Jum’at ini Majelis Ulama Syari’ah Al Azhar Asy syarif mengeluarkan pernyataan bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin telah keluar dari Islam dan “Jalan yang Lurus”, karena itu mereka memandang bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin telah murtad dari Islam.
Kantor berita CNN melaporkan pernyataan Syekh Ahmad Karimah yang juga merupakan Dosen Perbandingan Madzhab Universitas Al Azhar bahwa, “Perbaikan atas semua fasilitas-fasilitas yang rusak wajib diambil dari anggaran yang dimiliki jamaah Ikhwanul Muslimin dan pengikut-pengikutnya.”
Karimah mendasarkan pendapatnya itu pada hadis Rasulullah yang menyatakan, “Bukan golongan kami orang-orang yang membawakan (melawan) kami dengan senjata.”
Dengan demikian, menurut dilalah (pendalilan) hadits tersebut maka sesunggunya mereka “telah keluar dari Islam” tidak lagi disebut Khawarij tapi telah Murtad.
Masih menurut Karimah bahwa hadits tersebut shahih, bahwa Rasulullah melarang menggunakan senjata, bahkan mengisyaratkn senjata saja dilarang.
Syaikh Ahmad Karimah adalah ulama yang kontroversial, ia pernah mengatakan bahwa Syiah adalah Islam dan artis Mesir Ilham Syahin adalah wanita suci, mulia, dan terhormat.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Riwayat #1
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلَاحَ فَلَيْسَ مِنَّا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلَاحَ فَلَيْسَ مِنَّا
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi
shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membawa pedang untuk
menyerang kami, maka dia bukan dari golongan kami.”
Riwayat #2
عَنْ إِيَاسِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَلَّ عَلَيْنَا
السَّيْفَ فَلَيْسَ مِنَّا
dari Iyas bin Salamah dari bapaknya
dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa menghunuskan pedang untuk
menyerang kami, maka dia bukan dari golongan kami.”
Komentarku ( Mahrus ali):
Hadis tsb di arahkan kepada Ihwanul
muslimin yang ingin menerapkan hukum al Quran dan meruntuhkan hukum penjajah yang selama ini digunakan di
Mesir, lalu Ihwanul muslimin di katakan murtad, dan junta militer yang membawa
pedang dan senjata untuk membunuhi mujahidin dari Ihwanul muslim dikatakan
muslimin adalah sangat tendensius, perlu dikaji ulang dan emosional sekali
bukan rasional. Ia bertentangan dengan ayat:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا
فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ
وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa yang membunuh
seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab
yang besar baginya. Nisa` 93
Juga ada hadis sbb:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ
مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ
الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Hindarilah
tujuh perkara yang merusak.Mereka berkata: Wahai Rasulullah ! apakah itu?
Rasul bersabda:" Syirik kepada Allah, sihir, membunuh orang tanpa
hak, makan riba. makan harta yatim, lari di hari peperangan, menuduh wanita –
wanita muhshon mukminah yang baik.
Muttafaq alaih .
Ayat tsb menyatakan bahwa orang – orang yang
membunuh kaum muslimin diancam Jahannam , dilaknat dan di benci Allah. Lalu anda katakan ihwanul
muslimin murtad, keluar dari Islam mana dalilnya?
Hadis “Barangsiapa membawa pedang
untuk menyerang kami, maka dia bukan dari golongan kami.” Layak sekali digunakan untuk menyerang
pemerintahan muslim yang menggunakan al Quran sebagai Uunya bukan hukum
penjajah. Sudah tentu orang yang menggulingkan pemerintahan Islam adalah
termasuk bughot . Namun untuk menggulingkan rezim Junta militer rezim yang didukung oleh Yahudi, Sekulur dan
Syi`ah, malah diperintahkan sebagaimana ayat;
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا
أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut,
sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah.Nisa` 76
Penggulingan rezim Junta militer –
rezim Thaghut adalah perintah Allah dan larangan setan. Setan – setan manusia yang suka menjalankan dosa akan melarang
penggulingan tsb dan orang – orang yang komitmen kepada kitabullah yang suka sekali untuk berjihad di
jalan Allah untuk menggulingkannya.
Ustadz Ahmad Karimah, tampaknya hapal Quran , mengenakan kopyah merah,
bersorban, mendukung rezim thaghut. Mengapa
anda lemparkan ajaran Al Quran untuk mengambil hukum penjajah. Anda tak
ubahnya dengan ayat ini:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepada mereka (kitab suci) Taurat, kemudian mereka tiada menunaikannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab besar lagi tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allâh tiada memberi petunjuk bagi kaum yang zhalim [al-Jumu`ah/62:5]
Syaikh ‘Abdur Rahmân as-Sa’di
rahimahullah mengatakan, “Setelah Allâh Azza wa Jalla menyebutkan anugerah
(besar) kepada umat ini; dengan diutusnya seorang Nabi yang ummi (buta huruf;
tidak mampu baca tulis), serta keistimewaan lain yang telah Allâh Subhanahu wa
Ta’ala khususkan bagi mereka, yang tidak dianugerahkan kepada siapapun selain
mereka sehingga umat ini mengungguli manusia yang terdahulu dan yang datang
kemudian, maupun Ahlu kitab (Yahudi dan Nasrani) yang mengklaim bahwa merekalah
para ulama rabbani dan para ahli ibadah yang sesungguhnya. Selanjutnya Allâh
Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah
Allâh Subhanahu wa Ta’ala embankan taurat kepada mereka dan diperintahkan untuk
mempelajari dan mengamalkannya, namun ternyata mereka tidak mengemban (amanat
itu dengan baik) dan tidak pula menjalankannya. Karenanya, mereka tidak
memiliki keutamaan sedikit pun, justru mereka bak keledai yang memikul
kitab-kitab ilmu di atas punggungnya. Apakah keledai itu dapat memanfaatkan
kitab-kitab yang berada di atas punggungnya??! Apakah mereka akan mendapatkan
kemuliaan dengan keadaan tersebut?! Ataukah nasibnya hanyalah sekedar memikul
saja?! Demikianlah perumpamaan para ulama Yahudi yang tidak mengamalkan Taurat,
dimana perintah teragung dan paling utama yang ada padanya adalah agar
mengikuti (petunjuk) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beriman
kepadanya. Oleh sebab itu, orang semacam mereka hanya akan menjumpai kerugian
dan hujat keburukan atas diri mereka sendiri?! Perumpamaan yang sangat sesuai
dengan kondisi mereka… “Tafsir as-Sa’id, hlm. 945
Tidak saja mengabaikan kandungan kitab suci, mereka juga mengotak-atik dan merubahnya sesuai dengan hawa nafsu. Imam Ibnu Katsîr t menyatakan “Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan celaan bagi kaum Yahudi yang telah diberi Taurat untuk diamalkan, namun mereka tidak menunaikannya. Perumpamaan mereka dalam hal itu tak ubahnya seperti keledai yang membawa kitab-kitab, keledai tidak mengetahui apa yang terdapat padanya sekalipun dia memikulnya. Demikian pula (kaum Yahudi) dalam membawa kitab suci yang dikaruniakan kepada mereka, mereka hanya menghafal teks-teksnya saja, tanpa memahami dan tidak pula mengamalkan substansinya. Justru mereka menyelewengkannya, menyimpangkan serta merubahnya. Dengan itu mereka menjadi lebih buruk daripada keledai. Karena keledai tidaklah berakal, sementara mereka memiliki akal namun tidak mempergunakannya....”. Tafsir Ibnu Katsîr 5/117
Asy-Syaukâni rahimahullah menyebutkan bahwa Maimûn bin Mihrân rahimahullah berkata “keledai tidak mengetahui apa yang ada di atas punggungnya, apakah kitab suci (dari Allâh) ataukah sampah ? Demikianlah kaum Yahudi.” Fathul Qadîr 5/316
Hidayah akan sulit datang kepada mereka karena sifat kezhaliman sangat melekat pada diri mereka. Karena itu, di akhir ayat, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan Allâh tiada memberikan hidayah bagi kaum yang zhalim”,
Tidak saja mengabaikan kandungan kitab suci, mereka juga mengotak-atik dan merubahnya sesuai dengan hawa nafsu. Imam Ibnu Katsîr t menyatakan “Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan celaan bagi kaum Yahudi yang telah diberi Taurat untuk diamalkan, namun mereka tidak menunaikannya. Perumpamaan mereka dalam hal itu tak ubahnya seperti keledai yang membawa kitab-kitab, keledai tidak mengetahui apa yang terdapat padanya sekalipun dia memikulnya. Demikian pula (kaum Yahudi) dalam membawa kitab suci yang dikaruniakan kepada mereka, mereka hanya menghafal teks-teksnya saja, tanpa memahami dan tidak pula mengamalkan substansinya. Justru mereka menyelewengkannya, menyimpangkan serta merubahnya. Dengan itu mereka menjadi lebih buruk daripada keledai. Karena keledai tidaklah berakal, sementara mereka memiliki akal namun tidak mempergunakannya....”. Tafsir Ibnu Katsîr 5/117
Asy-Syaukâni rahimahullah menyebutkan bahwa Maimûn bin Mihrân rahimahullah berkata “keledai tidak mengetahui apa yang ada di atas punggungnya, apakah kitab suci (dari Allâh) ataukah sampah ? Demikianlah kaum Yahudi.” Fathul Qadîr 5/316
Hidayah akan sulit datang kepada mereka karena sifat kezhaliman sangat melekat pada diri mereka. Karena itu, di akhir ayat, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan Allâh tiada memberikan hidayah bagi kaum yang zhalim”,
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait
Astaghirullah...itulah kalau seorang ulama yang tidak ingkar dengan thoghut begitu mudah mengeluarkan fatwa kepada orang yang berjuang untuk menegakkan syari'at Islam...
BalasHapus