By: Nandang Burhanudin
*****
Kementiran Dalam Negeri Mesir saat ini tengah mengadakan rapat darurat untuk memecah demonstran proMoursi. Mendagri, Ibrahim Fajar mengusulkan untuk mengirimkan pesawat dan helikopter militer Ashar waktu Mesir, untuk memotret view lapangan terutama akses masuk dan keluar Rab'ah.
Unit-unit keamanan ditarik dari area demonstran, untuk kemudian pesawat-pesawat militer yang ditumpangi satuan khusus melemparkan gas beracun atau gas yang dapat membuat lemas, pingsan, hingga demonstran tak memiliki kemampuan untuk melawan. Penggunaan gas ini sebenarnya dilarang keras konvensi internasional.
Di sisi lain, sumber-sumber teknis pendukung kudeta mengabarkan bahwa sutradara Khalid Yousuf akan membuat filem "huru-hara" antara demonstran yang aslinya adalah polisi berpakaian sipil dengan polisi yang resmi berpakian dinas. Dalam adegan tersebut digambarkan, keberingasan demonstran yang menembaki polisi.
Filem tersebut akan direkam kemudian diputar saat kepolisian membubarkan paksa demonstran, dengan gaz.
Perlu diketahui, Khalid Yousuf adalah sutradara dan pembuat yang Jumat Furqan membuat rekaman demonstran di Tahrir Square dengan jumlah jutaan berikut pesawat-pesawat militer yang mendukung prokudeta. Rekaman ini kemudian disebarluaskan oleh TV-TV prokudeta, sehingga terjadi perbedaan liputan TV-TV internasional.
Sementara itu, koordinator demonstran di Rab'ah selalu kreatif membuat terobosan-terobosan. Salah satu kreatifitas itu adalah, mobilisasi massa untuk membuat alat sederhana yang dapat menghindarkan demonstran dari pengaruh serbuan gas air mata yang dilemparkan polisi-militer. Alat tersebut dibuat dari tali elastis-bekas botol air kemasan-dan bekas cup air minum. Hasilnya nampak seperti pada gambar.
Kini, seandainya usulan kemendagri untuk menggunakan gas beracun dalam rangka membubarkan demonstran disetujuai junta militer As-Sisi, kita doakan saja, semoga ada ide-ide cerdas lainnya hingga korban nyawa tidak berjatuhan kembali.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan