, jadi  kondisi gelap dengan refrensi hadis dan kitab – kitab yang saya  ajukan. Saya menginginkan masalah ini mendapat respon positif , di tanggapi dengan  dalil. Tahu – tahu respon negatif , layaknya orang yang tdk kenal dengan hadis.
Memang sejak dulu bila tuntunan yang asli di sampaikan selalu mendapat tantangan  dati kalangan masarakatnya, bukan di tanggapi  dengan baik. Saya ingat:
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالْأَحْزَابُ مِن بَعْدِهِمْ ۖ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ ۖ وَجَادَلُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ فَأَخَذْتُهُمْ ۖ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku? Ghafir 5.
Setiap ajaran tuntunan di sampaikan mesti banyak dibantah, tapi bila ajaran kebid`ahan maka banyak mereka yang mau menerima dan enjoi sj.
Bila tdk demikian, maka al Quran atau ayat tsb akan salah dan benarlah setan.
  Saya  bukan Rasul, tapi apa yang saya ketengahkan adalah tuntunan asli Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukan pendapat saya, tapi murni hadis dan kisah jamaahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dg para  sahabatnya.
Roy Anwar menulis :
Kencingi sumur zam-zam, niscaya engkau kan terkenal.
Fenomena Syaadz alias Orang Awwam Berlagak Pakar
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya sampaikan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para  sahabatnya di anggap saya  spt mengencingi air zamzam . Astaghfirullah . Sampai  segitu, dia tidak mau dengan tuntunan yang asli, maunya tuntunan yang sudah di kelola oleh hawa nafsu  sarjana lokal . Artinya tuntunan yang  oplosan.
Ini sama dengan melecehkan tuntunan, bukan menghurmatinya . Sama dengan melecehkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukan menjunjungnya. Bahaya sekali sikap sedemikian. Saya ingatkan sebelum mati  datang  padamu. Sy ingat ayat:
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang selalu mereka perolok-olokkan. Anbiya` . 41.

Tapi bila yang saya sampaikan ini sama dengan ajaran lingkungan, maka akan diam sj. Sy ingat ayat:

فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. Ghafir 83.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ajaran para Rasul di tolak, di ledek, dan masarakat  merasa ajaran  mereka sudah final, tidak boleh di robah, dan yang merobahnya ke ajaran Rasul  yang asli harus  di hujani dengan berbagai macam hinaan . Ahirnya  azab  Allah menimpa kepada masarakat  yang sedemikian  itu.
Karena itu, dalil harus  kita dulukan, bukan pendapat manusia, ulama  atau orang awam. Disaat kita mendengar ajaran baru, kita harus melihat dalilnya. Bila  tepat dan sahih, kita harus berani meninggalkan ajaran lama yang tidak berdalil. Bila kita masih kokoh dengan ajaran yang tidak berdalil, maka seperti saya  dulu bila begitu saya akan masih menjadi tokoh ahli bid`ah.

Roy anwar menulis : Fenomena Syaadz alias Orang Awwam Berlagak Pakar
Komentarku ( Mahrus ali ):
 Shalat tanpa lampu itu syadz , astaghfirullah, pada hal hadisnya jelas.
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَتَاهُ سَائِلٌ يَسْأَلُهُ عَنْ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ شَيْئًا قَالَ فَأَقَامَ الْفَجْرَ حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ وَالنَّاسُ لَا يَكَادُ يَعْرِفُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا (مسلم: 614) وفي رواية: حِينَ كَانَ الرَّجُلُ لَا يَعْرِفُ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَوْ أَنَّ الرَّجُلَ لَا يَعْرِفُ مَنْ إِلَى جَنْبِهِ (أبو داود: 395)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari: bahwa Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah di datangi orang yang menanyakan waktu-waktu sholat, dan beliau tidak menjawabnya. Namun beliau kemudian mendirikan sholat shubuh, ketika muncul fajar. Ketika itu hampir saja mereka tidak mengenali satu sama lain. (HR. Muslim: 614) dalam riwayat lain redaksinya: “Ketika itu seseorang tidak mengenali raut wajah temannya”. Atau dengan redaksi: “Sungguh saat itu seseorang tidak mengenali siapa yang disampingnya”. (HR. Abu Dawud: 395, dishohihkan oleh Albani)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila saat itu, masjid  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terang benderang dengan lampu seperti sekarang ini, maka  sudah tentu para sahabat akan mengenali siapakah di sampingnya.
 Hadis  itu menunjukkan bahwa masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat itu tidak memakai  lampu.
عن أبي برزة: وَكَانَ يُصَلِّي الصُّبْحَ وَمَا يَعْرِفُ أَحَدُنَا جَلِيسَهُ الَّذِي كَانَ يَعْرِفُهُ (أبو داود: 398)
Abu Barzah mengatakan: beliau -shollallohu alaihi wasallam- dulu sholat shubuh, sedang salah seorang dari kita tidak mengenali teman duduknya yang telah ia kenal sebelumnya. (HR. Abu Dawud: 398, dishohihkan oleh Albani)
Dalam  kitab Subulus salam 108/1 ada keterangan sbb:


·       سبل السلام (1/ 108)
لأنه كان مسجده صلى الله عليه وسلم ليس فيه مصابيح
…………., sebab masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiada lampu – lampunya.
Tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dianggap syadz. Ada hadisnya yang sahih, dan jumlahnya banyak masih dikatakan syadz. Jangan berdusta,kasihan umat ini yang di sesatkan>Berkatalah yang jujur. Ingatlah firmanNYa:
] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً [  
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Q.S
Roy anwar menulis : Fenomena Syaadz alias Orang Awwam Berlagak Pakar
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau sy di anggap awam silahkan, tapi apa yang saya sampaikan ini hendaklah di jawab dengan ilmu. Mana kebodohan saya bila anda bisa menjumpainya. Bila tidak menjumpanya, maka anda termasuk pendusta, nauudzu billah.
Untuk apa pendapat pakar ternyata menyelisihi  dengan hadis  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau ayat Quran. Kita  tidak usah meremehkan pendapat orang, jangan – jangan kita salah dan dia benar. Tidak usah memandang siapakah yang berkata, tapi lihat perkataannya. Sy ingat orang kafir yang menolak ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana  dikisahkan  dlm al Quran:
وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْءانُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
Dan mereka berkata: "Mengapa Al Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?[1]



  Ardha Topan menulis :  Mas Ferdi Ansa doi kan pernah ditanya..kalau okan teri nyembelihnya pakai silet ??

Komentarku ( Mahrus ali ):
Kan sudh sy katakan : Jangan ikan makan teri karena anda akan makan dengan tahinya dan tahi itu najis.


Dodi ElHasyimi menulis : Dulu Wahabi mania (pasca menerbitkan buku mantan kyai NU) sangat menyanjung sang kyai... Tapi sekarang udah pada berlepas diri ma beliau..... Kacian sekaliiiiii
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya  ini tidak perduli di tinggalkan orang atau di gandrungi mereka. Bagi saya , hidup ini adalah perjuangan untuk menegakkan sariat Allah, bukan ajaran pendapat ulama, guru,golongan, tradisi leluhur yang hina bukan tradisi leluhur yang mulia yaitu para sahabat.
Al hamdulillah , pertolongan Allah hebat untuk hambaNya yang mau membela agamaNya. Buku saya malah laris dan banyak orang yang memesan satu sett bahkan seluruh tulisan saya yang belum terbit maupun yang sdh terbit. Bahkan cd pengajian sy juga begitu.laris manis  Sy ingat firmannya:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),[2]



[1] Azzukhruf 31
[2] Ghofir 51
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan