Habib Hasan: Mudah-mudahan Orang yang Memfitnah Diberi Hidayah
Sabrina Asril | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Senin, 12 Maret 2012 | 22:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Habib Hasan bin Ja'far Assegaf, pemimpin Majelis Taklim Nurul Musthofa, akhirnya memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Subdirektorat Umum Polda Metro Jaya, Senin (12/3/2012) siang tadi. Habib Hasan datang ke Polda Metro Jaya didampingi tiga kuasa hukumnya.
Ia diperiksa terkait laporan dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap 11 orang pengikutnya yang semuanya adalah laki-laki. Setelah menjalani pemeriksaan selama sekitar enam jam, Habib muda ini pun melenggang keluar gedung Subdit Umum Polda Metro Jaya dengan tenang.
Kepada para wartawan, Habib Hasan mengaku pasrah dengan proses penegakan hukum yang saat ini dijalaninya. Ia pun menyatakan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya adalah fitnah.
"Bagi kami, selesaikan dan serahkan kepada pihak yang berwajib dan kepada semua orang yang memfitnah kami dengan ucapan mudah-mudahan diberikan oleh Allah SWT hidayah dan taufik untuk mereka semua," ungkap Habib Hasan, Senin siang, seusai pemeriksaan.
Lebih lanjut, Habib Hasan mengatakan bahwa dirinya hanya ditanya penyidik soal hubungannya dengan 11 korban yang melapor. "Ditanya kenal nama-nama itu atau tidak. Itu saja," ucapnya singkat.
Kuasa hukum Habib Hasan, Hadi Sukrisno, mengatakan, status Habib Hasan dalam pemeriksaan kali ini adalah sebagai saksi. Dalam pemeriksaan itu, Hadi membenarkan bahwa sang Habib ditanyakan soal kedekatannya dengan 11 orang jemaah yang melapor ke polisi.
Berdasarkan keterangan Habib Hasan, lanjut Hadi, Habib mengakui dirinya memang mengenal pelapor, tetapi tidak semuanya karena ada ribuan jemaah dari majelis taklim yang dipimpinnya.
Diberitakan sebelumnya, Habib Hasan dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pelecehan seksual terhadap para pengikutnya. Pelecehan terjadi pada tahun 2006-2011. Beberapa orang bahkan masih di bawah umur saat pelecehan itu terjadi.
Habib Hasan dilaporkan melakukan pelecehan dengan modus terapi kesehatan untuk melakukan suatu aktivitas seksual. Polisi sudah memiliki sejumlah barang bukti seperti percakapan di Facebook dan pesan singkat.
Komentar:
- Ya, bisa saja fitnah. Dengan menggunakan anak-anak itulah makanya bisa membuat orang yakin. Dengan diiming-imingi uang serta hadiah plus restu orang tua kenapa anak-anak tidak bisa dibuat berbicara sesuai pesanan. Bintang fillm saja banyak kok yang anak-anak.
Rabu, 14 Maret 2012 | 11:22 WIB
Saya netral saja. Para komentator yg lain silakan memilih berprasangka baik atau buruk. Namun pada dasarnya, yg namanya tuduhan itu ada 2 kemungkinan, benar adanya atau fitnah.
Selasa, 13 Maret 2012 | 00:07 WIB
Jika org membeberkan kejelekan/kesalahan org lain, itu bukan fitnah. Hampir 99% org, jika dibeberkan kejelekannya, dia selalu merespon dng kata : "org lain telah memfitnah saya". Jadi jangan mudah tertipu oleh taktik pak Habib tsb.
Selasa, 13 Maret 2012 | 00:03 WIB
Kalo kena sodomi...wah pada melar semua kasihan, kalo maling mengaku penjara akan penuh, rekayasa tidak mungkin melibatkan anak karena sifat anak-anak polos....
Senin, 12 Maret 2012 | 22:53 WIB
Kata fitnah itu paling sering digunakan oleh para koruptor/bajingan. Jika dia bersalah, kan akhirnya dia pasti dihukum. Tapi kalau dia bisa mempengaruhi opini publik/jaksa/hakim unt membela dia, maka dia akan terlepas dari hukuman. Jadi rumus unt semua org yg bersalah: HARUS mengatakan fitnah pd pihak yg melawannya. Ngak ada ruginya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Memang masalah tsb sulit sekali di tentukan dan polisi yang punya keahlian untuk menentukan siapakah yang dusta dalam hal ini, apakah Habib Hasan atau para korban pelecehan itu. Dan buktilah yang nantinya di buat hujjah yang kokoh, baik dari pembicaraan via telpon atau sms.Seluruhnya kan sudah ada rekamannya di telkom. Tinggal ambil saja rekaman itu. Kalau sudah ada bukti, maka kedua belah pihak tidak bisa menyelisihinya. Inilah yang di katakan tabayyun dlm al Quran. Al Hujurat 6.
Artikel Terkait
Bagaimana dengan nu.or.id yang membuat berita Antisipasi Ajaran Salafi Wahabi, Pak? Tertanggal 14 Maret 2012 itu posting di situsnya.
BalasHapusObjektif saja, saya sudah cek dan copas isi dari info halaman Facebook milik Habib Hasan yang dituduh terlibat kasus pelecehan seksual tersebut, sbb:
BalasHapusCari
Beranda Profil Cari Teman Pesan
Habib Hasan Bin Jafar Assegaf
Tokoh Masyarakat
39.537 menyukai ini Suka
Dinding · Info · Foto
Informasi Umum
Lokasi: Jl. RM. Kahfi I GG. Manggis RT.01/01 No. 9A Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630, Indonesia. Jagakarasa 12630
Tanggal Lahir: 1 Januari 1977
Info Terperinci
Informasi Pribadi: Al-Habib Hasan Bin Ja`far Bin Umar Bin Ja`far Bin Syeckh Bin Segaf Bin Ahmad Bin Abdullah Bin Alwi Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Abdurrahman Bin Ahmad Bin Abdurahman Bin Alwi Bin Ahmad Bin Alwi Bin Syeckh
Abdurrahman Segaf Bin Muhammad Maula Dawilaih Bin Ali Bin Alwi Guyur Bin (Al-Faqihil Muqaddam) Muhamad Bin Ali Bin Muhammad Shohibul Marboth Bin Ali Gholi Ghosam Bin Alwi Bin Muhammad Bin Alwi Bin Ubaidillah Bin Ahmad Al-Muhajir Bin Isa Bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Sodiq Bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zaenal Abidin Bin Al-Imam Husein Assibit Bin Imam Ali KWH Bin Fatimah Al-Batul Binti Nabi Muhammad SAW.
Segera cek di: http://m.facebook.com/profile.php?id=258666351159&v=info&expand=1&refid=17
================================
Dengan memperhatikan beberapa teks akan tampak beberapa kerancuan penulis dalam tulisannya, diantaranya adalah:
- Dobel Kode Pos pada alamat
- Penulisan kata, "Syeckh"
- Penulisan pada rincian dari "Informasi Pribadi" di atas tertulis di akhir tulisan, sbb;
"Al-Imam Husein Assibit Bin Imam Ali KWH Bin Fatimah Al-Batul Binti Nabi Muhammad SAW."
Kesimpulannya adalah bahwa pembuat halaman Habib Hasan itu bukan Sang Habib sendiri, tapi orang yang tidak bertanggungjawab yang "mengoleksi" informasi tentang si Habib tapi tidak memahami istilah-istilah dalam Islam seperti apa itu arti dari "Bin" atau "ibnu". Tampak si penulis menulis:
"Imam Ali KWH bin Fatimah"
yang artinya adalah Ali KWH anak laki-laki dari Fatimah binti Muhammad s.a.w.
Tidak mungkin sang Habib Hasan menulis seperti itu, apakah dia tidak tahu anak siapa dan suami siapa Ali bin Abi Thalib?
Ini memberikan kesan bahwa sang penulis sangat tidak pintar, lucu dan maksa. Dengan demikian, pembuat halaman itu menurut saya adalah pembual.
Sedangkan jika dilihat dari sisi lain yang selalu memberi gelar kepada Ali r.a, dan Husain bin Ali r.a dengan gelar "Imam" adalah kaum Syiah.
Wallahu'alam
Untuk Ade Malsasa Akbar, tolong di tulis URLnya, biar mudah mencarinya.
BalasHapus