Senin, Maret 19, 2012

Masjid Tertua di Kanada Mirip Gereja





Jumat, 14 Januari 2011 16:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Para pengunjung taman sejarah di Edmonton, Kanada kerap terhenti ketika berada di depan sebuah bangunan kecil yang bertumpuk bata merah, seraya menanyakan identitas dari bangun tersebut. Berbentuk empat persegi panjang dan sempit serta kubahnya berbentuk bawang, seperti menyiratkan bahwa kemungkinan masjid itu adalah gereja Ortodoks timur.

Sedangkan menara menjulang dari kedua sisi yang mengapit pintu masuk depan dan bulan sabit di atas kubah tersebut seakan mengkhianati akar Timur Tengah. Namun, di dalam bangunan tersebut, tidak terlihat bangku yang berjajar rapih, melainkan hanya ruang kosong yang dialaskan karpet yang diperkirakan berusia 70 tahun, yang terlihat pudar dan usang serta tipis. Itu adalah Al-Rasyid, masjid tertua di Kanada.

Bangunan tersebut dibangun sekitar 1938. Bangunan itu dipindahkan ke Fort Edmonton Park, yang didirikan untuk melestarikan dan merayakan sejarah dan warisan kota Edmonton. Hal itu dilakukan setelah kontroversi tentang surat kepercayaan untuk tempat di antara monumen bersejarah.

Belakangan bangungan tersebut menimbulkan masalah karena berusia muda, sehingga kontras dengan bangunan tua lainnya, tetapi mengingat desain arsitektur yang unik dan penting dalam sejarah agama di Kanada, maka kehadiran bangunan tersebut masih berdiri hingga saat ini.

Masjid tersebut yang jika dilihat dari luar seperti gereja-gereja yang ada di kota-kota Kanada. Awalnya, sebelum difungsikan menjadi masjid, bangunan tersebut adalah gereja, hingga akhirnya dibeli oleh muslim setempat dan direnovasi menjadi masjid.

Masjid Jami Toronto, misalnya, digunakan untuk menjadi sebuah gereja Presbyterian. Tidak seperti bangunan-bangunan gereja lainnya yang direnovasi agar terlihat seperti masjid. Namun, bagaimanapun, Al-Rasyid adalah satu-satunya masjid yang struktur awalnya dibangun yang menyerupai gereja.

Desain tempat ibadah tidak lain merupakan ekspresi publik terhadap identitas dan visi orang-orang yang membangunnya. Sebagian besar masjid di Kanada adalah khas Timur Tengah dan arsitektur Asia Selatan, yang mencerminkan daerah asal mayoritas besar Muslim Kanada.

Namun Al-Rasyid adalah unik. Hal ini menyatu dengan lanskap lokal seperti pembangun yang merayakan kesamaan dengan masyarakat arus utama saat mengakui perbedaan.

Di dalam jamaah masjid, laki-laki dan perempuan berbagi ruang yang sama. Semua orang menyembah di aula utama, dengan wanita berdiri di belakang laki-laki, hanya dipisahkan oleh jarak antara mereka. Gender tidak menentukan siapa yang dapat memasuki rumah Allah dari pintu depan.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Al Arabiya/CGNews

Komentarku ( Mahrus ali ):

      Islam punya tuntunan agar pendirian masjid tidak mirip dengan pembangunan Gereja, Kuil, Kelenteng dll. Non muslim dalam mendirikan tempat peribadatan mereka punya ciri tersendiri yang harus berbeda dengan ciri pembangunan masjid Islam. Hal ini agar ada perbedaan yang mencolok antara masjid dan lainnya. Andaikan seluruh masjid di Indonesia mirip dengan Gereja, maka orang asing yang datang ke Indonesia akan mengatakan, bahwa agama rakyat Indonesia didominasi oleh Kristen bukan Islam. Jadi sedikit atau banyaknya tempat Ibadah Islam akan berpengaruh kepada penilaian orang. Inilah rahasia hadis:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ *
“ Barang siapa menyerupai mereka  termasuk golongan mereka ,”kata  Rasul[1]

Juga ada hadis sbb :
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Sungguh kamu sekalian akan mengikuti  prilaku bangsa sebelummu  sejengkal demi sejengkal, selengan demi selengan  hingga mereka masuk ke lobang biawak, kamu akan mengikutinya . Kami berkata : “  Wahai   Rasulullah  !  Yahudi dan Nasrani ?  Rasul  menjawab : “ Siapa lagi “. [2]
Bila kita di larang mengikuti budaya Yahudi dan Nasrani , apakah kita ini diperkenankan mengikuti budaya Budha dan konghucu ? Jelas haramnya .

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ, وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا. فَقَالَ : مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ,فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ ))
 “ Rasulullah SAW  datang ke Medinah dan mereka mempunyai dua hari untuk bermain. Rasul bersabda ; “ Dua hari apakah ini ? “. Mereka menjawab : “ Kita bermain – main dalam dua hari tersebut di masa jahiliyah “. Rasul bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik  yaitu hari Idul adha dan Idul fitri”.kata Anas bin Malik[3]


[1] HR Abu dawud/Libas/4031.
[2]  Muttafaq  alaih
[3] HR Abu dawud /Salat/1134. Nasai /Shalat Id /1556. Ahmad / Baqi musnad muksirin/11595,12416.Al Hakim dalam kitab Al mustadrak  294/1,434/1.Beliau menyatakan sahih menggunakan perawi Bukhori Muslim tapi mereka berdua tidak meriwayatkan dalam kitab sahihnya. Lihat pula  Al Bahrur ra`iq 170/2 , Hasyiyatut thohthowi ala maraqil falah 343/1

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan