Banan Sabtu, 24 Syawwal 1434
H / 31 Agustus 2013 10:30
Rusia perintahkan serangan
besar terhadap Arab Saudi jika Barat serang Suriah
MOSKOW (Arrahmah.com) - Sebuah
memorandum tindakan mendesak yang dikeluarkan pada Selasa (27/8/2013) dari
kantor Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk Angkatan Bersenjata Federasi Rusia
memerintahkan “serangan militer besar-besaran” terhadap Arab Saudi jika Barat
menyerang Suriah, lansir EU Times.
Menurut sumber Kremlin yang
familiar dengan “perintah perang” luar biasa ini, Putin menjadi “marah” setelah
pertemuannya dengan Pangeran Arab Saudi Bandar bin Sultan pada awal Agustus ini
yang menyatakan bahwa jika Rusia tidak menerima kekalahan Suriah, Arab Saudi
memperingatkan akan adanya kekacauan selama Olimpiade Musim Dingin yang
dijadwalkan akan diselenggarakan pada 7-23 Februari 2014 mendatang di Sochi, Rusia.
Sementara koran Lebanon As- Safir
melaporkan ancaman “luar biasa” terhadap Rusia ini dengan menyatakan bahwa
Pangeran Bandar berjanji untuk menjaga pangkalan angkatan laut Rusia di Suriah
jika rezim Assad digulingkan, tetapi dia juga mengisyaratkan peringatan
terhadap Rusia pada Olimpiade Musim Dingin di Sochi jika tidak ada kesepakatan.
Sedangkan layanan The
Telegraph News London lebih lanjut melaporkan pada Selasa (27/8), bahwa Arab
Saudi telah diam-diam menawarkan sebuah kesepakatan kepada Rusia untuk
mengendalikan pasar minyak global dan menjaga kontrak gas Rusia jika Kremlin
menarik diri dari rezim Assad di Suriah. Putin menjawab tawaran itu dengan
mengklaim, “Sikap kami pada Assad tidak akan pernah berubah. Kami percaya bahwa
rezim Suriah adalah pembicara terbaik atas nama rakyat Suriah.”
Bandar_Putin
Pengeran Bandar bin Sultan
dan Putin
Sementara itu, pada Senin (28/1)
EU Times telah melaporkan bahwa Layanan Keamanan Federal (FSB) menyatakan
keabsahan dirilisnya email-email perusahaan pertahanan (yang berbasis di
Inggris) yang di-hack. Britam Defence “Pertahanan Britam” adalah salah satu angkatan
tentara bayaran swasta terbesar di dunia. Britam Defence memperingatkan bahwa
rezim Obama sedang mempersiapkan untuk melepaskan serangkaian serangan terhadap
Suriah dalam sebuah langkah yang pakar intelijen Rusia peringatkan bisa sangat
memicu Perang Dunia III.
Bagaimanapun, saat ini, dengan
peristiwa yang di luar kendali di Suriah dan laporan layanan berita independen
London yang menyatakan bahwa Pangeran Bandar “mendorong perang”, juru bicara
kementerian luar negeri Rusia, Alexander Lukashevich, lebih lanjut
memperingatkan Barat dengan klaim, “Upaya untuk mengabaikan Dewan Keamanan, sekali
lagi untuk membuat alasan palsu tanpa dasar untuk sebuah intervensi militer di
wilayah ini penuh dengan penderitaan baru di Suriah dan merupakan konsekuensi
bencana bagi negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara.”
Rezim Suriah sendiri
memperingatkan bahwa jika Barat menyerang Suriah maka akan ada “chaos global”, sementara
masyarakat Barat belum mengetahui tentang pernyataan bahwa pada tanggal 17 Mei 2013
lalu Putin memerintahkan pasukan militer Rusia untuk “segera mengubah status
operasional perang lokal mereka dan akan “siap sepenuhnya” untuk memperluas
status ke Perang Skala Besar di mana AS atau Uni Eropa terlibat dalam perang
Suriah.
Namun demikian, AS telah
resmi mengklaim bahwa mereka tidak ingin menggulingkan Bashar Assad melainkan
hanya berniat untuk “mengirim pesan yang jelas baginya”. Maka, dapat dikatakan
bahwa rencana serangan AS bukan untuk menjatuhkan Assad dan Rezim Nushairiyah
yang selama 40 tahun terakhir telah menjadi anjing penjaga keamanan “Israel”
dari serangan Mujahidin Islam. Dengan kata lain, rencana serangan AS terhadap
Suriah kemungkinan akan menargetkan Mujahidin Islam yang diprediksi akan
berkuasa setelah Assad tumbang.
Sementara itu, terlepas dari
rencana serangan AS terhadap Suriah, Mujahidin terus melancarkan operasi-operasi
jihad mereka di Damaskus dan pinggiran Damaskus sebagai pembalasan atas
serangan senjata kimia teroris dan pengecut Rezim Nushairiyah terhadap Kaum Muslimin di distrik Ghautah
Timur, provinsi pinggiran Damaskus pada Rabu (21/8) dini hari, di mana lebih
dari 1700 warga sipil Muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri akibat
gas beracun yang terkandung dalam senjata kimia tersebut. (banan/muhibalmajdi/arrahmah.com)
Artikel Terkait
Bismillah. Assalamu'alaikum.
BalasHapusAfwan, bukannya situs arrahmah.com itu bermanhaj khawarij? Mengapa mengambil berita dari situ itu?
Situs rahmah bukan khawarij karena menjelaskan perjuangan Islam, ber amar ma`ruf > Mereka khawarij bila menentang pemerintah Islam bukan pemerintahan sekuler seperti Indonesia dan banyak negara lain.Mereka yang pro thaghut dan taat pada rezim sekuler adalah teman - teman setan
BalasHapus